©Sri Ammiyaswari Maharani Jayawisnuwardhana©

12 0 1
                                    

Angin itu tak nampak memang, tapi dari hawanya, benda itu bersirkulasi dengan baik di ruangan ini. hal Ini terbukti, meski di luar sana cuacanya begitu terik akibat efek badai elnino yang menerjang di belahan bumi sana, hingga mendaratkan efek sampai ke daratan ini, Majapahit yang agung. Ruangan ini, Sebuah ruangan yang terlalu maha besar untuk sebuah bangunan yang sudah berdiri, dibangun beribu tahun lalu dan berkali-kali mengalami perbaikan di sana sini.

 Ruangan ini, Sebuah ruangan yang terlalu maha besar untuk sebuah bangunan yang sudah berdiri, dibangun beribu tahun lalu dan berkali-kali mengalami perbaikan di sana sini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ukiran ukiran yang khas dan beberapa lukisan lukisan seniman di langit langit nya, pasti membawa rasa ke dalam kalbu siapa pun yang berada di dalamnya menjadi tentram.

Beberapa orang yang biasanya lalu lalang untuk sekedar lewat atau membersihkan ruangan ini, untuk sementara tidak diperbolehkan masuk. Hal ini erat kaitannya dengan dua orang perempuan yang sedang bercengkrama.

Sang ratu, Sri Ammiyaswari Maharani Jayawisnuwardhana, dan juru kipanya, panji ayu Sinta. Entah apa yang mereka bahas, tentunya banyak,  seru dan menyenangkan. Terlihat dari bagaimana Sri Ammiyaswari sumringah tiada habisnya. Memang, sesekali dia melirik ponsel yang dia pegang, tapi hal itu tidak mengurangi keseruan canda cengkrama mereka berdua.

sudah menjadi rahasia umum kalau sang ratu bersahabat akrab dengan juru kipasnya. Atau bisa dibilang bestian keduanya, Meskipun juru kipas tidak lebih tinggi kasta jabatan dibanding dengan Adipati¹ yang ada di pelosok sana, akan tetapi tetap saja panji ayu Sinta tetap putri dari seorang kerabat ayahanda sang ratu yang menjabat sebagai Bhatara Rakryanl².

Persahabatan mereka erat. tentunya sang ratu Sri Ammiyaswari bahagia melihat sahabat nya dapat selalu dekat kemanapun dia pergi. dia akan berada di sampinya berdiri tanpa lelah membawa sebuah kipas besar yang terbuat dari bulu burung, dengan pegangan yang terbuat dari emas. Kipas tersebut memiliki desain yang indah dan elegan, melambangkan kekuasaan, wibawa, kesejukan, dan kenyamanan.

Sejak 3 bulan  lalu atau tepat pada Kamis Legi, Wuku Maktal, 1236 Saka³. Putri  Ammiya atau Ammiyaswari naik takhta mengganti ayahandanya yang sudah berpulang. Dalam penobatan yang begitu megah serta keramat. ammiya yang berusia 26 tahun kini bergelar abiseka Sri Ammiyaswari Maharani Jayawisnuwardhana, sebagai Maharani dari Wilwatikta.

 ammiya yang berusia 26 tahun kini bergelar abiseka Sri Ammiyaswari Maharani Jayawisnuwardhana, sebagai Maharani dari Wilwatikta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Semesta Itu Kamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang