°7

1.4K 117 1
                                        

Aku menghembuskan napas panjang setelah meregangkan otot-otot ku yang terasa tegang akibat duduk berlama-lama menghadapi pelajaran di kelas yang tak ku pahami itu.

Sebenernya sih hari ini aku mau bolos tapi gak dibolehin ama Aulia, katanya aku harus mengikuti semua pelajaran. Hufft padahal aku dan dia juga udah bolos pelajaran 1 jam kenapa gak sekalian aja semuanya?

Ku jalankan motorku pelan, namun sebelum keluar dari gerbang sekolah, ku sempatkan diri untuk mampir ke mamang tukang cilok langganan ku yang berjualan di dekat sekolah ini.

Udah lama nih aku gak beli cilok langganan ku. Tapi akhir-akhir ini aku jarang beli sih

Aku parkirkan motorku di depan gerobak mamang cilok itu. Aku turun dari motor lalu menghampiri mamang tukang cilok yang ku lihat sedang duduk santuy sambil minum es. "Mang Joko, beli ciloknya, 5rb aja."

"Widih udah lama nih si neng gak beli cilok saya,"

"Hehe iya nih mang, lagi kepengen makan cilok,"

"Haha iya, saya siapin dulu ya."

Aku mengangguk. Setelah beberapa saat menunggu, aku pun mengambil cilok itu sembari menyodorkan uang pas 5rb pada mang Joko sambil tersenyum manis. "Nih mang uangnya, pas ya."

"Oke neng."

Aku mencium aroma kuah cilok yang terbungkus ini. Wanginya enak banget. Dengan cepat aku langsung memakan cilok ini menggunakan tusukan setelah membuka bungkusnya sambil berjalan menuju motorku yang terparkir.

Ini nih alasan aku suka cilok mang Joko, udah ciloknya gede-gede, enak lagi.

Aku kini sudah menaiki motorku tanpa pake helm dan mulai menjalankannya dengan pelan. Karena tangan kiriku lagi megang cilok dan otomatis tangan kananku saja yang memegang stang motor.

Aku tersenyum kecil mengingat aku dan Aulia berduaan di taman belakang sekolah. Sungguh bolos yang indah. Kapan lagi bisa bolos bareng ama pujaan hatiku.

Rencananya sih aku mau antar Aulia pulang tapi entah kemana setelah keluar kelas dia menghilang. Apa mungkin udah pulang duluan ya? Huft padahal aku mau pulang bareng ama dia.

Aku tiba-tiba menghentikan motorku saat melihat seseorang yang amat ku kenali tengah berjalan bersama seorang lagi-lagi cowok kemarin masuk ke dalam mobil mewah dan berlalu pergi.

Aku terdiam melihat itu dari kejauhan. Kok hatiku sakit ya? Ku pegang dadaku yang tiba-tiba terasa sesak apalagi aku tadi melihat Aulia tersenyum bersama cowok itu.

"Eh liat tuh si primadona pulang bareng ama si kakel."

"Mana-mana?"

"Udah pergi bego."

"Ihh padahal aku mau lihat. Eh betewe mereka emang cocok sih, satunya cantik satunya lagi cogan, mana mereka sama-sama kaya lagi."

"Hooh. Murid-murid disini sering ngeliat mereka pulang bareng."

"Iya ya semoga aja mereka jadian."

Aku langsung membuang cilok ku dengan kasar. Bodoamat dengan cilok ku yang masih banyak. Ku rasakan hatiku yang memanas mendengar obrolan kedua siswi yang tak ku kenal tersebut.

Aku melajukan motorku di jalan raya dengan kecepatan tinggi tak peduli dengan apapun. Ku meremas stang motorku dengan kuat, bangsat, obrolan kedua siswi itu menambah sakit di hatiku. Aulia, kenapa kamu harus pulang bareng cowok sial itu? Kenapa kita tidak pulang bareng lagi? Apa karena cowok itu punya mobil mewah sedangkan aku hanya punya motor matic murah?

Ku usap air mataku yang tiba-tiba turun, benar.. ucapan kedua siswi itu memang benar. Aulia dan cowok itu memang cocok. Aulia cantik dan cowok itu ganteng apalagi mereka sama-sama kaya. Aku bukan siapa-siapanya Aulia tapi kenapa aku cemburu?

Why Did You Choose It?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang