Semua orang sudah ada di meja makan kecuali satu orang yaitu Jaehyun. Tias melirik ke tangga memastikan tanda-tanda anaknya itu akan turun atau tidak.
“Kemana anak itu? Apa dia gak sarapan?” Keluhnya.
“Pagi semua...!!”
Sontak saja kedatangan Sefia mengalihkan pandangan semua orang. Gadis itu langsung berangkat dari rumah nenek kakeknya saat setelah di telfon papanya Pagi-pagi buta mengenai rencana mengajak Sania jalan-jalan. Dengan semangat, Sefia mendekat dan menarik pelan pipi Sania yang sudah memasang wajah tak kalah semangatnya.
“Ready to go?!”
“Ready!!” jawab Sania penuh semangat. Sefia tersenyum dan mencium pipi mama Tias dan papa Bram.
“Pagi ma, pa...”
“pagi sayang...”
Tak lupa dia juga mencium pipi Eunwoo, Mingyu dan...
“Mana kak Jaehyun?” tanya Sefia setelah menyadari targetnya kurang satu ekor. Ya, target. Target dari tugas mama Tias untuknya yang sudah mereka bicarakan lewat telfon.
“Gak tau. Dia belum turun juga dari tadi...” keluh Tias yang kembali menengok ke arah tangga.
“Biar aku panggilin. Kamarnya dia yang mana?”
“Yang pintu pertama di kiri, sayang...” Jawab mama Tias tersenyum.
“oke...kalian makan aja duluan. Kalau dia belum bangun biar aku bangunin dengan caraku!”
Sontak saja jawaban ambigu Sefia membuat Eunwoo dan Mingyu membulatkan matanya. Cara apa yang anak itu akan gunakan? Dia saja sudah berani mencium mereka tanpa dosa. Bagaimana cara dia membangunkan Jaehyun nantinya?
Sefia berlari pelan menaiki tangga dan segera menuju pintu kamar Jaehyun.“Tok...tok...tok...kak Jaehyun! Udah bangun belum? Aku masuk ya!” ucapnya dimana ketukan itu pun hanya pelapalan mulutnya saja.
Tidak ada jawaban yang diterimanya membuatnya sedikit mengerutkan alis. Diraihnya gagang pintu dan menekannya pelan.
Tidak dikunci!.
Dia pun membuka pintu itu dan hanya melihat sekeliling yang gelap. Didekatinya ranjang utama di kamar itu dan yang terlihat hanya gulungan selimut agak tinggi. Apa dia belum bangun?
Sefia mendekatkan diri dan menarik pelan selimut. Terlihat Jaehyun yang sedikit menggigil dengan wajah dan bibir pucatnya.
“Kak Jaehyun? Kakak sakit?!”
Jaehyun berusaha membuka matanya dan menoleh. Dilihatnya Sefia Dengan wajah khawatir, mungkin. Tubuhnya terasa ngilu dari ujung kaki ke ujung kepala. Belum lagi pusing dan lemas yang dia rasakan. Ingin rasanya dia berbicara namun mulutnya terasa kaku.
Sefia segera menyentuh keningnya dan sudah bisa dipastikan pria itu sedang demam tinggi.
“Tunggu sebentar!”
Sefia segera menelfon seseorang sambil mengusap pelan pipi Jaehyun membuat Jaehyun merasa sedikit nyaman karena sentuhannya.
“Halo om? Bisa Dateng ke rumah papa,gak? Ada yang demam tinggi sampai gemetar. Kayaknya efek kecapek an juga...” Ucapnya sambil melirik Jaehyun yang melihat ke arahnya dengan mata sipit.
“Kak Jaehyun rasanya ngilu gak?”
Jaehyun mengangguk pelan.“lemes? Pusing?”
Jaehyun mengangguk lagi.“iya om. Iya, masih disini. Cepetan ya om. Lengkap pokoknya! Makasih om!” tutup Sefia dan meletakkan hpnya di side table kamar Jaehyun.
“Tunggu sebentar kak...” diusapnya pelan pipi Jaehyun sambil tersenyum lalu dia bangkit melepas tas dan jaketnya lalu merapikan selimut Jaehyun.
“Aku siapin kompres dulu. Kakak tunggu ya...”
Jaehyun mengangguk pelan dan dibalas ciuman pada keningnya lalu Sefia segera keluar dari kamar kembali ke dapur.
“ma...pa...kak Jaehyun demam tinggi!” ucapnya sambil segera menyiapkan air dingin untuk kompres Jaehyun. Sontak saja semua kaget mendengar ucapan Sefia.
“Jaehyun demam?!”
Sontak saja Tias langsung panik.
“aku udah telfon om Suho suruh kesini. Bik Lim, aku minta tolong bikinin sup krim ayam jagung sama teh madu ya bik. Nanti bawa aja ke atas!”
“Iya non...”
“Mama habiskan saja dulu sarapannya, nanti baru susul ke atas...” ucap Sefia dengan senyum supaya mamanya tidak terlalu khawatir dan dia segera berlari pelan kembali ke kamar Jaehyun.
“Pa...” Tias merasa khawatir namun juga terharu melihat bagaimana perhatiannya Sefia pada kakaknya itu.
“Aku jadi inget waktu dulu papa demam tinggi juga pas liburan...”
Semua menoleh pada Sania.
“Sefia sampai begadang buat jagain papa saking khawatirnya...”.
Sania mengingat kembali kejadian saat dia dan papanya masih hanya tinggal berdua. Andai saja Sefia saat itu tidak ada rencana dadakan untuk liburan bersama mereka, mungkin Sania sudah menangis khawatir semalaman. Sefia menjaga dengan baik papanya ditambah lagi harus menenangkan Sania yang khawatir.
“Dia sudah dewasa. Jauh lebih dewasa dari usia dia seharusnya...” ucap Bram sambil menatap ke arah ujung lantai 2 tempat Sefia terakhir terlihat.
“Dia akan menjaga Jaehyun dengan baik. Percaya padaku. Mama tenang saja. Percayakan pada Sefia...”
Tias mengangguk tersenyum. Lagi-lagi Sefia berhasil membuatnya kagum dan membuat ekspektasinya mengenai calon menantunya nanti lebih tinggi lagi.
“Mama bangga sama kamu, sayang...”
Sementara Eunwoo dan Mingyu juga tak kalah kagumnya dengan adik tirinya itu. Mingyu malah sudah merasa sedikit percikan cemburu karena perhatian yang di dapat Jaehyun.
“Hah...kenapa jadi panas gini sih?”
.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
Different (✓)
De TodoSefia. gadis dengan sejuta pesona dan keunikan itu ternyata juga menyimpan rahasia besar yang sangat sulit ditebak oleh orang lain. apa rahasia itu? dan bagaimana dia bisa membuat semua hal berubah dengan mudah? (Lengkap)