©uang©

15 6 2
                                    

Sebuah tonjolkan melesat, cuma meleset, trget menghindar. Satu pukulan balasan, mengarah wajahnya, beruntung, tahan kirinya menjadi tameng. Terlihat ada celah, dia berputar, melakukan pukulan kaki dengan tumitnya, kepala lawannya kosong, bugh, tubuh pria itu tersungkur, kerumunan orang mulai berdatangan, pria yang tumbang di kepung kerumunan itu.

"Ayo kita hajar saja, copet sialan ini" salah seorang berteriak-teriak

"Iya benar sekali, hajar saja dia, biar tak ada orang yang berani nyopet lagi di daerah sini"

Pria yang habis bertarung itu, diabaikan kerumunan itu, sial, dasar kerumunan, bisa bisanya mereka seganas itu, padahal saat pencopetan terjadi, mereka hanya diam saja. Setelah terkapar dan tak berdaya, mereka meraung kesetanan.

Pria itu mengambil tas yang baru dia Selamatkan sendiri, degan tangannya sendiri, menjauh dari kerumunan marah tadi. Dia dengar beberapa pukulan seolah, mendarat pada manusia yang sudah tidak berdaya itu,

"Stop stop , jangan main hakim sendiri!!" Titah salah seorang disana

" Maka dari itu, kita main hakim ramai-ramai" yang lain menimpali.

Bodoh, batin pria itu. Dia kini berjalan dengan tasnya yang berisikan uang tunai 10 juta, uang sebanyak ini dia dapat dari tiktoker yang suka bagi bagi dengan syarat, dia mau berdandan sebagai pengemis kelaparan yang meminta minta di jalan tanpa sensor sama sekali saat sedang mengemis. Dia terima tawaran itu karena uang yang dijanjikan.  Uangnya sudah cair, dia berencana memberikan uang ini kepada ibunya separuh, yanng separuhnya, entah dia buat apa nanti. Dia kebingungan karena baru pertama kali mendapatkan uang segitu banyak jumlahnya.

"Heiii.., aku berlarian mencari mu" kala teman pria itu menghampiri sambil terengah-engah.

"Uangnya aman, santai saja" jawab pria itu singkat

"Kau menghajarnya?"

"Iya begitulah, mungkin dia memiliki ilmu beladiri yang mumpuni, makanya dia berani mencopet di kala ramai seperti ini"

"Ban hitam seperti mu, memang tak ada. Takutnya ya"

Mereka kembali berjalan, karena cuacanya terik, mereka membeli dua buah soda , sejenak berhenti di kursi taman yang ada atap pelindungnya.

"Menurut mu, dengan uang segini, kita bisa beli minuman ini berapa banyak?" Tanya temannya yang memulai obrolan

"Entahlah, kalau aku yang beli, mungkin aku bisa membeli satu kontainer penuh, kalau kau, tidak mungkin melakukannya, ini kan bukan uang mu"

"Iya iya aku tau, aku juga tidak berminat dengan uang itu, uang kebohongan publik "

"Kau sih terlalu berpikir panjang, jika tidak, kau pasti mendapatkan separonya, atau mungkin utuh, masyarakat kita itu sudah cerdas, mana mungkin mereka percaya konten yang di buat tiktoker itu adalah realita, mereka tau, kalau hal semacam itu sudah di set dan hanya konten belaka , tidak lebih" jawab panjang lebar pria itu, lalu meneguk soda dalam genggamannya.

Temanya itu melirik tas yang dibawa pria itu, dia berfikir, sebenarnya "uang" itu apa sih?, Kenapa dengan benda seperti itu, orang rela mencuri, mencopet, menipu, bahkan korupsi.

Dia berangan-angan, sebelum uang ada di dunia ini, manusia membeli barang dengan apa?, Lalu kenapa orang bisa percayakan nilai sebuah barang dengan tumpukan kertas yang di warnai, dan di beri print angka didalamnya.

