"Kamu temen masa kecilnya?" Aku terus menatapnya penuh selidik, "Kamu tuh siapanya Kaylee? Saudari? Kenalan? Rekan? Atau apa?"
"Sabar Lin kasih rem dikit. Bejibun bet pertanyaanmu."
"Sumpah bingung kali aku!" Ku usap kasar wajahku setelah mendengar cerita dari siswi perempuan dihadapanku ini.
"Bentar mbak, nama mu sape?"
"Gak usah manggil mbak napa sih?"
"Iye-iye. Jadi nama mu saha?"
"Siapa namaku itu gak penting,"
"Sok misterius bat."
"Eh nyet diem dulu!"
"Iya Piah maap!"
"Sesuai dari ceritaku tadi, aku bukan siapa-siapanya Kaylee. Kami cuma ngelakuin sesuatu yang suka disebut 'mutualisme',"
"Apaan dah? Ke intinya ae napa sih."
"Dengerin dulu Tha aelah!"
"Iye maap!"
"So, Emangnya ngelakuin apaan kamu ama Kaylee?"
"Saling menguntungkan. Aku cuma ngelakuin yang dia minta dan aku dapet imbalan. Udah gitu doang."
"Yang bener!" sergahku cepet. "Terus maksud dari semacem amplop yang dia kasih ke kamu tuh apaan?"
"Oh amplop itu ya? Kamu liat rupanya,"
"Kasih tau apa isinya,"
"Duh duh kasih tau gak ya?"
"Gak usah menye-menye njing! Jawab ae!"
Eh bukan aku yang jawab itu tapi Fiah
"Slow nyet! Buru-buru amat kalian minta jawaban aku!"
"Ya abisnya cok—"
"Fiah, omonganmu dijaga ya."
"Eh—sorry.. i-iya Syel maap!"
"Jadi bisa diceritain?" ucap Syella.
"Huh! Oke. Setau aku sih dia ada satu temen.. mungkin? Dan dia kadang suka ketemu sama tuh orang,"
Temen?
"Siapa temennya? Perempuan?" tanyaku.
"Yes. Dulu sering aku liat mereka barengan di teras rumah perempuan itu. Tapi entah napa akhir-akhir ini aku dah jarang ngeliat interaksi diantara mereka lagi. By the way, you temen Kaylee?"
Aku mengangguk, "Aku temennya. Dan aku mesti tau dibalik semua ini!"
"Kami pun temen Kaylee!"
Ku lirik sekilas Fiah, Letha, dan Syella yang ikut bersuara.
"Lanjutin omonganmu." pintaku.
"Hm. Gini, awalnya ku liat suatu hari mereka turun dari mobil terus mereka langsung ribut. Adu bacot kali? Ku rasa sejak itulah mereka jarang ketemu lagi. Jadinya si Kaylee itu ngirim surat lewat aku,"
"S-surat? Jadi amplop itu isinya surat?" Seketika aku terkejut, "Kenapa Kaylee ngirim surat ke tuh orang?"
"Mana ku tau. Mungkin penting kali?"
"Kalo penting mah pake ae hp. Tinggal kirim SMS, sat set beres. Ribet amat ngirim surat-suratan."
"Setuju, Piah! Lagian nih tahun berape jir masih pake begituan?"
"Mungkin ada alasannya kenapa Kaylee ngirim surat?"
"Aelah Syel alasan apaan dah?"
"Benerkah orang itu ama Kaylee cuma sebates temen?" tanyaku pelan. "Gak lebih kah? Maksudnya ada yang lain gitu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Did You Choose It?
RandomKehidupan Lin berubah setelah bertemu dengannya, seseorang yang telah membuat jantung Lin tak aman dan tak kuat jika harus bersetatap dengan orang itu. Lin tak percaya bahwa ia menyukai teman sekelasnya sendiri membuat Lin melakukan apapun untuk bis...
