Waktu masih sekolah, ibu guru memperkenalkan ku dengan puisi "aku" karya Khairil Anwar. Seorang penulis ulang dari masa lalu. Entah mengapa saat itu aku benar benar tidak paham apa itu puisi, hanya saja, seperti ada hal yang membuat aku terpanggil.
𝕾𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝕾
Tuan Khairil
Tuan Khairil yang terhormat
Amat sangat anda telah mati
Namun dunia tidak henti-hentinya membicarakan mu yang keramat
Sehingga mati seakan semu, seolah abadi.
Puisi puisi tuan menginspirasi bagi Anak muda yang hanya bermain ponsel .
Anak itu aku, muda dalam tua. Mati dalam hidup, terang dalam sempit.Ini bukan pesimis tuan!
Ini Rima,
Rima yang berantakan tak seperti puisi berjudul "aku"
Yang menerjang, menerkam
Membebaskan diri dari keterkungkugan
Indah bersemu dalam Rima yang pelan
Tuan.
Khairil Anwar .Mojokerto, 23 Oktober 22
𝕾𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝕾
Aku sendiri pernah membacakan puisi "aku " di depan segelintir orang. Sepertinya, saat itu, aku membaca dengan berani. Atau mungkin, hanya momen itu saja, aku menjadi seorang pemberani.
Aku bersyukur sekali kepada ibu guru yang naas, aku lupa nama beliau. maaf kan aku, aku sering lupa mengingat nama orang. Tapi nama Khairil melekat di benak orang-orang. Itulah puisi, itulah Khairil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Itu Kamu [END]
Poetrykumpulan cerita dan puisi atau narasi dari semesta yang ada didalam kepala shophilosopher, semesta ini terbentuk semenjak ia mulai memahami warna, bentu, Suara, rasa, dan aroma. 🦋🦋🦋🦋 ,-shophilosopher