Bab 40

752 26 0
                                    

"Duuuuuh mam itu pisau taruh dulu dong. Serem banget. Iya nanti Ade kenalin ke mami sama anak nya juga" jawab ku tanpa sadar memberitahukan bahwa wanita yang aku dekatin seorang janda "mampus keceplosan lagi"batinku sambil memukul-mukul bibir yang tak bertulang.

"Haaaaaaaaaah..." Teriak mami kencang

Spontan aku langsung menutup kedua telinga ku, sedangkan salah satu ART ku yang sedang merapikan perabotan memasak langsung menjatuhkan panci yang sedang di pegang nya. 

Klontaaaaang..... 

"eeeeeh... Copot... copot... copot...ah eh ah eh.." latahnya. Sedangkan yang satu lagi bergegas menuju dapur saat mendengarkan mami teriak. 

"Ada apa Bu? Mana maling nya?" Seru mba Ijah sambil membawa sapu.

Mami yang tersadar akan ulah nya langsung menatap ku tajam dan melihat kedua ART yang kaget mendengar teriakannya.

"Astaghfirullah, Minah kenapa panci ibu kamu jatuhin." Seru mami saat melihat panci nya di lantai. "Lalu kamu mau ngapain Ijah? Bawa-bawa sapu segala? Mau mukul ibu ya" ujarnya lagi

"Ibu, bikin saya kaget. Jadi kelepas deh itu panci. Jadi jatuh kan pancinya. Bukan salah saya dong Bu." jawab mbok Minah dengan polosnya.

"Kalau kamu Ijah?" Tanya ibu

"Saya denger ibu teriak. Saya kira ada maling Bu. Maka nya saya bawa sapu kemari. Saya kan lagi nyapu rumah Bu." Ujar mbok Ijah

Aku hanya terkekeh melihat tingkah kedua ART ku yang aneh. Mami hanya bisa mengelus-elus kan dadanya. Padahal mami tahu kalau mami yang salah karena berteriak kencang nya yang sudah seperti Toa masjid.

"Sudah-sudah kembali kerja lagi." Usir mami sama kedua ART nya.

"Dan kamu dek, apa maksud kamu tadi? Jawab mami yang sebenarnya?" Titah mami yang tak bisa ku bantah kan sama sekali.

"Hehehehe..." Aku hanya bisa senyum pasta gigi.

"Jangan cuma heheheheh aja dek. Jawab mami jujur?" Ulang nya lagi sambil menatapku tajam setajam pisau silet.

"Maksud Ade nanti Ade kenalin mami sama perempuan yang lagi Ade deketin sekalian juga anaknya." Jawab ku jujur tak mau mami sampai memutilasi ku.

"Ya Allah dek, kamu lagi deketin janda satu anak?" Teriak mami kencang setelah mendengar jawaban ku.

"Iya mam" ujar ku lirih. 

"Kamu ini dek. Kamu ada foto nya? Kamu udah tahu gimana pribadinya, kamu udah tahu alasannya bercerai?" Tanya mami langsung tanpa komando.

"Ada mam, Ade diam-diam ambil foto nya. Ade juga udah suruh orang menyelidiki latar belakang dan Ade juga udah mencari tahu alasan nya bercerai." Jawab ku sambil menyerahkan foto yang aku ambil secara diam-diam tadi waktu di toko nya.

Mami langsung merebut hape ku dan melihat foto wajah wanita yang saat ini sedang aku dekatin. "Cantik. Ketemu dimana kamu?" Tanya mami penasaran.

"Ketemu di mall mam, waktu Ade anterin mami belanja." Jawab ku jujur

"Oh yang waktu itu kamu ceritain ke mami ya dek?" Tanya mami

"Lalu gimana latar belakangnya dan alasannya bercerai? Jujur sama mami." Tanya mami.

Aku langsung memberitahukan yang sebenar-benarnya tanpa ada yang aku tutupi semua laporan yang aku dapatkan dari orang kepercayaan ku buat menyelidiki mba Mayang. Dan ku lihat mami hanya manggut-manggut mendengar kan cerita ku. Bahkan aku juga bilang kalau kue yang aku beli dari toko kue milik mba Mayang.

"Pinter kamu dek cari calon. Mami setuju kapan kamu kenalin mami." Jawab mami santai setelah mendengar ceritaku.

Haaaaaaaaaah... 

Aku langsung terpanah saat mendengar jawaban mami. 

"Kenapa kamu dek? Kok begitu banget lihatin mami?" Tanya mami saat melihat respon ku.

"Serius mami setuju dan tidak masalah sama pilihan adek mam?" Ucap ku memastikannya 

" Lah kapan mami bilang mami enggak setuju dek? Mami enggak masalah mau itu janda anak satu, ataupun perawan. Selama kamu bahagia. Mami enggak mempermasalahkan sama sekali. Asalkan kamu jangan pernah menyakiti dan mempermainkan perasaannya. Ingat dek mami juga perempuan. Jadi kamu harus membahagiakan dan melindunginya. Apa lagi dia punya anak kan? Jadi kamu harus bisa menerima anaknya juga. Jangan hanya ibu nya saja dek. Kamu pikir mami kayak ibu-ibu yang mempermasalahkan janda atau perawan gitu?" Jawab mami sinis mendengar ucapan ku bahkan menasehati ku.

"Saran mami, sebelum kamu mendekati ibunya, kamu dekatin dulu anaknya. Ambil hati anaknya Sayangilah anaknya. Baru deh kamu dekatin ibunya. Mami jamin ibu nya bakalan Nerima kamu." Ujar mami memberikan saran kepada ku.

"Mami bener juga, kenapa Ade enggak kepikiran. Padahal anak nya juga ganteng loh mam?" Ungkap ku

"Serius kamu dek? Ada fotonya enggak mami pengen lihat calon cucu mami." Ujar mami antusias.

Aku langsung memberikan foto hafiz yang telah ku screenshot dari foto profil mba Mayang sama mami.

"Ganteng banget dek". Ungkap mami melihat foto hafiz.

"Iya mam, ganteng dan sopan pula." Jawab ku

"Serius kamu dek?"

"Iya mam, sopan cium tangan Ade dan tutur kata nya juga santun." Ungkap ku sambil membayangkan pertemuan ku dengan mba Mayang dan hafiz.

"Lalu kapan kamu mau bawa mereka kesini dek?" Tanya mami maksa

"Ade aja baru mau deketin mam, ibu nya susah banget di deketin sama Ade." Jawab melvin pasrah

"Lah bagus begitu dek, kamu harus berusaha keras buat dapatin. Jangan kamu pikir kalau janda itu gampang di deketin loh dek, janda itu hanya status. Kecuali ya kalau kamu dapet janda gatel di garuk, mami enggak akan pernah setuju." Tukas mami 

"Di garuk apa nya mam?" Tanya ku bingung 

Plaaaaak... Mami memukul kepala ku pelan. "Aaaaaau... Sakit mam." Adu ku menahan sakit pukulan mami di jidat ku yang mulus ini.

"Sakit ya dek? Untung bukan jidat mami yang mami pukul." Ujarnya santai tanpa rasa bersalah. 

"Dah ah, Ade mau ganti baju dulu, Ade ke atas dulu ya mam." Ujar ku sambil berdiri 

"Ya udah, mau sekali di anterin makanan dan kopi ga sama mbok Ijah?" Tanya mami

" Mau mam, kalau bisa kue nya juga ya. Love u mom. Muaaaach." Ucap ku sambil mencium pipi mami ku yang paling cantik sedunia.

"Much juga sayang mami" jawab mami yang melihat ku berjalan menuju kamar pribadi ku.

Aku membuka pintu kamar dan masuk kedalam lalu menutup nya. Ku buka jas yang melekat di badan ku. Lalu ku rebahkan diri di atas kasur yang empuk sambil membuka hape dan memandangi wajah mba Mayang yang telah ku jadikan wallpaper hape. Baru kali ini aku merasakan jatuh cinta terhadap wanita. 

Jika di ingat-ingat sejak dulu wanita lah yang mengejar-ngejar diri ku. Tapi sekarang malah aku yang tergila-gila mengejar mba Mayang.

"Arrrrrgh pusing" batin ku berteriak.

Istri TegarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang