Hari ini, Selamat ya, atas pencapaian mu. Beribu ribu trimaakasih ku panjatkan kehadirat Tuhan atas mu sebagai tangan kanan tuhan.
Ingat waktu dulu, kau ditakdirkan memberikan bantuan sukarela saat pertama aku mendarat di Jogja sendiri an. Aku tidak menyangka akan bertemu kau lalu bantuan bertubi tubi datang dari mu.
Aku seakan berhutang banyak, dan tidak sanggup menyaur. Aku cenderung menjadi lelaki pelupa, tapi jika itu sebuah hal yang berkesan, kenang itu tidak akan mudah luntur.
Ingat ketika selesai semua urusan, aku bertemu dengan mu. Lalu kau mengajakku makan siang di angkringan kecil yang buka pada siang hari. Angkringan itu kecil, ada radio yang menyala, menyiarkan siaran dengan bahan Jawa khas Jogja.
Setelah itu, banyak lagi bantuan mu, sebab dirimu, aku dapat memiliki akses sebuah tempat tinggal. Waktu itu aku benar-benar lugu, memegang stang sepeda motor saja aku ragu.
Lalu, terus membersamai ku, terus menerus, memberikan banyak hal yang tidak aku tahu. Mengajak ke banyak tempat yang mungkin aku tidak bisa memiliki akses jika tidak bersama mu. Itu fakta, dan aku benar-benar terharu ketika dirimu menyebut diri ku sebagai sahabat mu. Seakan aku sangat dekat dengan mu, aku senang sekali. Aku tidak menyangka, orang tidak tau diri seperti ku, dianggap sahabat.
Tapi apa? Aku tidak pernah membalasnya, tidak pernah berbudi baik kembali kepadamu. Sungguh kurang ajar bukan. Padahal aku seakan berhutang tapi tak sanggup membayar, credits macet bukan
Selamat
Kini ku selamatin mu lewat puisi
Terimakasih ku atas kebaikan tanpa pamrih
Memang tabiatmu, suka memberi
Melakukan untuk orang lain yang mungkin membutuhi
Sedangkan aku tidak menolong siapapun
Termasuk yang menolong ku
Jahat sekali bukan!?
Tapi selamat , atas pencapaian mu
Aku merindukanmu
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta Itu Kamu [END]
Poesiekumpulan cerita dan puisi atau narasi dari semesta yang ada didalam kepala shophilosopher, semesta ini terbentuk semenjak ia mulai memahami warna, bentu, Suara, rasa, dan aroma. 🦋🦋🦋🦋 ,-shophilosopher