°29

438 29 5
                                        

Aku segera bangkit setelah mendengar nomor antrian BPJS ku disebut. Ku bantu emak ku berdiri kemudian masuk ke dalam rumah sakit untuk menemui dokternya.

"Atas nama pasien Rika Rahmi?"

"Betul dok saya anaknya,"

"Baik, silahkan keruangan yang telah disiapkan. Dokter akan memeriksa pasien."

Aku mengangguk. Dengan hati-hati ku ajak emak ku menuju ruangan biasa yang selalu digunakan buat cuci darah. Ku lihat beliau udah berbaring di ranjang ruangan.

"Dokter.." panggilku pelan. Aku berdiri di ambang pintu saat seorang dokter laki-laki melewati ku.

"Ada sesuatu?"

"Apa mama saya bisa sembuh, dok?" tanyaku.

"Nak, anda berkali-kali menanyakan hal ini."

"Saya takut dok.. saya mau mama saya sembuh,"

Aku makin khawatir ngeliat dokter tersebut menghela napasnya.

"Saya berharap seperti itu tetapi kemungkinan agar sembuh sangatlah minim. Ibu anda mengalami gagal ginjal kronis,"

"Gak ada jalan lain kah dok biar bisa disembuhin?"

Dokter itu menggeleng, "Tetapi ibu anda bisa menjalani prosedur cuci darah ini demi kebaikan dirinya,"

Sampe kapan? Sampe kapan harus ngejalanin ini semua? Beliau keluargaku satu-satunya.. aku gak mau dirinya kenapa-kenapa..

"Dok.. kenapa badan mama saya bengkak?" tanyaku setelah terdiam sejenak.

"Saya akan memeriksanya. Anda bisa menunggu di luar."

Aku mengangguk lalu bergeser memberi jalan agar dokter tersebut masuk ke ruangan. Aku terus menghela napas. Sesekali mengusap wajahku.

Ku harap ada keajaiban yang bisa nyembuhin emak ku dari penyakitnya

Aku melangkah menjauh meninggalkan ruangan dimana emak ku berada. Aku haus, mau keluar bentar beli minuman.

Setelah ngebeli minuman di warung pinggir jalan, aku kembali memasuki area rumah sakit. Aku berjalan di lorong, menenteng duo botol mineral di tanganku. Ku buka salah satu botolnya buat ku minum sambil jalan.

Kepalang haus

Brukk!

"ADOH!!"

Reflek aku termundur. Ku sentuh baju ku yang basah kena tumpahan air minumku sendiri.

Astaga untung cuma air bening coba kalo es goyobod udah lama kotor ini baju

"Heh lain kali jalan tuh liat-liat!"

Seketika aku mendongak menatap seseorang dihadapanku yang lagi ngoceh-ngoceh. "Loh mbak nya nabrak saya duluan kok situ yang marah?" ucapku gak terima.

"Saya? Hei sadar! Siapa tadi yang lagi buka tutup botol tapi gak liat jalan?"

"Iya emang... tapi kan jalan gak cuma disini, sebelah sana masih kosong. Mbaknya juga tadi lari-larian jadinya saya kena tabrak loh mbak. Basah baju saya. Untung minumannya gak jatoh,"

"Salah sendiri. Makanya jalan tuh pake mata!"

"Mata? Mbaknya ngawur deh. Seumur-umur jalan itu pake kaki mana ada pake mata,"

"Sama aja! Mata juga dipake buat jalan!"

"Sekarang saya tanya, fungsi mata?"

"Buat liat lah."

"Nah itu tau. Mata fungsinya mah buat nengok bukan buat jalan. Artinya mata digunain buat liat jalan, itu baru bener."

"Ahh berisik! Ribet!"

Why Did You Choose It?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang