©cha©

44 10 6
                                    

Aku berjalan di hutan dengan sebilah pedang di punggung, aku telah bertekad akan mengalahkan naga yang bersembunyi. Naga legendaris. Naga itu diceritakan oleh banyak buku kuno di perpustakaan kekaisaran. Para kesatria banyak yang membicarakannya, tapi...Naga itu seperti tidak pernah ada, hanya ada dalam imajinasi.

Mereka banyak belajar sihir Matra dan jimat, tapi tidak satu pun dari ajian itu menemukan naga legendaris itu.

Aku nekad, dengan berbekal pengalaman beladiri pedang dan sedikit mantra, ku susuri hutan belantara itu.

Lelahnya perjalanan tanpa teman membuat aku menjadi sedikit kehilangan fokus, jalan ku Gonta, kira kira di depan ku tergambar lingkaran sihir, dari atas lingkaran itu muncul lingkaran lain , itu portal. Aku berfikir kalau aku "di undang" naga itu -mungkin- , melalui Matra itu. aku pun masuk, lalu tiba tiba terjungkal dan tak sadarkan diri

*****

Aku tersadar dari pingsan, tapi tubuhku sudah lain, nampaknya aku tidak masuk lubang teleportasi namun, lubang portal menuju "dunia lain"

Aku berada di sebuah ruang, ada benda benda aneh disekitar ku, namun sesaat kemudian beberapa memori pengetahuan masuk dalam kepala ku, yang berakibat aku menjadi agak pusing.

Lalu aku mengerti, Ini sebuah kamar, dengan cat berwarna merah jambu. Ada sebuah kasur dan beberapa baju yang tergantung, dari pengetahuan yang muncul tiba-tiba di kepala ku itu tadi, aku tau bahwa itu baju milik seorang gadis.

Saat melangkahkan keempat kaki, Menuju sebuah benda yang bisa memantulkan bayangan, aku tersentak karena mendapati diriku menjadi seekor kucing.

Sial aku kehabisan energi sihir. Mungkin akibat goncangan "dunia" sehingga aku bernasib seperti ini.

Tubuhku berwarna putih kecil dan tidak bisa bersuara manusia, hanya mengeong. Ternyata bukan hanya aku saja "kucing" di ruangan ini, ada beberapa. Mereka tetap kucing, aku tidak mengerti bahasa mereka, sudah jelas bahwa kucing tidak memiliki bahasa hanya suara. Mereka hidup dari insting bukan pikiran.

𝕾𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝕾

Mai senang, ketika Cha mengelus leher Mai
Duduk manis Cha, Mai ikut meringkuk minta di belai
Mai mengeong kerasa , Cha mengelus Mai punya Surai
Tak mau lepas kaki Cha, dekap erat mai
.
"Mai mau main?" Titah Cha
Meong keras Mai, tanda suka
"Harus nurut sama Cha!" bilangnya
Mai kibasan ekor, tanda setia
.
"sekarang berguling!" , Mai patuh dan berguling
"Sekarang melompat! " mai melompat girang
Mai di dekap, di peluk dan di usap
Mai diangkat, di taruh di kakinya sangat dekat
.
"main dikaki Cha saja, ini perintah!"
Cha kembali sibuk dengan laptop nya
Mata Mai sayu
Hanya mengendus, mengejar kaki Cha bergerak ke mana mana.

𝕾𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝕾


Gadis pemilik ruang itu bernama Cha, itu yang aku dengar dari orang orang di rumah itu. Dan Cha memberikan aku nama "Mai"

Rumah aneh yang tidak seperti rumah di dunia asal ku. Cha sangat baik kepada kami, dia memelihara kami dengan tulus. Meski aku sudah memulihkan energi sihir ku, aku belum ingin berubah meski dapat melakukannya. Mungkin aku terjatuh dalam hubungan "cinta" majikan dengan peliharaannya .

Yang paling aku sukai, kamar merah jambu itu penuh dengan aroma milik Cha. Namun jika Cha pergi, aromanya pun ikut terbawa angin lewat fentilasi, kami para kucing akan merindu. Menunggu dengan setia di dalam kamar.

Jika dia datang, kami pasti sontak mengerubunginya, bersikap semanis mungkin agar mendapatkan perhatiannya.

Aku masih mencari cari kesempatan agar dapat menggunakan sihir perubahan agar bisa berbincang banyak hal dengan nya, dan membicarakan banyak tulisan-tulisan yang telah ia tulis di laptopnya.

****
Nb : hai pembaca, puisi diatasi pernah diikutsertakan dalam lomba puisi yang diadakan komunitas EARLY FAMILY OF LITERACY WORLD (EFLO)

[ https://www.instagram.com/p/CinGg7MpZQH/?igshid=YmMyMTA2M2Y= ]

Semesta Itu Kamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang