kebaikan

120 17 0
                                    

Siang ini ketiga pria tampan itu berada di cafe untuk sekedar minum kopi mengisi jam istirahat kerja mereka. Cafe yang tidak begitu ramai  namun cukup sering beberapa orang berpakaian ojek online datang mengantri.

Hingga kedamaian mereka terganggu saat seorang supir ojek online itu berbicara cukup keras membuat yang lain juga kaget. Pria itu membuka helmnya dengan wajah sedih yang sangat ketara. Di tangannya sudah ada sepelastik cukup besar berisi pesanan kiranya.

“Ada apa pak?” tanya seorang lagi yang berpakaian sama ojek online tapi beda warna.

“Pesanannya dicancel pak. Padahal ini banyak banget...” ucap pria itu sedih.

Tentu rugi yang didapatnya mengingat belum dapat balik modal dari sebegitu banyak belanjaan yang sudah terbeli. Banyak dari ojek yang lain merasa kasihan pada bapak itu namun juga sepertinya sulit membantu karena menu disitu memang cukup mahal-mahal juga.

Mingyu menunjukkan smirknya dan menggeleng pelan.

“Ada saja orang-orang yang suka menyusahkan orang lain seperti itu...”

Jaehyun yang diam-diam memperhatikan, hendak bangkit dan sekedar menolong bapak tadi namun langkahnya terhenti saat melihat seorang pengunjung yang tengah duduk lebih dekat juga bangkit lebih dulu menghampirinya. Jaehyun memicingkan matanya merasa tidak asing dengan jaket yang digunakan orang tersebut. Dia tidak dapat melihat wajahnya karena pelanggan tersebut membelakangi mereka.

“Pak, biar saya beli aja belanjaan itu, gimana pak?”

Sontak saja ketiga pria itu kaget sama halnya dengan banyak orang disana. Wajah sedih bapak tadi berubah cerah seketika dengan mata berkaca-kaca.

“Serius nak? Kamu mau beli ini?”

Orang itu mengangguk lalu mengeluarkan uang dari dompetnya dan memberikan pada bapak tersebut untuk ditukarkan dengan kantong belanjaannya. Pria itu terlihat menghitung uangnya dan kaget lalu berbalik menoleh ke arah pembelinya yang sudah mendekati pintu keluar.

“Nak, uangnya lebih 150 ribu...!!” panggil bapak tadi membuat pelanggan itu menoleh dan tersenyum.

Kali ini Jaehyun, Eunwoo dan Mingyu makin kaget dibuatnya setelah melihat yang berdiri di ambang pintu itu adalah Sefia.

“Bawa aja lebihnya pak, rejeki bapak...” jawab Sefia sekali lagi tanpa mengurangi senyum diwajahnya lalu keluar dari cafe tersebut.

“Ya Tuhan...Terimakasih nak! Tuhan benar-benar masih punya malaikat yang diturunkan ke bumi ini...” puji bapak tersebut penuh syukur.

Hal itu juga ditambah pujian dari pelanggan lain untuk gadis tersebut. Bukan hanya memuji kebaikannya, namun juga keramahan dan kecantikannya.

“siapa gadis itu?”

“Bukan hanya cantik wajah, tapi juga cantik hatinya...”

“Dia benar-benar baik sekali...”

“andai aku bisa bertemu dengannya lagi, aku ingin berkenalan dengannya...”

“keluarganya pasti sangat hebat bisa membesarkan anak sepertinya...”

Diam-diam pujian juga diungkapkan Eunwoo pada Sefia namun di dalam hati. Makin kagum saja dia dengan anak itu setelah pertama berhasil membuat mamanya bahagia.

“Siapa dari mereka yang akan menyangka, anak itu besar di keluarga yang broken home karena perceraian dan dibesarkan oleh ibunya saja...” ucap Mingyu lagi tidak melupakan smirk andalannya.

Ucapan Mingyu tidak mendapatkan jawaban apapun dari kedua saudaranya yang terlihat sibuk menyeruput kopi mereka.

Lagipula, siapa dari mereka yang pernah benar-benar serius bergosip ria? Sepertinya hanya Mingyu. Hanya saja Mingyu terlalu sering berkumpul dengan kakak-kakaknya yang tidak banyak bicara dan berwajah dingin itu sebabnya dia mengikutinya.

Ya, hanya ikut-ikutan. Tapi jika tanpanya, meja itu hanya akan berisi 3 orang yang saling diam menatap sambil menyeruput kopi. Lebih aneh lagi kelihatannya.



“Baru juga tiba di kota ini sudah banyak saja penggemarnya...”




.
.
.
.

Different (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang