acara final

75 12 0
                                    

Acara itu nampak sangat ramai walaupun isinya hanya anak-anak dari satu kelas saja. Bisa dibilang agak kacau juga. Biasa lah, anak remaja yang sedang menggebu-gebunya membuat suasana sangat ricuh. Lebih cocok dibilang acara pesta daripada acara ulang tahun karena sama sekali tidak terlihat seperti itu.

Kali ini Sania tidak sendiri. Olivia dan Soobin selalu menemaninya. Sepertinya Sefia sudah memberi tahu laki-laki itu untuk selalu menemani Sania karena dia tidak bisa datang.

“Ini sangat kacau. Kak Seokjin bisa ngamuk nanti...” kekeh Olivia melihat sekeliling.

“Dia gak akan marah. Dia ngizinin pasti dia tahu konsekuensinya...” jawab Soobin sambil mulai merangkul Olivia.

Cemburu? Sedikit. Tapi Sania teringat akan ucapan Sefia saat disekolah. Dia memang harus melupakan daripada bertahan sakit.
Terlihat beberapa pelayan sewaan yang lalu lalang membawakan minuman dan makanan untuk remaja-remaja 'gila' disana.

“Sania...Sefia kenapa tidak datang?” tanya Olivia membuat Soobin ikut menoleh menunggu jawaban. Dia tahu Sefia ada acara namun dia tidak tahu acara apa yang didatangi Sefia tanpa Sania. Bukankah mereka kembar? Kenapa mendatangi acara secara terpisah?.

“oh itu...itu acara kantor kak Jaehyun. Dia ajak Sefia buat nemenin kesana...”

Olivia mengangguk pelan.

“Sefia memang sangat cantik. Imut saat tersenyum tapi terlihat dewasa saat serius. Ah...aku jadi ingat wajahnya saat marah itu juga. Dia sangat menyeramkan. Kamu beruntung San, kembaranmu sayang banget sama kamu. Kenapa gak dari dulu aja dia tinggal disini? Kenapa kalian malah beda sekolah jauh pula...”

“oh itu. Papa mama kita cerai waktu kita masih kecil. Sefia ikut mama, aku ikut papa. Sampai papa nikah lagi waktu aku lulus SMP lalu aku punya mama dan tiga kakak tiri...” terang Sania. Dia juga Tidak mau nanti orang salah faham dengan hubungan yang jelas terlihat sangat dekat antara Jaehyun dengan Sefia.

“oh...kakakmu yang biasanya jemput kamu itu bukan? Wah, mereka ganteng-ganteng juga. Apa jangan-jangan Sefia sama kak Jaehyun mu itu ada hubungan lebih,ya?” tanya Olivia menyelidik.

“hhmmmm...mungkin. tapi itu gak masalah. Toh mereka gak sedarah gak satu kartu keluarga,kan?”

Olivia mengangguk sedangkan Soobin terdiam. Entah mengapa lagi-lagi nama Sefia Greyson seakan memenuhi otaknya saat ini. Sampai akhirnya seorang pelayan datang membawakan mereka 3 gelas minuman.

“Silahkan minumannya...”

Mereka tersenyum dan hendak mengambil minuman di nampan sampai akhirnya sesuatu membuat nampan itu terjatuh dari tangan si pelayan membuat suara pecahan hingga semua mata tertuju ke arah mereka,bahkan DJ juga menghentikan musiknya khawatir ada sesuatu yang terjadi.

“ada apa in-“

Suara Sania tercekat saat melihat Sefia datang dan dari samping menodongkan jarum suntik ke arah pelayan tersebut tepat di arah lehernya.

“Se-Sefia... Ada apa ?” tanya Soobin dan tiba-tiba pelayan itu menarik Soobin hingga pria tinggi itu terjatuh ke tanah dengan todongan pisau ke arah lehernya membuat semua orang berteriak.

“Soobin...!!”

Olivia dan Sania ingin mendekat namun ditahan oleh Jaehyun yang langsung menarik mereka supaya menjauh.

Pelayan itu mengangkat wajahnya sambil menunjukkan smirknya.

“kamu masih tetap terlihat menjijikkan walaupun dengan pakaian pelayan yang sebagus itu!” cerca Sefia tanpa takut sama sekali.

Oke. Gadis ini tidak terlihat seperti Sefia yang biasanya. Dia terlihat jauh...jauh...lebih menyeramkan sekarang dengan wajah menatap tajam.



Falsh back...


Sefia tersenyum melihat Jaehyun dan keluarganya bisa cepat dekat. Mereka bahkan menceritakan hal-hal memalukan mengenai Sefia membuat gadis itu sedikit kesal. Ia melihat wajah bahagia mamanya setiap berbincang dengan Jaehyun mengingatkannya pada suatu hal di masa lalu. Hal yang sama yang dilakukan mamanya pada orang yang berbeda.

Segelas minuman disodorkan padanya dan segera diterima olehnya. Mingyu berdiri disebelahnya menyaksikan hal yang sama dan disebelahnya lagi Lucas yang bergaya semi formal ikut nimbrung. Baiklah, dua tiang listrik berdiri disebelahnya cukup membuat gadis itu minder.

“kamu tidak iri?”

“sedikit...”

Lucas tertawa melihat pria tinggi lain disebelah Sefia.

“Tapi memang kalian lebih cocok daripada kamu denganku...”

Sefia menggeleng pelan lalu minum minuman yang diberikan Mingyu tadi.

“doakan aku supaya bisa menemukan gadis yang sama seperti adikmu...”

“Maka lakukan seribu kebaikan dulu baru kamu mendapatkan berlian sepertinya...” jawab Lucas membuat Mingyu memutar matanya malas.

Different (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang