Bab 81

436 16 0
                                    

"May, mami mau nanya kamu sudah bilang belum sama kakek dan nenek kamu, kalau mami tinggal sama kalian?" Tanya mami tiba-tiba. Mayang dan Melvin saling bertatapan, Mayang tersenyum kepada mami.

"Sudah mam, malahan sebenarnya Uwak Lukman yang meminta agar mami tinggal bersama kami, karena Uwak Rosa enggak ada teman bergosip kalau bibi pulang kerumah mereka. Dan nenek sangat senang jika mami mau tinggal bareng sama kami."  Jawab Mayang jujur.

"Serius kamu nak? Mami enggak mau loh jadi omongan nantinya?" Jawab mami yang tidak mau dirinya menjadi penyebab dalam rumah tangga anaknya dan menantu nya.

"Serius mam, kalau Mayang berbohong buat apa sih mam. Apa perlu Mayang telepon nenek sama Uwak nih?" Ucap Mayang sekaligus sedikit paksaan kepada mami yang agak keras kepala.

"Eh jangan-jangan, kamu ini. Iya sudah mami percaya sama kamu." Jawab mami pasrah.

"Jangan percaya sama Mayang mam, musyrik loh kalau percaya sama Mayang." Jawab Mayang tersenyum.

"Yeeee, ini anak. Cocok kamu sama Melvin seneng banget godain mami nya." Jawab mami jengkel dengan virus Melvin.

"Ya bagus dong mam, kalau suami dan istri sama-sama kompak. heheheh." Sahut Melvin sambil tertawa.

"Tau nih Oma, ayah suka banget kasih ajaran sesat sama bunda." Timpal hafiz meledek ayah nya.

"Waaaaaah, anak ayah udah mulai ya bikin berita yang tidak benar." Sahut Melvin sambil mengelitikin badan hafiz.

"Ampun ayah... Ampun... Geli." Ujar hafiz karena rasa geli akibat digelitikin ayah nya.

"Sudah... Sudah.. kamu ini udah jadi ayah masih saja kelakuan nya kayak anak kecil." Ucap mami menyuruh melvin menghentikan kelakuan anaknya. "Kasihan kan cucu Oma. Sampai Nangin begitu." Ujar mami lagi.

Melvin menghentikan kelitikan di badan hafiz. Sedangkan hafiz hampir meneteskan air mata akibat rasa geli. Hafiz mendekati tubuh bundanya dan meminta perlindungan sama bundanya.

Mayang hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan ayah dan anak. Walaupun mereka saling menyayangi dan melengkapi tapi terkadang mereka seperti tikus dan kucing yang saling berkejar-kejaran.

Mayang membantu mami merapikan pakaiannya dan memasukkan kedalam koper besar. Sedangkan Melvin mengabarkan ke dua abangnya bahwa mami akan tinggal dengan mereka untuk sementara waktu. Ke dua Abang Melvin bisa saja tinggal bersama mami, hanya saja mami tidak mau menyusahkan kedua anaknya. Terlebih lagi mami tidak mau jika besannya tidak menyukai kalau dirinya tinggal bersama anak-anak nya. 

Setiap orang memiliki pandangan mereka masing-masing, terkadang apa yang kita rasa seharusnya tidak menjadi masalah malah akan menjadi masalah bagi orang lain. Hati setiap orang berbeda-beda, dimulut mereka bilang iya tapi di belakang ucapan mereka berbeda. 

Hal itu lah yang membuat mami tetap bertahan untuk tinggal dirumah almarhum suaminya. Sedangkan kalau Melvin, sebenarnya mami juga tidak ingin tinggal bersama melvin dan mayang. Hanya saja mami pernah mendengar Melvin sempat berjanji kepada kedua abangnya jika suatu saat melvin akan menikah mami akan ikut tinggal bersama dirinya. Sehingga mami menyanggupi permintaan Melvin, karena mami tidak ingin anaknya menjadi orang yang tidak menepati janji. 

Mami sangat bersyukur karena mami mendapatkan menantu-menantu yang sangat menyayangi dirinya. Walaupun mami termasuk orang yang mudah bergaul, tapi mami sangat mengerti akan batasan-batasan nya. Terkadang mami suka merasa kesepian setelah Melvin tinggal dirumah Mayang. Walaupun ada banyak pembantu dirumahnya, suasana serasa berbeda jika ada salah satu anak nya dirumah yang tinggal bersamanya.

Terlebih lagi usia mami yang sudah terbilang cukup tua, ada perasaan di mana mami ingin menghabiskan sisa hidupnya dekat dengan anak-anaknya. Terkadang mami juga sering menginap dirumah anak-anaknya. Hanya sehari atau dua hari saja, mami tidak pernah menginap terlalu lama dirumah anak dan menantu nya. 

