Ku seka keringat yang turun dipelipisku sembari terus menggoreng. Selesai memasak, aku segera menuju ke kamar mama ku dengan membawa makanan. Ku buka pintu kamar lalu duduk disamping ranjangnya, menatap sendu satu-satunya keluarga ku yang tengah berbaring sakit.
"Makan dulu yuk mah abis itu minum obat."
"Kamu sudah makan, nak?"
"Bentar lagi makan kok." sahutku tersenyum tipis sembari membantu mama untuk duduk bersandar.
"Baiklah. Kalau begitu bagaimana sekolahnya? Apa ujiannya lancar, nak?"
"Tentu mah. Besok hari terakhir ujian jadi tinggal urus keperluan lain abis itu menunggu acara kelulusan,"
Ku lihat mama mengangguk kecil dan perlahan memakan makanan yang ku bawa. Hanya telur goreng dan nasi dicampur kecap manis, tidak ada yang spesial tapi aku membuatnya dengan penuh rasa cinta untuk malaikat yang ku sayangi.
Setelah membantu menyuapkan makan juga membantu mama meminum obat warung, aku bangkit dan berkata padanya untuk pergi mencuci piring di dapur.
Selesai mencuci piring aku bergegas menuju ke kamar mama hanya untuk melihatnya sebentar dari celah pintu, sepertinya beliau tidak menyadari keberadaan ku. Aku memandang sendu mama yang berbaring menatap diam langit-langit kamar.
Aku menghembuskan panjang lalu berjalan ke ruang tamu kemudian duduk di kursi dan dengan lelah aku menyandarkan punggungku.
Besok ujian akan berakhir dan sebentar lagi aku bakal lulus. Rencananya aku akan mencari kerja saja alih-alih meneruskan sekolah. Apa saja, penting bisa menghasilkan uang untuk membiayai pengobatan mama serta biaya masuk SMA ku yang tentunya tak sedikit.
Aku tak sanggup melihat mama ku berbaring lemah seperti itu. Jikapun mulai besok aku belum dapat pekerjaan, masih ada satu barang yang dapat ku jual untuk mendapatkan uang.
Tok! Tok! Tok!
Aku sontak menoleh saat mendengar suara ketukan berasal dari pintu depan. Aku lalu bangkit untuk membukakan pintu, melihat siapa orang yang mengetuknya.
Ceklek
"Siapa ya?"
"Holaaa Lin!! Ini aku temen sekaligus tetanggamu. Masa gak kenal."
Ku tatap heran Kaylee yang berdiri di hadapanku dengan senyuman sumringah yang selalu terukir di wajahnya. "Ada apa malam-malam kesini?" tanyaku.
"Masih jam 8. Belum malam banget kok."
"Serahlah... jadi, alasanmu kesini apa?"
"Untuk memberi sesuatu,"
"Sesuatu? Apaan dah?"
"Ada deh...."
Aku memutar mata malas. Ckk hal apa lagi yang akan diperlihatkan temanku ini
"Oh ya udah makan, Lin?"
"Kenapa emangnya?"
"Jangan balas pertanyaan dengan pertanyaan. Jadi, udah makan belum?"
Aku terdiam. Eum... sejujurnya untuk malam ini aku bakal puasa soalnya stok makanan di dapur sudah habis dan mama tidak mengetahui karena aku mengatakan masih ada tersisa makanan. Ku tau beliau gak ada duit dan aku juga gak ada duit buat beli makanan untukku sendiri.
Aku lantas menggeleng pelan, "Anu... belum.."
"Pas banget! Nih makanan buat kamu, barusan aku beli.. makanlah keknya enak tuh."
Aku kembali terdiam saat Kaylee menyodorkan kresek berisi sesuatu padaku. Aku tak langsung mengambilnya. Ku tatap lekat Kaylee yang juga menatapku balik. "Kenapa kamu ngebeliin makanan untukku?" tanyaku pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Did You Choose It?
RandomKehidupan Lin berubah setelah bertemu dengannya, seseorang yang telah membuat jantung Lin tak aman dan tak kuat jika harus bersetatap dengan orang itu. Lin tak percaya bahwa ia menyukai teman sekelasnya sendiri membuat Lin melakukan apapun untuk bis...
