"Syel, hari ini balikin buku?"
"Iya,"
"Ah males amat,"
"Heh Fiah inget itu buku pinjaman kudu dibalikin!"
"Iya-iya ngerti kok."
"Oh ya Lin mau nanya,"
"Apa?" sahutku melirik Syella. Kini, kami lagi berjalan di koridor kelas setelah bell pulang berbunyi.
"Mana Kaylee?"
"Yo ndak tau kok tanya saya,"
"Loh kok gak tau? Kan sekelas,"
Aku mengendikkan bahu, "Entahlah. Mungkin dia pulang duluan?"
"Kok gitu? Biasanya kan bareng,"
"Gak tau dia main pergi aja. Katanya ada urusan,"
"Urusan apa emangnya? Gak kamu tanya?"
"Hufft mau nanya berapa kali pun jawabannya tetep sama. Pokoknya selalu punya urusan."
"Hmm gak biasanya nih,"
"Gak biasanya gimana, Piah?"
"Rada aneh.."
"Aneh apanya sih Piah?"
"Tadi juga dia kek buru-buru keluar kelas," ucapku. Aku berfikir sejenak, "Biasanya dia ngajak aku keluar bareng tapi sekarang nyelonong pergi aja."
"Dia kayak ngehindari kita gak sih?"
Aku mengernyit, "Ngehindari? Maksudnya Syel?"
"Iya loh Lin coba kamu perhatiin. Akhir-akhir ini Kaylee jarang bareng kita. Selalu alesan sibuk lah, di telpon ortu lah, ada yang mau dikerjain lah. Aneh kan?"
"Setuju Syel. Sesibuk itukah anak esemka? Masa kumpul bareng kita ae sungkan amat,"
"Mukamu serem kali Piah makanya Kaylee gak mau deket kita."
"Letha anjinm!"
"Husstt mulut!"
"Maap Syel becanda!"
Aku terus melangkah sembari mencerna ucapan mereka. Beberapa hari ini Kaylee emang jarang bareng kami. Dia sering ngajak aku ngobrol di kelas tapi sekarang kebanyakan diem. Chat ku pun lama dibalesnya. Dan sekarang, dia malah ilang lagi. Bilangnya mau buru-buru ada urusan.
"Kenapa ya Kaylee kayak ngejahuin aku?"
"Hah? Ngejahuin gimana Lin?"
"Dia beda banget gak kek biasanya,"
"Ada salah kah kamu sama dia?"
Aku menggeleng, "Mungkin gak sih Fiah... tapi sejak kejadian di Gramedia itu.. sikapnya agak berubah,"
"Berubah kek mana?"
"Kurasa dia beneran ngehindari aku deh.. semacem jaga jarak?"
"Wah keknya ada masalah nih antara kamu sama dia. Kalo sama kami mana mungkin. Eh gak tau juga sih?"
"AKU TAU PIAH! AKU TAU!"
"Aghh! Gak usah teriak su! Lama-lama budeg juga nih kuping."
"Ya maap Piah. Aku tau alasannya kenapa Kaylee kayak begitu,"
"Apaan?"
"Ehem. Biarkan peri Letha yang imut ini menebak,"
"Geli njer!"
"Nah sekarang coba kamu ke sini. Ayo Lin ke sini... nah pinter. Santai gak gigit kok,"
Aku sekarang berdiri tepat di hadapan Letha. Ku tatap bingung dirinya yang memegang kedua bahuku. "Nah gini Lin,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Did You Choose It?
AcakKehidupan Lin berubah setelah bertemu dengannya, seseorang yang telah membuat jantung Lin tak aman dan tak kuat jika harus bersetatap dengan orang itu. Lin tak percaya bahwa ia menyukai teman sekelasnya sendiri membuat Lin melakukan apapun untuk bis...
