Aku kini sedang duduk diatas batang pohon yang jenisnya entah aku gak tau. Pokoknya nih pohon batangnya gede-gede terus bisa di duduki. Hari ini aku bolos jam pelajaran seperti biasa jika ada pelajaran matematika yang paling ku benci. Matematika itu sulit dimengerti seperti sikapnya pada diriku ini. Dan juga bentar lagi bel istirahat berbunyi makanya 1 jam sebelum bel berbunyi aku langsung ngacir bolos keluar kelas diam-diam.
Aku berada tak jauh dari lapangan basket yang dipenuhi oleh cowok-cowok yang tengah bermain basket. Aku menatap malas mereka dari kejauhan dan memilih menyandarkan punggungku pada batang pohon ini dan menjadikan tanganku sebagai bantal. Aku tidak tertarik melihat permainan membosankan itu.
Aku melihat kearah langit pagi yang cerah, kurasakan angin sepoi-sepoi menerpa wajahku. Ah nyaman sekali, tidak salah aku memilih tempat ini sebagai tempat bolosku karena disini adem, sejuk dan disekitarnya ditumbuhi tanaman.
Sudah beberapa hari ini aku menjauhi Aulia, entahlah sejak kejadian waktu itu aku langsung sadar diri. Aulia juga malah bersikap biasa saja saat aku mulai menjauhinya tidak ada adegan menanyakan atau apa kek seperti cerita yang ku baca.
Dahlah daripada pusing memikirkannya mending aku turu. Ku pejamkan mataku mencoba untuk tertidur sebentar saja.
Tuk
Aww... kurasakan benda keras seperti batu mengenai kepalaku. Ah sial siapa yang ngelemparin batu ke kepalaku? ganggu orang lagi turu aja
Aku membuka mataku dan langsung melihat kesana-kemari mencari siapa yang ngelemparin batu ke kepalaku agar bisa ku dugem kepala tuh orang. Berani-beraninya ganggu aku yang lagi enak-enak turu.
"Hoi, ngapain kamu diatas sana? mau cosplay bi kunti?"
Aku sontak melihat kearah bawah saat mendengar suara yang tak asing bagiku. Kulihat kearah bawah dan mendapati sosok yang beberapa hari ini ku hindari tengah berdiri menatapku datar.
Aku meneguk ludah kasar saat kulihat ekspresi Aulia yang sangat datar seperti punya kalian.
"Ngapain melongo? turun cepat!"
"Ah iya-iya." sahutku dari atas sedikit teriak, kali aja kupingnya budeg walau gak mungkin sih.
Aku dengan hati-hati turun dari pohon ini, gak terlalu tinggi sih ini pohon tapi gak terlalu pendek juga. Standar lah ya.
Setelah turun dari pohon aku berdiri mematung sambil menunduk gugup saat Aulia menghampiriku dengan tatapan datarnya. Gak biasanya Aulia memperlihatkan ekspresi kelewat datar kepadaku.
"Duduk,"
"Ha?"
"Duduk, aku bilang duduk ya duduk." ucap Aulia dengan nada juteknya. Aku sedikit bingung saat Aulia menarik tanganku, oh jadi dia mau menyuruhku untuk duduk toh.
"Eh tunggu dulu," ucapku tiba-tiba dan membuat Aulia menghentikan aksinya menarik tanganku.
Aulia mengernyitkan kening, "Kenapa?"
Aku tidak menjawab pertanyaan Aulia dan memilih berjalan ke belakang pohon lalu kembali dengan membawa 2 kardus. Untuk apa? ya untuk jadi alas duduk dong biar gak kotor. Lagian ngapain sih Aulia ngajak untuk duduk diatas rumput kan bisa dikursi.
Tau ah
Ku lebarkan kardus yang masih utuh ini. Setelah selesai melebarkannya, ku rentangkan kardus ini diatas rumput. Nah udah jadi sekarang tinggal duduk deh.
"Sekarang kita duduk." ucap Aulia kembali menarik tanganku kembali.
Et dah ni cewek main tarik-tarik aja
Kami kini duduk di bawah pohon beralas kardus yang sudah ku lebarkan tadi. Eh tapi kok Aulia keluar kelas ya? apa mungkin dia bolos pelajaran matematika?
![](https://img.wattpad.com/cover/323293352-288-k364693.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Did You Choose It?
AléatoireKehidupan Lin berubah setelah bertemu dengannya, seseorang yang telah membuat jantung Lin tak aman dan tak kuat jika harus bersetatap dengan orang itu. Lin tak percaya bahwa ia menyukai teman sekelasnya sendiri membuat Lin melakukan apapun untuk bis...