Bersama tentengan berisi masakannya, Mita memasuki Dandelions Hotel dan langsung menuju lantai 5. Seorang gadis yang bertugas sebagai sekretaris dari GM hotel tersebut kelihatan kelimpungan saat Mita sampai.
Tentu saja karena ini adalah akhir pekan. Seandainya ia tidak diminta stand-by untuk sang atasan, mungkin dia tidak akan ketar-ketir menghadapi Mita yang membuat bingung satu hotel karena datang di hari libur begini.
"Selamat pagi, Bu Mita," sapanya, sedikit takut. Padahal Mita sudah memasang senyum ramah ntuk mencairkan suasana.
"Pagi. Pak Juan ada? Beliau tetap masuk saat weekend, kan?"
"Hm... itu— Pak Juan meminta untuk weekend kali ini dibuatkan jadwal off, Bu."
"Oh, ya? Memangnya kenapa? Tumben sekali." Mita bertanya, bingung.
"Saya juga kurang tahu alasannya, Bu. Beliau hanya bilang demikian dan meminta saya untuk stand-by di sini menggantikan beliau."
Mita mengeratkan genggaman pada tali paper bag yang ia tenteng. Pandangannya pun beralih pada pintu ruangan Juan.
...
Meski akhir pekan dan hanya menghabiskan waktu di rumah, Juan tetap tampil rapih. Bedanya, kemeja dan jas formal yang bisa melekat di tubuhnya digantikan dengan sweater rajut dan celana baggy yang terasa lebih nyaman.
Ia sedang minjau beberapa dokumen yang dikirimkan oleh sang sekretaris dan perlu ditandatangani, ketika suara bel terdengar. Lirikan matanya jatuh pada ponselnya yang menampilkan pesanan makanan online-nya sudah selesai diproses. Juan berpikir yang menekan bel adalah si pengantar makanan.
Sontak ia mematung saat tahu siapa yang sebenarnya menekan bel pintu apartemennya. Dugaannya salah besar.
"Hai, Kak."
Mita melemparkan senyum. Gadis itu terlihat kikuk. Dan bekerja keras untuk mengurai suasana yang entah mengapa terasa aneh itu dengan mengangkat paper bag yang dia bawa.
"Mau makan siang bareng?"
...
"Kak Juan baik-baik aja, kan?"
Setelah menata makanan yang dibawanya di atas meja makan, baik Juan dan Mita menduduki kursinya masing-masing. Keduanya duduk berhadap-hadapan.
"Hm. Aku minta maaf karena meninggalkan kamu begitu aja kemarin."
Mita tersenyum lega. Kekhawatirannya atas kondisi pria itu pun sirna. "Aku sempat takut karena Kak Juan menghilang gitu aja tanpa kabar."
"Aku cuma menghilang 2 hari, Mit."
"2 hari itu bukan 'cuma', Kak," sergah Mita. Kemudian menambahkan, "Apalagi tanpa kabar."
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Billion's Game [ C O M P L E T E ]
RomanceKetika nominal empat miliar rupiah membuatmu mempermainkan kesakralan sebuah pernikahan. Ketika nominal empat miliar rupiah membuatmu rela kehilangan kehormatan demi mendapatkan hak yang sudah sepatutnya kamu dapatkan. Ketika nominal empat miliar ru...