Selesai membereskan pakaian yang akan mami bawa, mami mengajak anak, menantu dan cucunya untuk makan terlebih dahulu setelah art dirumah selesai menyiapkan sajian masakan di meja makan. Sehabis makan, Melvin memasukan koper mami kedalam bagasi mobil. Melvin menitipkan rumah kepada para art nya. Jika ada yang mencari mami dirumah suruh mereka untuk menghubungi ke handphone mami saja. 

Melvin membawa mobil nya menuju kerumah mereka, arus lalu lintas tidak terlalu padat, sebelum pulang Mayang meminta Melvin untuk berhenti sebentar membeli cemilan di salah satu swalayan kecil. Melvin juga membelikan susu khusus ibu hamil. Tak lupa pula membelikan gula khusus diabetes untuk mami. 

Seusai membeli semua keperluan Melvin mulai melajukan mobilnya kembali. Sesampainya dirumah, Uwak Lukman dan istrinya menyambut kedatangan mami. Kakek dan nenek menunggu diruang keluarga. 

"Sudah datang nak Laura?" Tanya nenek.

"Sudah Bu." Jawab mami sambil cipika-cipiki dengan nenek.

"Melvin kamar mbak Laura sudah Uwak bereskan kamu masukan koper mami kamu langsung saja nak." Ujar Uwak Rosa.

"Makasih Uwak." Ucap Melvin dengan senyum.

"Sudah makan belum mbak?" Tanya Uwak Rosa.

"Tadi sudah Ros, mbak makan sedikit tapi kayak nya mbak mulai laper lagi deh." Ucap mami.

"Kalau begitu kita makan dulu bareng-bareng. Kebetulan kami nungguin mbak datang dulu." Usul Uwak Rosa.

"Yuk nak Laura, kita makan malam dulu. Kebetulan Rosa masak nasi beras merah sama udang ditepungin dan juga ikan mas bakar. Ibu sama bapak juga sudah mulai makan pake beras merah sekarang." Ujar nenek.

"Ya Allah maksih ya Bu, Laura jadi ngerepotin nih." Ujar mami tidak enakan.

"Kamu ini kayak sama siapa saja sih. Kita ini kan keluarga." Ujar nenek

Semua menuju ruang makan dan menyantap hidangan yang sudah di siapkan oleh Uwak di bantu art. " Abraham dan Jasmine sudah pulang Bu?" Tanya mami sama nenek.

"Sudah nak, mereka langsung pulang kerumahnya setelah pulang kantor. Ibu sama bapak bareng sama Lukman. Biasanya Sabtu atau Minggu mereka kesini kalau enggak ada kegiatan. Kamu tahu sendiri semenjak ibu sama bapak tinggal disini, semua nya pada ngumpul kemari. Kan selama ini ibu sama bapak tinggal bareng Lukman di Jogja." Ucap ibu menjawab pertanyaan mami.

"Nanti kita tetangga an nak Laura, bapak sudah beli rumah di sebelah kamu persis. Bapak suruh Lukman dan Abraham belikan rumah deket-deket kalian nanti nya." Ucap bapak mengabarin mami.

"Beneran bapak dan ibu bakalan tinggal di samping rumah Laura?" Tanya mami meyakinkan kembali ucapan Mayang tadi.

"Iya nak Laura, ibu sama bapak pengen dekat dengan kalian. Entah kenapa ibu sudah nyaman tinggal disini. Apa lagi anak-anak Abraham minta kami jangan balik lagi ke Jogja." Jawab nenek 

"Kalau gitu nanti Melvin buatin pintu penghubung biar nenek dan kakek bisa langsung masuk dari halaman belakang. Enggak perlu lewat pintu depan. Lebih cepat dan Simpel kan?" Ujar Melvin.

"Bener kamu Vin, Uwak setuju. Jadi lebih enak kalau begitu. Gimana mbak Laura?" Tanya Uwak Rosa.

"Mbak setuju Ros, dua rumah jadi satu. Mbak setuju banget." Sahut mami senang.

"Kalau gitu nanti Melvin rombak ya mam halaman belakang rumah kita biar jadi luas nantinya. Kalau ada acara kita bisa kumpul-kumpul bareng dirumah kakek dan nenek. Abang-abang pasti setuju banget sama rencana kita." Ucap Melvin bahagia.

"Sekalian ayah buat gazebo dan tempat buat panggangan di belakang rumah. Keren deh kalau bisa barbeque bareng-bareng nantinya." Usul Mayang

" Bener banget bun, ayah setuju."jawab melvin menyetujui usul Mayang.

"Sekalian kalian buatkan tempat bermain buat anak-anak, dek."tambah mami.

"Beres mam, nanti Melvin konsultasi dulu sama abang-abang dan Uwak serta paman dulu. Gimana Uwak?" Tanya Melvin

"Kamu tenang saja Vin Uwak dan paman kamu pasti bantuin kalian kok. Kalau butuh tenaga kabarin Uwak dan paman oke." Jawab Uwak Lukman.

"Iya Wak." Ucap melvin.

Istri TegarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang