Chapter 30

291 24 8
                                    

.

.

.

Mentari menyambut pagi dengan senyum indahnya, terlihat dari cerahnya langit dan pancaran terik sang mentari yang membuat hangat setiap hati. Burung-burung berkicau dengan melodi yang saling menyapa satu sama lain dengan indahnya. Pagi menyambut sang pemilik mata bulan yang indah dirinya masih bergelut di dalam selimut hangatnya menghalau rasa dingin yang dia rasakan.

Diluar sana mentari memang sangat indah tetapi tidak menurut Jimin, ini masih sangat pagi tetapi perutnya sudah berulah, Jimin harus bangun sebelum waktunya karena rasa sakit yang tak tertahankan menyerang perutnya. Badannya terasa sangat lemas karena semua isi perutnya minta keluar secara paksa.

"Huek... Huek... Akkhhh..."

"Huek... K-kenapa sakit sekali.. hahh...hhh" Rintih Jimin, badannya terasa sangat lemas sekarang. Jimin terduduk disamping closed berusaha mengatur napas dan menyeimbangkan tubuh supaya tidak limbung.

"Eomma tidak boleh melihatku seperti ini, aku harus segera membersihkan diri." Ucap lirih Jimin namun sebelum dirinya berdiri perutnya kembali bergejolak.

"Uhuk..Akhh. Ada apa denganku." Jimin yang melihat gumpalan merah pekat keluar dari mulutnya tidak tau harus melakukan apa. Jimin memutuskan untuk segera mandi dan meminum obatnya.

Beberapa hari ini Jimin memang sering mimisan, ini karena dirinya kelelahan karena harus berlatih menari bersama hoseok dan bergadang untuk membuat catatan yang akan Jimin berikan kepada Taehyung sang sahabat sebelum menghadapi Ujian akhir. Selama 2 minggu Jimin sangat memforsir tubuhnya untuk menemani dan mengajari Taehyung supaya mendapat nilai yang lebih baik. Jimin juga melakukan latihan di studio Hoseok karena saat melihat Hoseok menari dia terpesona dan saat mencobanya Jimin merasa memiliki perasaan lain yang belum pernah dirasakan sebelumnya, dirinya lupa kalau tubuhnya tidak sekuat dulu dan menari bukanlah hal yang baik.

Awalnya Hoseok melarang karena tau kondisi Jimin seperti apa, Hoseok juga bilang pada Jimin akan memberitahukannya pada Yoongi. Namun belum sampai Hoseok memberitahukan semuanya kepada Yoongi tentang Jimin tiba-tiba Yoongi datang ke studio Hoseok dan tau apa yang dilakukan Jimin. Yoongi marah pada Jimin dan meminta Hoseok untuk memblacklist Jimin agar tidak bisa datang ke studio Hoseok, namun karena Jimin memohon dan berjanji akan menuruti perintah Yoongi untuk tidak terlalu lelah akhirnya Yoongi mengizinkan dengan tujuan menari sebagai olahraga ringan untuk Jimin.

Karena itu juga Jimin menyembunyikan rasa sakitnya dari keluarganya agar Yoongi tidak mendapat masalah karena berbohong dan juga karena Jimin ingin terus menari. Saat Hoseok bertanya bagaimana kondisi Jimin tentu saja dia akan menjawab kalau dirinya baik-baik saja dan berakhir Jimin harus mengurung diri dikamar supaya tidak ada yang tau apa yang terjadi pada Jimin.

Jimin tidak melakukan check up ataupun kemotheraphy di rumah sakit setelah membaca beberapa artikel mengenai efek sampingnya, Jimin hanya mengandalkan obat saat rasa sakit itu datang. Jimin terlalu takut kalau sampai usahanya untuk sembuh gagal dan dirinya juga berpikir pada akhirnya dia akan pergi. Jimin memutuskan untuk menikmati sisa hidupnya sebelum akhirnya dia harus pergi dan tak bisa kembali lagi.

"Dimana obatku?" Tanya Jimin pada dirinya sendiri yang sibuk mencari obatnya setelah selesai merapikan diri.

Tok...

Tok...

Jimin yang kaget mendengar suara ketukan pintu segera berpindah ke meja belajarnya, memposisikan diri supaya tidak ada yang tau apa yang sedang dia lakukan.

"Wah Ssaeng tumben sekali jam segini kamu sudah siap. Apa Hyung terlambat membangunkanmu?" Ucap Yoongi yang kaget melihat Jimin sudah berpakaian rapi.

"Aniy, Aku saja yang bangun kepagian hari ini hyung... Aku tadi terbangun saat bermimpi dan saat melihat jam sepertinya aku akan kesiangan jika harus tidur kembali." Jawab Jimin sembari menetralkan detak jantungnya yang sangat cepat.

ReasonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang