©kotak proyeksi©

16 6 5
                                    

"hei Rei, apa yang sedang kau perbuat!" Tanya seorang lelaki sembari menepuk pundak ku. Ia nampak antusias dengan apa ingin aku lakukan.

"Bukan hal besar, aku hanya mencoba kota proyeksi ini" sembari ku tunjukkan sebuah kotak berwarna hitam merah padat, yang nampaknya sangat solid.

"Ini versi terbaru ya, kau dapat dari mana. Ini kan langkah!?"

" Ya memang langkah sih, tapi aku sudah ikut pre order dari 6 bulan lalu"

" Hei Rei, kau ikut bertaruh ya?, Padahal mereka melakukan pre order yang mana jika proyek kotak ini tidak berhasil maka uang nya tidak bisa di kembalikan " dia menggeleng kan kepala karena tindakan nekat ku.

"Iya sih, aku awalnya khawatir, tapi jika tidak berani bertaruh, mana bisa aku dapat kota sebagus ini dengan uang jajan ku yang aku tabung dari mama, lagi pula sekarang sudah tahun 2327 tidak mungkin tidak berhasil proyek seperti ini"

" Kenapa kau tidak mengajak ku." Degusnya kesal

"Maaf Maaf aku melupakan mu hehehe"

"Ih padahalkan aku kan sudah bersumpah untuk mematuhi semua perintah mu, tapi kau malah melupakan ku, tau ah kesal" dia semakin menjadi

"Yeee, siapa suruh bersumpah seperti itu, aku sih enjoy aja, enak kan ada yang bisa aku suruh suruh semau jidat ku hahah" congkak ku padanya menggoda.

"Tau ah kesal" dia lalu pergi meninggalkan ku. Aku mengabaikan nya, aku lebih tertarik dengan benda yang sedang aku utak Atik ini. tak berselang lama dia kembali

"Eh kenapa, ga jadi kesal" tanya ku padanya, sambil menahan tawa karena menggodanya.

"Aku kesal tapi aku penasaran dengan kotak proyeksi versi terbaru itu, cepat ah , cepatt tunjukkan !"

"Hei hei menyuruh nyuruh, emangnya siapa kau ha!" Mataku melotot kepada nya, sembari tetap menggoda. Sambil ku tahan tawaku, karena melihat dia salah tingkah

"I i iya maaf, tapi ayolah tunjukkan, aku benar benar penasaran" rengeknya.

"Ehem" dehem ku padanya, nampak dia mengambil nafas panjang. Lalu dia saling menempel kan kedua telapak tangan seperti akan berdoa, dan berkata,

"Rei, tolong tunjukkanlah kepada ku!" Sabil dia tunjukkan senyum paling manisnya. Aku hanya mengangguk, sambil menahan tawa, tapi tawa kecil ku malah keluar, dia tetap tersenyum semacam itu. Sungguh melihat dia tidak berdaya adalah hiburan kecil untuk ku.

Aku menekan kotak proyeksi itu, keluarlah semburat cahaya, membentuk hologram keyboard perangkat komputer dari cahaya itu. Terdapat kalimat "welcome to the box" yang melayang layang di atas kami. Kami tertegun. Warna hologram nya sangat cantik. Tidak seperti kotak proyeksi versi sebelumnya yang warnanya terkesan pudar.

"Emangnya kau mau mengetahui apa?" Tanyanya kepada ku

" Entahlah, bagaimana kalau badak bercula 1?"

"Coba!" Katanya. Aku menekankan nekan keyboard hologram itu lalu banyak animasi di depan kami melayang layang. Saat kata kunci itu aku masukan, semburat itu melebar, memproyeksikan seekor badak yang sering kami lihat di buku pelajaran. Keterangan di hologram melayang itu, proyeksi yang ditampilkan adalah ukuran asli dari badak bercula satu di masa lalu. Bahkan ada keterangan kenapa makhluk itu hilang dari muka bumi.

