Tok tok tok
Ckk siapa sih? Tengah hari bolong begini malah bertamu. Ganggu orang tidur aja.
Aku berdecak kesal, dengan malas aku berjalan ke arah pintu lalu membukanya perlahan dan aku seketika terkejut melihat Kaylee yang berdiri di depan pintu rumahku sembari membawa paperbag.
Kenapa dia kesini?
"Tadaaaaa!!!"
Aku menatap tak percaya Kaylee yang tersenyum sembari menunjukkan paperbag itu padaku. "Holaa Lin kita bertemu lagi,"
"Kamu kok bisa kesini? Tau alamatku darimana?" tanyaku tanpa melepas tatapanku dari Kaylee.
"Sapa dulu dong aku kan tetangga baru kamu... ajak masuk kek kasih minum kek. Gimana sih,"
"Lah? Sejak kapan kamu jadi tetanggaku?"
"Sejak negara api mulai menyerang."
Aku sontak menatap datar Kaylee yang tertawa cengengesan. "Hehehe bercanda doang maniez,"
Sialan
"Jadi begini aku tuh migrasi dari komplek sebelah ke sini, rumah pindahanku yang blok 40."
"Migrasi matamu! Pindah komplek doang dibilang migrasi."
"Kalo aku ke hati kamu... itu migrasi gak?"
"Stress" umpatku.
"Ah nanti lusa malam ke rumahku ya, aku akan ngadain acara,"
"Acara apa pula," sahutku malas.
"Acara pernikahan kita."
"Dih"
Gak jelas bet nih anak
Kaylee hanya tersenyum-senyum saja yang membuatku terheran-heran. Nih perempuan senyum mulu jirr?
Hoaaammm
Ku tutup mulutku yang mulai menguap, huh masih ngantuk ternyata. "Eh Kaylee udah dulu aku mau lanjut tidur, bye." ucapku seraya menutup pintu namun aku langsung berhenti saat Kaylee dengan cepat menahan gagap pintu yang hendak ku tutup.
"Apa lagi sih?"
"Boleh aku ikut masuk?" tanya Kaylee yang langsung ku halangi saat dia mau masuk ke dalam rumahku.
"Eitsss gak boleh!"
"Kenapa?"
"Pokoknya gak boleh,"
"Sebentar aja kok,"
Ngeyel banget nih orang
Aku menggeleng, "Enggak boleh. Lagian ngapain kamu mau masuk ke dalam rumahku?"
"Aku ingin ketemu orang tuamu."
Aku mengernyit, "Buat apaan?"
"Buat melamar anaknya yang cantik ini."
Aku sontak memalingkan muka saat ku rasakan pipiku memanas melihat Kaylee yang beberapa kali mengedipkan sebelah matanya padaku apalagi bibir ranumnya yang di maju-majuin kayak gitu.
"Tau ah pusing aku," ucapku sembari mengibaskan tanganku, "Dah sana pergi. Pulanglah ke habitatmu."
"Tega sekali dirimu mengusirku,"
"Bodoamat."
"Yaudah deh... nih ambil," Sebelah alisku terangkat saat Kaylee memberikan paperbag itu padaku. "Moga kamu suka. Aku pulang dulu ya... papay. Oh ya jangan lupa 'ini'... okey?"
"Hem"
Ku tatap datar punggung Kaylee yang menjauh namun aku sempat bingung saat Kaylee berbalik dengan jari kelingking dan jempolnya di goyangkan ke arah telinganya sebelum dia benar-benar berjalan menjauh dari pekarangan rumahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Did You Choose It?
RandomKehidupan Lin berubah setelah bertemu dengannya, seseorang yang telah membuat jantung Lin tak aman dan tak kuat jika harus bersetatap dengan orang itu. Lin tak percaya bahwa ia menyukai teman sekelasnya sendiri membuat Lin melakukan apapun untuk bis...
