Hoahhh akhirnya!
Ku regangkan pinggangku biar agak rileks kan dikit.
Akhirnya kelar jugak kerjaanku. Karena hari ini sabtu dan tanggal merah, jadinya aku kerja full time dari pagi ampe sore.
Ya ginilah kegiatan aing. Kerja, sekolah, pulang, tidur. Dan diulangi lagi keesokan harinya. Hufft.. sehat-sehat badan.
Ceklek
Aku berdiri di ambang pintu, menatap seisi rumah.
Sepi.
Wajar sih kan di rumah ini cuma ada aku dan emak ku. Beliau juga pasti lagi istirahat di kamarnya alhasil suasana ruang tamu pun sunyi begini.
Aku melangkah masuk sembari melirik jam dinding yang nunjukin pukul setengah 6. Cepet amat sore berlalu. Udah mau malem aja.
Belum sempet nutup pintu, sesaat ujung mataku menangkap sesuatu lagi berjalan ke arah rumahku.
Aku menyipitkan mata. Siapakah sosok tersebut? Kenapa dia jalan ke sini? Afakah sore-sore gini mau bertamu?
Semakin lama aku memandangnya semakin aku dibuat bingung. Mana tu orang keknya pake masker lagi.
Eh?
Deg!
JANGAN BILANG KANG PINJOL?!!
Seketika aku tersentak.
Waduh rek! Kang pinjol dateng nagih cik! Eh tapi aku kan kagak pernah ngambil pinjol?
Masa iya kang pinjol sih?
"Hoi!"
"HOI! AAA YOSHA IKUZO! TAIGA FAIYA SAIBA FAIBA DAIBA BAIBA JYA JYA!!!"
"Ngomong apa sih Lin?"
"KAGET BJIRR!"
Ku pegang dadaku yang kenyat kenyit gegara ada mba-mba asing muncul dihadapan ku. Perasaan nih orang masih jauh kok bisa langsung di sini? Apa akunya yang melamun?
Aku berdehem pelan setelah tadi gak sengaja ngechant. "Mon maap mba, sejak kapan ente di sini?"
"Sejak tadi,"
"Cepet amat dah?"
"Pake fliker."
Buset pantes
Ku perhatiin dengan seksama dirinya yang tampak mencurigakan. "Anda siapa? Kenapa dateng ke sini? Tau alamat rumah saya darimana? Saya gak kenal an—"
"Aku Aulia."
NJIR COEQ!
Sontak aku kaget bukan maen saat mba-mba ini ngelepas masker dan topinya. "Auli!? Ini kamu?!"
"Hm."
"Koq iso? Maksudku, napa kamu nutupin muka mu pake ginian?"
"Panas."
"Panas apanya udah sore begini," sahutku pada Aulia yang berdiri di hadapanku. "Noh liat udah jam 6 sore." ku tunjuk jam dinding biar dirinya melek dikit.
"Biarin. Jangan sampe orang-orang kenal aku."
"Apah! Jangan sampe orang-orang kenal kamu?! Kenapa?!! Apa kamu sekarang jadi buronan?!" Aku menitikkan air mata pas tau Aulia udah jadi buronan. "Kenapa Auli kenapa!?"
"Ishh mana ada! Lebay banget. Aku sengaja aja pake beginian. Sekalian review outfit."
"Oh tak kirain," ucapku lega. "Lagian kata-kata mu tadi ambigu bet."
"Emang kamu ngira aku apaan?"
"Seorang kriminal kelas kakap,"
"Ihh emang aku mirip kriminal?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Why Did You Choose It?
RandomKehidupan Lin berubah setelah bertemu dengannya, seseorang yang telah membuat jantung Lin tak aman dan tak kuat jika harus bersetatap dengan orang itu. Lin tak percaya bahwa ia menyukai teman sekelasnya sendiri membuat Lin melakukan apapun untuk bis...