"Hei, ngomong soal uang, sebelum uang, orang-orang membeli barang dengan apa ya?" Tanyanya polos

"Sebelum uang, orang-orang, saling tukar menukar, tapi karena orang tidak mau terus-terusan rugi, orang-orang buat uang untuk patokan, begitu lah kira-kira "

"Hei, kau bodoh ya, kenapa orang merugi dengan saling tukar menukar, ish kau ni'

"Begini ya tuan pintar, akan aku jelaskan, supaya kepintaran mu terupgrade, contoh, nih aku ini memiliki bajumu, sedangkan kau ingin meminum soda milik ku, kita bertukar antara baju dan Soda, soda kau teguk lalu habis begitu saja, sedang baju ini aku bisa gunakan berkali-kali ,sampai dia rusak entah kapan rusaknya itu. Kau rugi banyak kan???"

"Ah iya, benar juga, aku juga tidak mau menukarkan baju berndit ku ini dengan soda kan"

"Ya jika ada banyak soda di dunia ini, jika hanya Soda ku saja yang tersisa, karena kau ingin menikmati soda, mau tidak mau, harus menukarkan baju berndit mu kepada ku, meski kau rugi besar"

"Hmm, menarik, makanya ya orang-orang buat uang untuk menghindari kerugian. Tapi aneh gasih, dengan lembaran kertas yang di print warna, orang orang percaya bisa membeli apa pun, sesuai angka yang di print bersama uang itu"

"Aneh memang, di dunia ini banyak hal aneh yang tidak disadari banyak orang karena terlalu terbiasa, apa lagi yang mulia tuan pintar di samping ku ini, hahah" , temanya itu memukul pelan lengan pria itu, karena kesal di ejek

"Kau selalu mengejek ku ya, dasar!!" Jawab temannya itu.

"Tidak aneh jika kau tau seluk-beluknya, singkatnya, dulu setelah tukar-menukar sudah ketahuan tidak efektif, mereka membuat alat tukar, salah satunya emas, logam yang di akuin mayoritas orang sebagai logam yang sangat baik., Kau juga pernah dengar Dinar dan dirham toh," temanya tadi mangut mangut, seolah paham, dia memandang jauh, membayangkan orang orang bertransaksi dengan logam logam itu.

"Apa orang-orang tidak kerepotan ya, secara, emas kan logam"

"Nah itu dia, ternyata tuan pintar, otaknya sudah upgrade ya, haha. Nah, dari situ beberapa orang punya jasa titip emas, lalu emas yang dititipkan mendapatkan sertifikat penitipan. Lama lama orang orang bertransaksi dengan sertifikat itu, tanpa harus ke penitipan mengambil emas lalu membeli dengan emas. Lama lama dengan perjalanan waktu yang lama, sertifikat itu berubah menjadi uang yang sekarang kita gunakan untuk membeli sesuatu"

"Oalah iya iya, berarti, uang ku ini punya simpanan emas ya di bank?" Temanya itu menunjukan lembar uang dua ribu yang lecek karena sering di remas.

"Tidak ada!!, Karena evolusi transaksi manusia yang rumit dan campur tangan negara, membuat kertas kertas itu berharga, lagi pula semua orang percaya bahwa uang itu ada nilainya, bahkan dengan kertas itu bisa membeli barang bahkan jasa orang lain"

"Ya mungkin juga, karena kepercayaan itu, orang orang jadi jahat karena uang, coba saja uang tidak berharga, mungkin orang akan enggan mencuri, apa lagi korupsi, ishh aku geram sekali dengan koruptor " ungkap temannya itu Sabil terpejam geram.

"Ya jika kau tau ,di Zimbabwe, orang orang membutuhkan banyak tumpukan uang, untuk membeli sebutir telur "

"Oh iya benar, kasihan sekali mereka mengalami inflasi yang begitu dahsyat, kenapa bisa sampai segitunya ya, apa mereka sudah tidak percaya uang, padahal di belahan dunia lain, aman aman saja dengan uang mereka, entahlah bingung"

"Uang itu terlalu fana, jika saja semua orang negara ini, serentak tidak percaya uang, orang orang kaya di sana pasti menangis darah karena tiba-tiba miskin, uang mereka tidak laku" pria itu bergumam, melempar kaleng Soda ke tempat sampah yang jaraknya jauh, tang, suara kaleng itu masuk ke dalam tempat sampah plastik.

"Hai tuan bucin, aku punya kata kata untuk mu haha"

"Maksudmu???"

"Dengarkan!, Apa yang lebih fana dari uang,?

"Apa coba?"

"Mengharapkan cintamu di balas olehnya, awokwokwok"

Semesta Itu Kamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang