°14

907 80 2
                                    

Aku meneguk ludah kasar, ku gigit kuku ku sembari terus memperhatikan tulisan demi tulisan di setiap bab. Beberapa kali aku menutup mataku dengan bantal akibat tak kuat menahan atmosfer yang diciptakan oleh cerita ini.

Eh bukan cerita horor ye! Ini tuh lebih dari horor dimana bisa bikin perasaan kalian seperti di oseng-oseng. Maksudnya, aku lagi baca buku novel yang ku pinjam di perpustakaan kemarin lusa.

Aku menahan nafasku saat mataku telah sampai membaca dibagian tulisan yang mengandung adegan..... ehemm oke-oke. Entah kenapa ya biasanya aku geli kalo baca cerita genre romance namun cerita novel kali ini malah bikin aku penasaran berujung suka.

Tringgg tringg

Aku berdecak kesal, ckk siapa sih yang nelpon? Ganggu baca novel aja udah tau lagi seru-serunya

Dengan malas ku ambil hp ku yang berdering dan aku sontak berteriak kaget lalu buru-buru berdiri dari posisi tengkurap ku saat ku lihat nama Aulia tertera di layar hp ku.

Whatt Aulia menelpon ku? Oh no! Aku harus apa? Aku berjalan ke sana kemari memikirkan hal yang harus ku lakukan. Duh angkat gak ya? Tapi... ah udahlah angkat aja.

Aku kini duduk di kursi meja belajarku, ku tarik nafas dalam-dalam sebelum ku tekan logo hijau di layar. "Eum hallo?"

"Kenapa lama sekali mengangkat telepon ku?"

Deg

Suara Aulia dari seberang sana seketika menggetarkan hati ku. Sumpah ini baru pertama kali Aulia menelpon ku. "Anu Aulia aku tadi abis ngurusin kerjaan," sahutku berusaha bersikap netral.

"Huh? Urusan apa? Kamu kerja?"

"Biasalah tugas negara haha..."

Aku seketika tertawa saat mendengar tidak ada suara apapun dari Aulia. Aku menghela nafas... ishh dah jokes ku gak lucu ternyata.

"Sekarang kamu dimana? Dengan siapa?"

"Kenapa kamu menanyakan itu?" tanyaku lesu. Aku berjalan ke arah jendela yang ku biarkan terbuka lebar. Aku kini berdiri disana, ku tatap bulan purnama yang bersinar terang.

"Ckk jawab saja,"

"Hem aku berada di kamarku, kenapa emangnya?"

Aku terdiam sejenak. Menunggu Aulia menjawab pertanyaanku namun hanya keheningan lah yang menjawab. Kenapa Aulia diam? Dan... uhh kenapa dingin sekali, bulu ku meremang merasakan angin malam menerpa tubuhku yang mengenakan piyama tidur.

"Besok sepulang sekolah temani aku,"

Aku mengernyit, "Kemana?"

"Aku akan menjemputmu ke restauran keluargaku,"

"Ha? Buat apa?"

"Kamu mengerti kan?"

"I-iya maksudku nga─"

Tit

Aku kembali menghela nafas. Kenapa dimatikan? Padahal aku belum selesai ngomong. Tatapan ku sontak menerawang jauh, eumm Aulia mengajakku ke restauran keluarganya? Benarkah?

Drrrt drrt

Aku buru-buru membuka aplikasi hijau saat satu notifikasi masuk. Aku seketika kaget karena notifikasi itu berasal dari Aulia.

From Aulliii :
Share lock rumah kamu

Aku terkekeh pelan. Sengaja ku namai kontaknya seperti itu karena menurutku itu cocok. Setelah memberikan alamatku, aku langsung membaringkan tubuhku ke atas kasur. Tak lupa aku sudah menutup kembali jendela kamarku.

Why Did You Choose It?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang