Bab 13

1K 54 0
                                    

Selama masa kehamilan yang di alamin nya. Membuat mayang melupakan semua masa lalu serta rasa sakit dihati nya. Begitu juga hubungan komunikasi antara mayang dan adam terputus dengan sendirinya setelah bondan mengabarkan bahwa mereka sudah mengosongkan rumah lama kami. Dan aku menyewakan nya kepada orang lain. 

Kehadiran buah hati yang selama ini di impikan mayang akhirnya terwujud dalam hitungan minggu. Kata dokter HPL nya 2 minggu lagi. Sungguh mayang sudah tak sabar lagi bertemu cinta kecilnya.

Mayang dengan rasa penuh suka cita berbahagia menyambut kehadiran malaikat kecilnya. Merombak kamar khusus untuk buah hati nya. Nuansa biru yang dipakai mayang untuk kamar bayi mungil yang akan gunakan nya nanti. Semua perlengkapan bayi dari box bayi, baju-baju bayi dan pasukan nya sudah di persiapkan mayang saat usia kandungan nya delapan bulan.

Semenjak perceraian nya dengan adam usaha yang di jalankan oleh mayang dan anita berkembang dengan pesat. Mereka membuka cabang di salah satu mall terbesar di daerah kota. 

Dan saat peresmian butik kedua nya digabung dengan syukuran buat kandungan mayang. Semua sahabat-sahabat dan temen-temen mayang berkumpul dan memberikan ucapan selamat. Bi ummai, mbo jum dan semua ART yang berkerja dengan mayang menikmatin semua sajian yang telah dipersiapkan.

Rasa syukur mayang panjatkan buat Sang Pencipta. Mayang mengundang anak yatim piatu. Untuk meramaikan suasana. 

Melihat muka-muka mereka yang berbahagia di acara nya membuat mayang bersyukur memilikin kedua orang tua yang lengkap dan merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya.

"Mama, papa.. mayang kangen.. sebentar lagi cucu kalian akan hadir.. semoga cucu papa dan mama bisa menjadi pelindung mayang."lirih nya dalam batin. Rasa rindu nya kepada kedua orang tua nya membuat air mata nya mengembun. Tidak mau membuat acara nya rusak, mayang langsung menyeka air mata nya.

-------------------------------------------------------------

Perkiraan dokter, HPL yang seharus nya 2 minggu ternyata meleset. Tiba-tiba mayang merasakan perasaan sakit dengan rentang waktu yang dekat. Mayang berjalan perlahan ke arah ruang tamu sambil memanggil bi ummai dan mbok jum.

"Bi... mbo... bi....mbo....". Teriak mayang. Saat perut nya merasakan sakit. Dan tak terasa air mengalir dan merembes kebawah sela sela kaki nya.

"Ya, allah non.. mbo.. cepat surung pak rahman siapin mobil mayang mau melahirkan". teriak bi umma sambil memapah ku dan mendudukan nya di kursi tamu. Bi ummai mengambil perlengkapan bayi yang sudah dipersiapkan sebelum menjelang kelahiran buah hati mayang.

"Yuk, non kita ke rumah sakit"ujar bi ummai. Sambil membawa ku masuk mobil serta menuntun ku duduk. Setelah dirasa duduk ku nyaman bi ummai menutup pintu. Lalu membuka pintu arah sebelah ku. Dan duduk di samping ku. Pak rahman sudah siap di balik kemudi. Mbo jum berlari setelah menutup pintu rumah dan masuk ke mobil.

Bergegas pak rahman memacu mobil menuju kerumah sakit yang lumayan dekat dengan kawasan rumah ku. 

"Bi, perut may sakit bi.."lirih ku ke bi ummai, bi ummai mengusap-usap punggung ku, yang memberikan ketenangan kepada ku.

"Sabar non, sebentar lagi sampai"ujar bi ummai.

Dapat kulihat raut wajah khawatir bi ummai dan mbo jum. Pak rahman memacu dengan kecepatan sedang. Untung saja jalanan yang kami laluin tidak terlalu padat. 

Sesampai nya di depan UGD perawat langsung mengangkat ku kebrankar dan mendorong nya menuju ruang bersalin. Ku lihat dokter cindy memasukin ruangan ku.

"Sudah pembukaan lengkap ya bu. Tarik nafas, lalu buang. Jangan mengejan terlalu kuat. Yang tenang ya bu."ujar dokter cindy. Dokter yang selama ini menjadi dokter kandungan ku.

Oek... oek... oek... suara tangisan bayi nya nyaring terdengar. Senyum terus terpancar dari wajah sambil melihat bayi ku yang sedang di gendong dokter.

"Selamat ya bu, bayi nya laki-laki dan sehat."ucap dokter cindy 

"Alhamdulillah jagoan kecil ku telah lahir kedunia ini. "Batin mayang. Bayi yang baru lahir langsung dibersihkan oleh perawat. Lalu diserahkan ke mayang untuk disusuin pertama kali. Perawat membantu dan membimbing mayang.

"Bu, tolong di urus administrasinya. Biar ibu, mayang bisa langsung di pindahkan ke kamarnya."ujar salah satu perawat kepada bi ummai.

"Baik sus. Mba, kamu disini temenin mayang. Pak rahman, temenin saya buat urus-urus administrasi mayang". Ucap bi ummai.

Untung bi ummai, mbo jum dan pak rahman telah ku kasih tahu jauh-jauh hari. Jika suatu saat aku lahiran mereka, tidak akan bingung dan kaget.

Setelah semua urusan administrasi selesai mayang di antarkan oleh perawat ke dalam kamar perawatan VVIP dan bayi nya di kamar perawatan bayi. Mayang tertidur karena rasa lelah setelah melahirkan. Bi ummai menemanin mayang sedangkan mbo jum kembali ke rumah bersama pak rahman, untuk mengambil pakaian bersih mayang sekalian membersihkan cairan ketuban yang belum sempat di bersikan karena panik.

"Uuggghhh..." suara lirih mayang 

"Sudah bangun non, minum dulu non. Mau bibi panggil perawat??"tanya bi ummai

"Mau minum bi, boleh bi, minta tolong buat di naikin dikit tempat tidurnya?"ucap mayang. Bi ummai langsung mengambil air putih yang sudah disedikan dan memberikan nya kepada mayang. Karena haus. Mayang menghabiskan air di gelas lalu memberikan nya ke bi ummai. 

Bi ummai meletakan gelas lalu menuju ke ruang suster untuk meminta tolong menaikan sedikit tempat tidur mayang. 

Tok tok

"Tempat tidurnya mau di naikin sedikit ya bu??"tanya suster sambil memutar tungkai di bawah dan memutar nya. " iya sus. Toling di naikan sedikit." Pinta mayang.

"Gimana bu sudah sesuai" tanya suster sama mayang.

"Sudah sus, terima kasih ya. Anak saya kapan di antar sus?"tanya mayang kembali.

Sambil mengecek jam ditangan suster menjawab "sebentar lagi bu di antar, ditunggu saja ya bu. Saya permisi dulu, jika butuh bantuan silahkan di tekan tombol merah diatas ya bu"ucap sang perawat sambil menunjukan tombol yang di maksud dan berjalan keluar menuju pos kerja nya

"Makasih ya sus."jawab mayang.

"Non, sudah ada nama buat anak lanang"tanya bi ummai setelah suster keluar dari kamar.

"Sudah bi, nama nya Muhammad Hafiz. Panggilan nya hafiz."dengan senyum merekah ku berikan jawaban atas pertanyaan bi ummai

"Masya Allah, nama yang bagus."jawab bi ummai.

Selang berapa lama, suster box bayi. Ada bayi ku di dalam nya. Suster mengambil dan memberikan nya kepadaku biar sang bayi menghisap sumber makanan nya.

Kupandangin wajah hafiz yang sedang menyusu. Muka hazif hampir sembilan puluh persen mirip dengan adam. Sedangkan aku hanya sepuluh persen nya. Aku sangat bersyukur kehadiran hafiz membawa kebahagian untuk ku. "Putra ku, bunda sangat mencintaimu. Selamat Datang ke Dunia ini jagoan."lirih ku sambil membelai rambut anak ku.

-----------------------------------------------------------

Istri TegarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang