.
.
.
Derasnya suara hujan tidak mampu membuat hati seorang sahabat yang mengkhawatirkan sahabatnya ikut sejuk. Basahnya air hujan yang membasahi lantai rumah sakit terasa seperti air mata yang jatuh dari pelupuk mata Taehyung saat ini begitu banyak dan deras. Walaupun sang sahabat sudah ditangani oleh sang kakak namun rasa khawatirnya tidak berkurang sedikitpun, dirinya masih sangat sedih dan merasa bersalah karena tidak tau kondisi sahabatnya saat dia marah dan meninggalkan sahabatnya.
"Maafkan aku Jimin." Ucap taehyung yang mengingat kejadian pagi tadi saat dirinya marah pada Jimin.
"Kalau tadi aku tidak meninggalkanmu aku pasti tau keadaanmu dan segera membawamu kerumah sakit. Aku benar-benar sahabat yang egois." Ucap taehyung lagi.
Dari jauh terdengar suara seseorang yang memanggil taehyung dengan rasa khawatir yang sangat terlihat jelas.
"Taehyung-ah bagaimana keadaan Jimin?" Suara itu adalah suara Min Young, dirinya berlari dari parkiran dan langsung menuju ruangan yang taehyung katakan saat ditelpon.
"Bibi Jimin dia... hiks... Namjoon hyung belum keluar dari tadi bi hiks..." Taehyung terisak saat ditanya oleh Min Young
"Aniyo Taehyung-ah, kamu jangan menangis seperti ini eoh!" Min Young berusaha menenangkan sahabat dari sang putra walaupun dirinya juga sangan kalut saat ini.
Setelah mendengar kondisi Jimin dari Taehyung saat ditelpon tadi, Min Young memutuskan untuk langsung pergi menemui anaknya. Min Young yang sangat khawatir memutuskan untuk segera pergi kerumah sakit dimana Jimin dirawat. Seojoon dan Seokjin juga langsung pergi bersama Min Young saat tau Jimin masuk rumah sakit. Sung Geun tidak masalah dengan sikap mereka yang langsung meninggalkan acara, toh dirinya akan menghandle semua urusan anak dan cucu mereka. Bukan tidak peduli dengan kondisi Jimin tapi Sung Geun harus menyelesaikan acara yang sudah direncanakan sejak lama.
Dijalan menuju rumah sakit Min Young tak henti-hentinya menangis, dirinya menyalahkan diri sendiri karena terlalu ceroboh meninggalkan Jimin. Kondisi Jimin memang lemah sejak Seojoon dan Min Young pergi ke Amerika, Jimin sering mendadak pingsan dan Jimin tidak mau untuk melakukan pemeriksaan di Rumah Sakit, Jimin sangat yakin tubuhnya baik-baik saja. Jimin bukan anak yang egois dan malah meminta sang eomma untuk menyelesaikan urusannya tanpa peduli apa yang terjadi pada tubuhnya.
"Bibi.." Panggil Taehyung
Min Young yang merasa dipanggil langsung menoleh ke arah seseorang yang memanggilnya, berusaha menetralkan raut wajahnya. Dalam hati Min Young berusaha meyakinkan diri kalau anaknya akan baik-baik saja. Min Young menatap wajah Taehyung dan memeluknya erat, menyalurkan kekuatan dan membayangkan orang yang dipeluknya sekarang adalah Jimin.
"Bibi maafkan aku bi... Jimin marah padaku bi..." Min Young yang tidak tau maksud dari ucapan Taehyung hanya diam, tangannya mengusap lembut surai kecoklatan milik Taehyung dan memeluknya menguatkan sahabat dari sang anak.
"Aniyo Jimin tidak akan marah denganmu Tae, Jimin sangat sayang padamu percaya sama bibi nee" Ucap Min Young yang menangkup wajah Taehyung menata rambut yang menutup keningnya dan memeluknya kembali.
"Jimin apa yang sebenarnya terjadi padamu sayang, jangan membuat eomma khawatir" batin Min Young
Sudah cukup lama mereka menunggu didepan ruang ICU, Dokter Kim appa dari Taehyung juga ikut masuk menangani Jimin beberapa waktu lalu. Dokter Kim sudah menganggap Jimin seperti anaknya sendiri, sehingga apapun yang terjadi pada Jimin Dokter Kim akan secara otomatis diberitahu oleh Taehyung. Min Young semakin khawatir dengan keadaan Jimin, dirinya takut apa yang terjadi beberapa tahun lalu terjadi lagi pada Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
REASON
FantasyKetika pengorbanan menjadi alasan untuk membahagiaan orang yang kita sayangi disitulah kita harus menanggung rasa sakit sendirian. Apakah semesta masih memberikanku harapan untuk bahagia bersama mereka? Ataukah semesta berkata sebaliknya? - Park jim...