Chapter 34

249 19 6
                                    

.

.

.

Langit masih begitu cerah beberapa saat yang lalu, tapi secara ajaib langit berubah menjadi sendu seakan ikut merasa sedih seperti hati pemilik bulan sabit yang saat ini terbaring lemah diruang ICU. Entah apa yang harus dilakukan semua orang sekarang yang pasti sekarang pemilik mata bulan itu sudah merasa sangat kecewa. Rahasia yang selama ini disimpan begitu rapi nyatanya teruangkap begitu saja, seakan takdir tidak pernah mengizinkan keluarga pemilik bulan itu bahagia.

Langit yang berganti senja ikut menyaksikan bagaimana perasaan Min Young saat ini, anaknya terbaring lemah karena kecerobohannya. Pikirnya selama ini Jimin baik-baik saja dan merasa bahagia dengan apa yang menjadi pilihannya namun, semuanya justru membuat Jimin menderita. Anak mana yang tidak kecewa jika selama hidupnya selalu dibohongi bahkan orang yang menjadi idolanya semasa kecil pergi tanpa pernah kembali. Sang anak sudah berkali-kali bertanya tapi bukan jawaban yang didapat melainkan hal lain yang justru membuat sang anak bingung harus bagaimana.

Rasa rindu yang seakan membunuh perlahan membuatnya menjadi sosok yang bahagia diluar namun sangat tertutup. Jimin memang terlihat ceria dan manja, namun tanpa orang-orang sadari anak itu menyimpan luka begitu banyak. Apakah orang dewasa sekejam itu, apa Jimin tidak boleh tau apapun tentang appanya. Jimin manusia biasa, bukankah wajar jika dirinya merindukan orang yang pernah mengisi ruang hatinya dan menjadi appa yang selalu menjadi no satu dihati kecilnya.

"Yeobo!" Panggil Seojoon yang melihat sang istri duduk menangis didepan ruang ICU.

"Hiks... Yeobo." Jawabnya yang masih terisak dan langsung memeluk sang suami.

"Bagaimana Jimin bisa collaps lagi eomma? Bukankah lusa Jimin sudah boleh pulang" Tanya Seokjin yang datang bersama Seojoon, bertanya pada eommanya yang menangis dalam pelukan sang appa.

"..." Min Young masih belum menjawab pertanyaan Seokjin.

Setelah Seojoon dan Seokjin sampai tidak lama kemudian Yoongi, Hoseok dan juga Taehyung sampai didepan ruang ICU dimana Jimin diperiksa. Semuanya kaget mendengar kabar kalau Jimin tiba-tiba collaps. Pasalnya mereka mendengar kemarin Namjoon mengatakan kondisi Jimn berangsur membaik dan juga pagi tadi saat Seokjin dan Yoongi mengantarkan sarapan dan baju ganti untuk Min Young, Jimin sempat bercanda dengan mereka.

"..." Min Young perlahan melepas pelukan Seojoon dan memandang semua orang yang berada didepannya, Min young tak berani mengatakan apa yang terjadi sebelum Jimin pingsan kepada Seojoon.

Tak beberapa lama sang appa Park Sung Geun juga datang dengan wajah panik, karena melihat sang appa sudah sampai akhirnya Min Young berani menceritakan semuanya. Min Young tau resikonya seperti apa jika dirinya jujur, tapi itu semua harus diterima oleh Min Young

"Min Young-ah apa yang terjadi dengan Jimin nak. Apa ada yang mencelakai Jimin?" Sung Geun sangat kaget dan panik, kentara dari raut wajahnya. Sung Geun sudah beberapa kali mendengar Jimin collaps dan dibawa ke ruang ICU, namun untuk saat ini dirinya merasa gusar dan sangat takut. Sung Geun khawatir dengan sang cucu, Sung Geun takut jika sang cucu memilih untuk menyerah.

"Appa mianhae hiks... Mianhae appa.." Min Young langsung memeluk sang appa dan tak henti-hentinya mengucap kata maaf.

"Maaf untuk apa Young-ah? Apa yang terjadi pada cucuku nak, katakan pada appa" Sung Geun semakin bingung dan khawatir.

"Joon Gi, Appa." Deg, satu nama yang membuat semua orang menjadi tegang.

"Kenapa dengan Joon Gi, apa istri barunya yang membuat Jimin seperti ini?" Ucap Sung Geun.

"Joon Gi datang, aku dan Joon Gi sempat berdebat dan akhirnya Jimin tau kalau appa kandungnya adalah Joon Gi. Jimin marah padaku appa hiks... Jimin hiks... dia kecewa padaku appa. Apa yang harus aku lakukan, aku memang eomma yang jahat appa hiks..." Min Young menumpahkan semua rasa bersalahnya dalam pelukan sang appa.

REASONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang