©padhangmbulan©

13 4 0
                                    

Suatu malam aku pergi ke menturo di Jombang sana, sudah lama aku tidak mengunjungi Jombang setelah kelulusan yang biasa saja itu.

Menturo dengan padhangmbulan nya, menarik ku bersama seorang teman , mengendarai motor keluaran 2011, melewati dinginnya malam, Menuju Padhangmbulan yang kami rindukan.

Aku secara pribadi merindukan lantunan musik musik, sholawat sholawat. Dan lantunan Alquran yang keluar dari atas panggung.

Biasanya aku hanya akan ada di barisan belakang, terkadang di samping. Belum pernah sekalipun mataku menatap langsung ke panggung yang permanen itu kecuali lewat bantuan proyektor.

Tapi aku sudah berbahagia. Aku bersama seorang teman, berkumpul dengan orang-orang yang berbahagia pula.

Jombang adalah tempat ku bernaung beberapa tahun kebelakang. Suasananya mirip mirip dengan tempat tinggal ku. Tapi di Jombang aku bergelut dengan waktu, dan watak lugu yang aku miliki.

Setelah boyong dari Jombang dan pulang , menturo yang ada di dalam Jombang, seakan mengundang ku untuk hadir pada setiap pertemuan padhangmbulan.

Musik, puisi dan suasana. Serta pedagang pentol dan kripik kaspe. Semuanya adalah komponen komponen yang membahagiakan, terutama pada perbincangan, musik-musik yang tertampil di atas panggung. candaan, lelucon, nasihat dan umpatan menyenangkan yang menenangkan.

Orang orang seperti tersihir oleh kitab suci yang sering kami hindari pada sehari-hari, dan saat padhangmbulan terjadi, kami merasa dekat dengan kitab suci secara mesranya.

M.H Ainun Najib, seperti tidak ingin ditokohkan, beliau baik sekali, dan membuat aku semakin cinta, pada seni dan karya yang terjadi begitu saja.

Menyaksikan di atas panggung dengan tubuh, mata, dan telinga, bersenang-senang. Berenang-renang dalam pekatnya malam, dengan benderang bulan di atas kami. Lampu lampu warga yang menyala, tukang parkir yang profit besar , dan banyak kesenangan kesenangan lain, tidak lain untuk menikmati nikmat Tuhan dan ungkapan rasa cinta kepada rasul.

Bagaimana tidak berlinang bukan??!!

Bagiamana dadaku bergetar, seakan aku tidak butuh apa pun selain tuhan, tidak butuh apa selain tuhan, tidak butuh apa pun selain tuhan.,

Sensasi yang di rasakan jasad fana ku, aku kecanduan dengan bangga, aku merindu, mencinta dan menagis dengan senangnya.

𝕾𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝕾

Benderang bulan di atas sana menyaksikan
Ribuan muda mudi berdesakan
Saling salaman
Memanjatkan puji pujian
Pada ayat ayat yang menenangkan
Mereka bersorak kegirangan.
Aku pun sama tertentramkan
Lewat parkir puisi dan pesan
Memuja bersama sama kepada Tuhan
Aku, kamu, Mbah nun dan banyak sekian
Oh sang panutan, rasul yang wajahnya tentram
Ndepe-ndepe kami berbahagia tanpa muram
Membersamai mu , atas puisi musik dan ayat ayat tentram
Begitulah keadaan baik, yang sungguhan
Kebahagiaan

12 November 2022

Semesta Itu Kamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang