Chapter 11

315 26 0
                                    



Sung Geun berjalan cepat terlihat seperti berlari menyusuri koridor rumah sakit dengan wajah yang begitu khawatir, dia terus memikirkan kondisi Jimin pasalnya saat Seojoon menghubunginya suara Min Young terdengar seperti orang yang frustasi.

"Seojoon, Min Young-ah" panggil Sung Geun kepada menantu dan sang anak

"Bagaimana keadaan cucuku? Apa dia baik-baik saja? Dimana dia sekarang?" tanya Sung Geun dengan nafas memburu.

"Tenanglah Aboeji! Jimin masih didalam, Jimin masih ditangani oleh Dokter Jung." Jawab Seojoon dan berusaha menenangkan sang mertua.

"Oppa. Jimin masih sangat kecil untuk menanggung semua ini, aku tidak tega melihatnya seperti ini terus. Ini semua salahku oppa kalau saja... kalau saja waktu itu aku memasangkan sabuk jimin dengan benar hiks... hiks aku ak- " Min Young terus menyalahkan diri sendiri dan terisak saat melihat Jimin

"Ssstttt.... Ini sudah takdir Jimin yeobo, ini semua diluar dari kendali kita" Seojoon memotong perkataan Min Young sebelum dia semakin menyalahakan diri sendiri.

Tiga puluh menit mereka menunggu Jimin dengan perasaan khawatir, dan beberapa saat kemudian dokter Jung keluar.

"Jung Oppa! Bagaimana kondisi Jimin? Dia baik-baik saja kan oppa? Apa boleh aku masuk untuk melihatnya sekarang? Ayo oppa katakan padaku hiks..." Baru saja dokter Jung keluar, dirinya sudah diserbu dengan banyak pertanyaan dari Min Young.

"Yeobo tananglah, jangan menyerbu Jung Hyung dengan banyak pertanyaan. Kita dengarkan saja penjelasan darinya eoh." Ucap Seojoon menenangkan Min Young.

"Hyung bisa kau jelaskan kondisi Jimin?" tanya Seojoon pada Dokter Jung

"Ehmm... Apakah salah satu dari kalian tau kalau Jimin melakukan kegiatan fisik yang berat?" Pertanyaan Seojoon dibalas pertanyaan oleh Dokter Jung

"Maksud anda apa dokter? Ada apa dengan cucu saya?" tanya Sung Geun khawatir

"Begini... Hasil pemeriksaanku sementara menunjukkan kalau Jimin kelelahan, Oksigen yang masuk pada tubuh Jimin juga kurang. Saya sudah menyuntikkan obat kondisinya saat ini juga sudah membaik. Kita tinggal menunggunya sadar."

"Bagaimana dengan hati Jimin oppa?" tanya Min Young cemas

"Kami pihak rumah sakit masih mencari pendonor hati yang sesuai dengannya. Dilihat kondisinya saat ini kita masih punya cukup waktu untuk mencari donor hati sampai Jimin berusia 17 tahun. Pesanku jaga pola makannya dan jangan biarkan Jimin melakukan kegiatan fisik yang terlalu berat. "

"Sekarang kalian bisa masuk untuk menemani Jimin. Panggil aku saat Jimin sadar nanti." Ucap dokter Jung pada keluarga Jimin.

"Terimakasih oppa/ Terimakasih hyung" ucap Min Young dan Seojoon bersamaan

"Terimakasih Dokter" ucap Sung Geun.




Ruang Rawat Jimin

Hati Min Young tidak pernah tenang setelah melihat kondisi Jimin, dirinya sangat khawatir dan gelisah dengan keadaan anaknya sekarang. Jimin kembali ke tempat yang sama sekali tidak pernah diinginkannya, dinding putih dengan bau obat yang menyengat, masker oksigen dan beberapa peralatan medis yang menempel pada tubuh mungil Jimin. Min Young hanya bisa mengenggam tangan yang terbebas dari infus, mengelus surai lembut Jimin meletakkan punggung tangan sang anak pada pipinya.

Sejak dulu Jimin adalah anak yang sangat manja, anak yang sangat manis dan baik. Jimin selalu bisa membuat sang eomma tertawa dengan sifat lucunya dan tidak pernah ingin melihat sang eomma menangis tapi saat ini dirinya adalah alasan sang eomma menangis.

Mata yang indah itu akhirnya sedikit mengerjap menyesuaikan cahaya lampu yang terlihat samar-samar. Tangan mungilnya perlahan bergerak. Perlahan Jimin melihat sekitar, dilihatnya sang eomma, appa dan kakeknya yang sedang mengelilingi menunggu dirinya sadar.

"Euungh... eomma"

"Syukurlah kau sudah sadar. Bagaimana sayang, apa ada yang sakit?"

Perlahan tangan Jimin mencoba menyingkirkan masker oksigen yang dirasa sangat mengganggu. "Lepas, Lepas ini eomma."

"Apa sudah lebih baik Jiminie? Pakai dulu ya, Kakek akan panggilkan dokter untukmu" tanya Sung Geun memastikan

"Tak nyaman kek, dan juga Jimin haus" ucap Jimin lemah

"Tenang ya sayang sebentar lagi dokter Jung datang" ucap Seojoon setelah memencet tombol merah di atas brangkar Jimin.

Dokter Jung masuk keruang rawat Jimin dan melepas masker oksigennya, karena pernapasan Jimin belum stabil dokter menggantinya dengan nassal canula supaya dirinya lebih nyaman. Membantu Jimin untuk minum dan memeriksanya kembali sebelum dokter Jung pergi.

"Kondisi Jimin sudah lebih baik sekarang, biarkan dia istirahat kembali. Aku akan pulang malam ini jika terjadi sesuatu pada Jimin jangan sungkan untuk menghubungiku." Ucap dokter Jung

"Nde, terimakasih hyung. Jimin pasti akan baik-baik saja. Beristirahatlah hyung! Istrimu, Namjoon dan Taehyung pasti sudah menunggumu. Maaf kalau aku selalu merepotkanmu hyung" Ucap Seojoon

"Tak apa Seojoon-ah, Ini sudah menjadi kewajibanku. Lagi pula Jimin sudah aku anggap sebagai anakku sendiri. Jimin teman Taehyung dan juga anak dari sahabatku." Jawab Jung Hyung dengan senyum diwajahnya.
















TBC

Pas lagi muncul ide langsung dikeluarin, maaf ya kalau ceritanya singkat

Makasih buat readers yang udah vote dan comment ceritaku ya, Semoga kalian masih suka sama cerita dari aku hehehe...😁😁😁

See You On Next Chapter

23092022






REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang