keresahan

88 12 0
                                    

Tias mengetuk pintu kamar putra tertuanya itu.

“Masuk...”

Perlahan dia buka pintu kamarnya dan masuk lalu menutupnya kembali. Dilihatnya Jaehyun duduk di sofa kamarnya sambil sibuk mengetik sesuatu.

“sayang...kamu gak ikut makan malam tadi. Kamu gak lapar?”

Jaehyun menoleh dan menggeleng dengan senyuman tipisnya.

“aku sudah makan tadi sebelum pulang...”

“Dengan Sefia?”

Jaehyun menoleh dan mengangguk pelan. Dia cukup kaget mamanya bisa mengetahuinya. Apa itu hanya sekedar tebakan atau dia benar-benar tahu?

“Mama tahu darimana?”

“Sefia tadi menelfon katanya dia akan datang ke kantormu untuk menemuimu...”. kini Tias duduk disebelah putra sulungnya itu.

Diraihnya tangan Jaehyun dan diusapnya pelan. Tidak ada sepatah katapun yang keluar dari mamanya membuat Jaehyun ikut membisu. Tias menatap tangan putranya dan tersenyum teduh.

“dulu, tangan ini sangat kecil. Tangan yang masih bisa mama genggam. Tapi lihat sekarang. Tangan yang dulunya selalu minta diraih untuk digandeng, kini sudah jauh lebih besar dan kuat...”

Tias mengangkat wajahnya dan menatap putranya itu.

“putra mama sudah sangat dewasa. Sudah masanya jatuh cinta...”

Jaehyun terdiam mendengar ucapan mamanya. Teringat lagi dia akan kisahnya saat ini yang benar-benar sekalut benang tak terurai.

“Kamu mencintainya?”

Sontak saja mata Jaehyun membulat mendengar pertanyaan itu. Kepalanya terasa berat tapi tubuhnya terasa dingin.

“siapa maksud mama?”.

Tentu dia tidak mau sampai salah kaprah dan malah membuatnya terjebak sendiri. Seingatnya, dia tidak pernah menunjukkan apapun yang mencurigakan di depan orang lain. Tias tersenyum dan mengusap pelan pipi putranya itu. Teringat lagi dia akan mendiang suaminya,papa Jaehyun. Wajahnya persis seperti papanya. Tampan dan gagah dengan sorot mata tajam khas nya.

“kamu ingin main tebak-tebakan dengan mama mu? Oke...”

Tias mengangguk setuju sedangkan Jaehyun berusaha menahan tubuhnya supaya tidak sampai gemetar. Tentu saja dia takut. Bagaimana jika mamanya tahu dia mencintai adik tirinya sendiri? Mama pasti akan marah dan kecewa padanya.

“dia satu-satunya gadis yang bisa membuatmu melakukan segalanya. Apapun dengan mudah. Dia bisa membuat sifat dinginmu mencair hanya untuknya. Dia bisa membuatmu terikat pada dirinya seorang. Dia gadis yang awal kehadirannya kamu anggap penganggu, tapi sekarang dia malah jadi candumu. Sefia Greyson...”

Sontak saja Jaehyun tidak bisa mengontrol tubuhnya lagi dan langsung berlutut di bawah kaki Tias. Dia takut. Sangat ketakutan. Bahkan tanpa sadar dia mulai menangis terisak membuat Tias kaget bukan main.

“Jae—“

“maafkan aku ma. Aku tidak sengaja. Tolong maafkan aku...”

Tias terdiam,siap untuk mendengarkan pengakuan yang akan dikeluarkan oleh putranya itu.

“Aku tau aku salah. Aku memang tidak tahu aturan. Aku sama sekali tidak ada benarnya melakukan ini. Tapi ma, aku tidak bisa merubahnya. Mama boleh memukulku, mencaciku, ataupun memarahiku sepuas hati mama. Tapi jangan membenciku atau mendiamiku setelah ini. Iya...aku jatuh cinta pada Sefia. Aku sangat jatuh cinta sedalam-dalamnya padanya. Aku tidak bisa jauh darinya ma. Aku tersiksa. Aku sudah mencoba menepis perasaanku, tapi itu semua percuma. Semua itu malah memeprdalam perasaanku padanya. Aku mencintainya ma...aku mencintainya...”.

Isak tangis Jaehyun seakan mengoyak hati Tias. Setelah bertahun-tahun lamanya, putranya kembali menangis dan kali ini untuk seorang gadis.

Tias mengangkat dagu putranya supaya Jaehyun mau menatapnya.

“Lihat mama sayang...”

Perlahan Jaehyun menatap mamanya. Dengan wajah berantakan dan pucat. Sebegitu ketakutannya dia.

“kamu sungguh-sungguh mencintainya?”

Jaehyun mengangguk pelan.

“Kamu mau berjanji tidak akan menyakitinya?”

Jaehyun kembali mengangguk.

“mama percaya padamu. Sekarang, dengarkan mama. Serahkan ini semua pada mama...”

“Ma...maksud mama? Mama Tidak marah padaku?”

Tias tersenyum dan menggeleng pelan.

“mama yakin dia orang yang tepat untukmu. Tapi,kamu harus pastikan dulu. Apa dia juga mencintaimu atau tidak. Jangan memaksakan. Kalau dia juga mencintaimu, katakan pada mama. Mama akan mengurus sisanya...”

Jaehyun menatap sendu sekaligus bahagia. Segera saja dia memeluk mamanya dengan erat.

“Terimakasih ma... terimakasih banyak...”

Tias tertawa pelan dan menepuk pelan punggung putranya itu.

“Sama-sama sayang. Apapun asal kamu bahagia...”
.
.
.
.
.
.

Different (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang