©untuk syekh©

11 6 0
                                    

Al Fatihah untuk syeh aku panjatkan.

Pukul 3 malam, orang-orang barat menyebutnya jam 3 pagi, tapi yang ku ingat ini sepertiga malam. Aku termenung dalam ruangan yang sepi. Sebilah lampu menyinari ku.

Benda benda disekitar ku nampak diam, hanya jam dinding yang berdetak, seakan sama dengan irama jantung ku. Dag dug dag dug

Termenung sendiri di dalam kamar, memang hal yang sering dilakukan manusia. Manusia yang penuh dengan kepentingan dan kebutuhan.

Tapi tentang cinta, kira-kira manusia memaknainya seperti apa ya?

Alfatihah untuk syeh aku panjatkan

Aku termenung, lalu hatiku terketuk, ingin sekali rasanya menulis sebuah syair, pada cinta, dan naluriku, merindukan kajian kajian Rumi. sang syeh yang amat aku kagumi dari apa yang pernah ku dengar dari pengajian-pengajian.

Mengejutkan, menjelang wafat, beliau menjadi jengkel karena para muridnya bersedih, ini tidak benar " dia akan segera bertemu kekasihnya, mengapa mereka malah bersedih". Pada akhirnya kematiannya dihiasi dengan tarian kegembiraan,

Apakah sedasyat itu cinta, cinta pada apa pun, dan puncaknya cinta kepada Allah

Syair yang dalam akan cinta, diutarakan oleh orang yang diselimuti cinta Rumi pula.

𝕾𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝕾

Ya syeh, betapa malam begitu sunyi
Berkali kali sunyi, seperti berputar tiada henti
Syair yang keluar dari syekh adalah hal yang mungkin tidak bisa seorang pribadi menjelaskan
Butuh kiranya sebuah ungkapan pula, yang tidak bisa aku cerna
Aku diselimuti debu, kotoran dan dosa
Aku ingin mengakses cinta
Bantu aku syeh
Al Fatihah, kupanjat ku kirimkan, setidaknya ada sedikit kesempatan.
Jika aku terus berpaling

ku tidak akan pernah menemui cinta
Bahkan cinta dalam artian yang paling sederhana, aku akan susah memahaminya
Jika aku teruskan saja bergelimang dosa

𝕾𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝕾

Malam tetap sunyi, aku tidak beranjak dari termenung, memikirkan diri sendiri dengan seksama, namun keruh rasanya, nampaknya dosa sudah menumpuk dan aku terus terpuruk.

Al Fatihah untuk syekh Jalaluddin Rumi yang tercinta, mungkin sekarang aku berpura-pura cinta, semoga Allah, melimpahkan cinta nya kepada ku yang penuh kepura-puraan. Amin

Semesta Itu Kamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang