Sedari tadi aku cuma bengong di depan pintu rumah orang. Bukan bengong karena melamun tapi bingung! Ya. Aing lagi bingung, kaget, gak nyangka aja nganterin barang laundry-an ke alamat ini.
Beberapa kali ku samain dua kertas di genggaman ku, berharap aku kagak salah nganter tapi hasilnya selalu sama.
Wadepak men!?
Serius ini tempatnya? Apa Syella salah ngasih alamatnya? Tapi kok bisa pas gini? Berarti pemilik rumah ini langganan di tempat kerja ku dong?
Aku menarik napas dalam-dalam sebelum perlahan mengetok.
Tok tok tok
Ini saatnya aku cari tau semuanya. Siapa dia dan benarkah hubungan mereka adalah teman masa kecil
Ceklek
"Permisi kak, pesanan atas nama Eilaria?"
"Siapa?"
"Ini kak pesanan laundry anda, telah sampai."
"Oh makasih. Biayanya udah dibayar ya!"
"Iya kak makasih. Semoga suka dengan pelayanan kami."
"Hm."
Sontak aku mencegah dirinya yang mau nutup kembali pintunya. "Eh tunggu dulu!"
Aku tersenyum gak enakan saat perempuan di hadapanku ini tengah menatapku aneh.
"Apa lagi?"
"Anu—emm.. gini mbak.."
"Ongkir?"
"Eh bukan saya bukan kang paket!"
"Terus?"
"Saya mau bicara dengan anda, tentang hal lain. Bisa?" sahutku penuh keyakinan.
"Bicara apa? Saya gak punya waktu!"
"Ini tentang Kaylee,"
"Apa? Kaylee?"
"Iya. Anda kenal yang namanya Kaylee?"
"Kenal darimana kamu dengannya?"
"Saya temennya." sahutku. Perubahan ekspresinya terlihat jelas di mataku. "Saya mau tanya tentang dia ke anda. Boleh minta waktunya? Bentar aja."
Kini, aku udah duduk di teras depan rumah mbak ini. Aku menoleh saat mbak itu dateng sambil menaruh 2 gelas lalu ikut duduk di sebelahku.
"Maaf mbak gak usah repot-repot. Saya cuma bentar kok," ucapku gak enakan.
"Panggil aku Eilaria. Aku bawa minum buat ngehormatimu sebagai tamu. Santai aja ama aku. Ehem. So, mau tanya Kaylee tentang apa?"
"Aku Lin." ucapku se-sopan mungkin. "Gini.. emm kamu beneran temen masa kecilnya?"
"Tau darimana?"
"Dari Kaylee sendiri,"
Gak papa gaes bohong sekali sekali
"Kamu sering ketemu dia?"
Aku mengangguk, "Sering banget malah. Tapi akhir-akhir ini dah jarang ketemu. Dia sibuk katanya,"
"Oh."
"Jadi, kamu beneran kan temen masa kecilnya Kaylee?"
"Yes. Tapi aku udah gak tau keberadaan dia lagi,"
"Loh kok gitu?" Aku mengernyit heran, "Bukannya kalian sering kirim pesan?"
"Pesan?"
Aku meneguk ludah kasar saat ekspresi Eilaria tiba-tiba berubah kek marah gitu. "Tau darimana kami saling kirim pesan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Did You Choose It?
AléatoireKehidupan Lin berubah setelah bertemu dengannya, seseorang yang telah membuat jantung Lin tak aman dan tak kuat jika harus bersetatap dengan orang itu. Lin tak percaya bahwa ia menyukai teman sekelasnya sendiri membuat Lin melakukan apapun untuk bis...