"Aku masih sangsi, jika ukurannya segini. Tapi memang sih, patung kerangka yang ada di musim, memang berukuran kurang lebih seperti ini, entahlah," ocehannya karena mungkin terpesona.

"Hmm iya mungkin saja, eh belikan aku makan dong sekalian minumnya!" Perintah ku padanya tiba-tiba, ya sekarang sudah waktunya makan siang sih, jadi wajar jika aku sudah merasa lapar.

"Makanan ringan atau berat, minumnya rasa?"

"Makan berat dong, gimana sih, eh iya minuman jeruk saja" kataku, dia lalu pergi, aku masih duduk sambil mengutak-atik keterangan melayang dari kotak proyeksi itu

Lelaki itu datang membawa kantong yang  isinya adalah pesanan ku, aku membukanya, ada sebuah pil dan satu botol kecil air yang nampak jernih. Ekspresi ku berubah, aku menatapnya tajam, agak sedikit kesal

"Kau tidak membeli makanan untuk dirimu?"

" Tidak, kau kan tidak menyuruhku untuk itu, jadi aku tidak melakukannya" jawabannya

"Astaga, aku kan sudah bilang, jika kau lapar, kau beli saja makanan, jika kau sakit, siapa yang bisa ku suruh suruh lagi, ihh"

"Enggak kok, lagi pula aku tidak lapar," sanggahnya dengan Entang

"Astaga, anak ini, lalu ini apa?" Aku tunjukkan pil yang tanpa pembungkus apa pun.

"Itu pil nasi goreng, kesukaan mu"

"Good, ya udah sekarang ku suruh kau membeli hal yang sama persis, dan makanlah, cepat!!" Suruh ku padanya.

"Iya , iya , bawel," sambil meninggalkan ku.

Aku tak menuggu nya untuk makan bareng, ku habiskan pil nasi goreng itu dan meminum minumannya, rasanya mengenyangkan sekali. Rasa nasi goreng benar benar pekat di mulut ku, dan dinetralisir dengan rasa dari air jernih rasa jeruk. Hmm nikmat.

Karena rasa yang masih menempel di mulut, pada akhirnya aku mengerti di keyboard hologram itu, kata kunci "nasi goreng".

Ternyata di masa lalu orang membuat nasi goreng itu sangat rumit, mula-mula harus menanam padi, lalu setelah panen barulah dari padi dijadikan beras, lalu beras di jadikan nasi, setelah nasi matang, baru di tumis dengan bumbu bumbu yang rumit, setiap bumbu memiliki proses nya sendiri, seperti bawang, telur, cuka, minyak dan masih banyak lagi. Tidak habis pikir, bagaimana manusia di masa lalu bisa betah dengan hal yang rumit seperti itu.

Di zama ini semua serba praktis, teknologi membantu manusia dalam kehidupan sehari-hari, makanan manusia juga sangat simpel, hanya pil, dan sehat dan sangat efisien. Waktu waktu digunakan manusia untuk mencapai teknologi baru, meski harus menelan banyak fauna yang punah karena hal tersebut. Tapi manusia tidak kekurangan akal, untuk tetap dapat mengenal fauna di masa lalu yang telah punah, mereka membuat teknologi hologram, aku beruntung, bisa melihat badak bercula satu dengan proyeksi yang sepertinya sangat mirip dengan aslinya di masa lalu.

"Hei hei, kenapa kau mengganti konten nya, aku kan belum melihat badak nya secara menyeluruh" kata dia sambil membawa kantong yang akan dia nikmati. Aku tak menanggapinya, ku ganti proyeksi hologram dari nasi goreng ke badak lagi, dia terlihat tertegun, aku menyukai mukanya yang manis, dia nampak serius.

*******
Terinspirasi dari novel Jostein Gaarder yang aku lupa judul bukunya, jika tau, tolong komen ya , happy birthday awokwokwok

Semesta Itu Kamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang