@suatu waktu di taman bekas tanah sengketa@

12 7 8
                                    

Nona. Pagi terik ini aku bersiap menemui mu. Kita bersepakat untuk datang ke taman dekat mall modern itu. Sungguh di sayangkan kenapa kita kudu bertemu di sana. Apakah kau tau dulu tanah itu tanah konflik. Antara si kaya yang ingin mendirikan mall, dan si miskin yang hanya punya rumah di sana dan harus terdampak penggusuran.

Katanya ada sekolah SD di tanah itu, SD itu dihancurkan oleh orang yang ingin membangun pusat perbelanjaan modern di situ. Padahal di kota kita, pusat perbelanjaan semacam itu sundah sangat membludak bukan.

Aku tidak mandi pagi ini nona, seperti biasanya kan. Aku ingin bertemu dengan mu dalam keadaan seperti biasanya, tidak dibuat buat agar kau menjadi terkesan.

Aku senang kau datang dalam keadaan cantik. Tapi sepertinya aku manis. Kita 2 orang yang asing yang seakan cocok

Kita duduk berdua di atas tanah konflik itu. Terlihat indah karena sudah seperti taman. Pendingin ruangan yang terpasang di bangunan megah itu juga berbunyi. Aku ingat saat itu terik sekali. Tapi kita mengobrol.

Aku lupa dengan isi obrolan, aku menikmati situasi. Jika di tahun ini kau bertanya apa yang sudah aku ucapkan waktu itu. Aku pasti akan menjawab "lupa". Tapi aku akan mendeskripsikan situasi, Hanya situasi. saat kau jadi cantik dan aku tidak mandi .

Lalu setelah situasi itu puas. Kita pada akhirnya berjalan jalan. Mengitari pusat perbelanjaan yang konon di masa lalu terdapat konflik pertanahan yang tidak selesai selesai.

Aku ajukan agar kita membeli minuman. Tapi aku ragu.kau pun sama, kita hanya berjalan jalan dengan sederhana di sekitar pusat perbelanjaan. Aku bagai bodoh yang tak tertolong. Tolol sekali waktu itu, karena aku tidak membawa uang. Aku memang tidak beruang, aku manusia yang belum mandi, tapi kau cantik.

Saat melewati per-gang an di sekitar situ, aku sempat salah jalan, aku lupa mana jalan yang tadi kita lewati, aku fokus pada situasi, bersama dengan mu yang sekejap.

Lalu aku katakan kepada mu, aku sulit mengingat jalan. Tapi semenjak itu, setelah sekian waktu, saat melewati jalan dan pemandangan yang sama , aku selalu teringat situasi.

Dan kita akhiri pertemuan itu dengan lambaian sederhana, aku pulang seperti orang beruntung lainnya. Menuju kamar ku yang sederhana, dengan keseharian yang sederhana pula.

Nyatanya, Sementara kita saling jauh, semenjak pertemuan ketiga yang bubar.

𝕾𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝕾

Memutar memori. berarti aku pecundang yang tak lekang dari kedigdayaan ku di sana, di masa yang berlalu, bersamamu sama-sama sendu.
Pengakuan mu, membuat aku tersadar, sudah tidak ada lagi suka mu, kepada aku yang memutar memori.
Memori berjalan bersama mu, pada langit yang terik sehingga waktu berlalu
Kukatakan aku tak pandai mengingat jalan, sehingga memoriku penuh dengan liku.
Tak ayal jika, lagi-lagu payung teduh menghancur memori tidak perlu itu.
Anu... sesekali merindukanmu itu bolehkan?, sebab hanya memori itu yang tersisa.
Andai kau tak menerangkan, dan aku tetap pada angan, memori itu mungkin lebih bisa bertahan.
Engkau mula mula adalah nona, memori itu kau ingin bukan?!.
Geli menginginkan hal semacam itu, kenangan semu, memori yang rapuh
Pilu kata kata ku, memutar memori tentang kamu,
Hujan, malam dan sendu🌷
𝕾𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝖝𝕾

Semesta Itu Kamu [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang