.
.
.
Min Young sudah sadar dari pingsannya dan sekarang dirinya sudah berada dibalik kaca tempat Jimin terbaring lemah. Netranya hanya fokus kepada anak yang sangat dia sayangi, kalau bisa Min Young ingin menggantikan posisi Jimin merasakan sakit yang anaknya rasakan. Saat ini Min Young memang sedang tidak menangis, tapi sakit hati yang dia rasakan sangat dalam. Sakit melihat wajah Jimin terpasang masker oksigen dan beberapa alat medis yang terpasang pada tubuh Jimin. Hati Min Young berdesir saat mengingat kondisi Jimin beberapa saat lalu.
Tiba-tiba arah pandang Min Young beralih pada seseorang yang berdiri tak jauh darinya, fokusnya tak lagi berada pada Jimin.
"Joon Gi oppa, terimakasih karena sudah bersedia menolong Jimin." Ucap Min young pada orang yang berada disampingnya
"..."
"Mungkin jika oppa tidak datang aku tidak tau apa yang akan terjadi pada Jimin." Tambah Min Young seperti menerawang masa depan.
"Min young-ah..." Panggil Joon Gi
"Ne" Jawab Min young singkat
"Maafkan semua kesalahanku selama ini padamu dan juga Jimin, aku memang suami dan ayah yang gagal. Tapi aku mohon izinkan aku peduli pada Jimin, izinkan aku terus menyayangi Jimin." Ucap Joon Gi yang masih terfokus pada Jimin
"Semua sudah terjadi oppa."
"Dulu saat kau meninggalkan aku dan Jimin, Jimin sempat sakit dan tidak pernah seharipun dirinya tidak menanyakan kehadiranmu."
"Eomma kapan appa datang? sekarang Jimin sudah jadi anak baik, Jimin sudah tidak menangis lagi kan eomma, ayo eomma panggil appa kemari menemui Jimin. Jimin ingin bermain dengan appa eomma..." Ucap Min Young menirukan nada bicara Jimin.
"Hahahha... oppa, bukankah kau sangat jahat pada uri Jiminie" Tambah Min Young
"Hiks... Aku memang appa yang jahat pada uri Jiminie, aku egois dan tidak pernah memikirkan kasih sayang kalian padaku." Pertahanan Joon Gi runtuh saat mengingat kejadian di masa lalu.
.
.
.
------------------------- REASON -------------------------
Flashback On
5 Tahun Yang Lalu
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, tetapi Joon Gi belum juga sampai dirumah. Jimin yang sedari tadi menunggu appanya pulang mulai gelisah dan beberapa kali menangis.
"Kakek, appa... appa mana kek?" Tangis Jimin pada Sung Geun.
"Jiminie sayang, appa akan pulang larut malam ini. Sudah ya, main robot-robotannya dengan kakek dan paman Jung Suk saja eoh!" Ucap Sung Geun yang berusaha menenangkan Jimin.
"Andwe...Andwe kek hiks.. hiks" Tangis Jimin pecah
"Suk-ah, hubungi Joon gi atau bila perlu suruh anak buahmu untuk menjemput Joon Gi sekarang juga! Aku tidak mau melihat cucuku menangis seperti ini" Perintah Sung Geun pada Jung Suk
Min young yang mendengar Jimin menangispun menghampiri Jimin dan berusaha menenangkannya, Min Young tidak tau harus melakukan apa pada Jimin supaya dia tidak menangis lagi. Jimin sangat dekat dengan appanya dan semenjak Joon Gi membuka perusahaan baru dirinya sering pulang larut malam dan melupakan tugasnya untuk memperhatikan Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
REASON
FantasyKetika pengorbanan menjadi alasan untuk membahagiaan orang yang kita sayangi disitulah kita harus menanggung rasa sakit sendirian. Apakah semesta masih memberikanku harapan untuk bahagia bersama mereka? Ataukah semesta berkata sebaliknya? - Park jim...