18 - Vanilla Macademia Feelings II

320 50 26
                                    

"Apa masih belum terlambat bilang kalau aku suka kamu, Nia?"

Pertanyaan Gio tidak meluncurkan jantung Nia turun ke mata kaki. Nia tahu hari ini akan tiba, hanya yang tak pernah ia duga adalah momen ini harus tersampaikan berdua dan saling duduk berhadapan di coffee shop milik Dewa.

Sang empunya toko memilih membantu barista, meski batin terkabut heran mengapa adiknya datang seorang diri, tersenyum padanya usai menutup pintu masuk, namun tangan lembutnya digandeng oleh seseorang yang cukup lama berada di sana sepulang bekerja paruh waktu.

Hari kian malam, tamu berdatangan, mencoba memecah fokus Nia.

"Sejak kapan?"

"3 hari aku temenin kamu nangis di halte bus habis MPLS, berharap salah satu kakakmu jemput balik ke rumah, ternyata hobi mereka jadi rombongan sirkus anter Amara kelar sekolah."

Segelas ice matcha latte Nia aduk rata. "Kenapa kamu ngomong secepet ini?"

"Aku takut kamu keburu diambil orang."

"Memangnya aku barang diskonan?"

"Bukan." Gio menyergah cepat. "Kamu terlalu berharga untuk jatuh ke tangan orang yang salah."

"Kenapa kamu bisa mikir gitu?"

"Aneh, ya?"

"Nggak.." bohong Nia. GUE KIRA LO KESURUPAN ANJIR, YO!

"Aku punya firasat tentang kita yang nggak berhenti aku pertimbangin dari semalem. Hubunganmu sama kakak-kakakmu lebih deket, kamu juga mulai kenalan sama banyak orang baru di sekitar mereka, aku ngerasa... andai kita nggak ketemu malem ini, aku harus rela lepas kamu. Tapi, Tuhan masih sayang sama aku. Kita ketemu tanpa rencana pada waktu yang tepat."

"Gio," panggil Nia lembut. "Aku nggak tahu harus jawab apa."

Senyum Gio melebar, menggenggam tangan Nia hangat. "Kamu cukup keluarin apa yang mau kamu omongin."

"Kenapa kamu suka aku? Cewek cacat fisik, ke mana-mana harus pake scoli brace, nggak ada cantik-cantiknya." Nia mengujar perih, membuka fakta mengenai kekurangan dirinya.

Dewa tak sengaja mendengar setelah meletakkan tiga piring almond chocolate cake di meja seberang kiri Gio. Alisnya bertaut, mencium ketidakberesan.

Buru-buru dikeluarkannya ponsel dari saku kanan celana jeans.

Jagoan Neon Tuan Prama

Kak Dewa
Adek ditembak gio

Kak Juna
KALIAN DI RUMAH SAKIT MANA SKRG??

Ayah
Buddha... anakku sayang...

Bunda
DEWA KAMU BERCANDA KAN NAK??

Kak Shane
KEPALA GIO MINTA GUE PISAHIN DARI LEHERNYA HAH?!

Ayah
Sebentar ayah telpon pengacara keluarga kita dulu

Bunda
AAAA BUNDA OTW!!

Ayah
Kabari keluarga kita lainnya bun

Bunda
Siap mas edward cullen

Kak Juna
DEWANGGA SANTOSA JAWAB HEH
GUE LEMPAR KENDI LAMA2

Kak Dewa
-______-
Maksud dewa, gio ngajak adek pacaran
Tembak nyatain cinta

Ayah
😯😯😯

PRAMADANA ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang