Pagi nya, aku terbangun dari tidur Ku, aku langsung mengambil wudhu dan menunaikan kewajiban ku. Selesai sholat aku menuju dapur untuk membuat sarapan dan sedikit cemilan sebagai bekal kami nanti selama di perjalanan. Karena rumah orang tua Anita lumayan jauh dari kota kami tinggal. Tak lupa pula aku membersihkan rumah.
Aku membuat sarapan yang paling gampang, nasi goreng dengan sosis dan telur dadar. Tak lupa pula susu kesukaan hafiz dan kopi favorit ku. Seusai memasak aku langsung membersihkan peralatan dapur, dan meletakkan nya di rak piring.
Mayang menuju kamar hafiz yang letaknya di samping kamar pribadinya. Ku buka pintu kamar hafiz, ku lihat hafiz sedang melaksanakan shalat subuh. Betapa bahagianya diriku, mempunyai anak yang tidak pernah melupakan kewajibannya. Aku tidak perlu repot-repot membangunkan hafiz hanya perlu di ingatkan jika ia sudah melewati waktu shalatnya.
"Sudah selesai sayang? Tanya ku sambil mendekatinya yang sedang merapikan perlengkapan sholat dan meletakkan nya di atas meja belajarnya.
"Sudah Bun." Jawab hafiz dan mencium tangan ku dengan takzim. Ku balas dengan mencium ubun-ubun kepala nya dan tak lupa pula ku bacakan dengan lirih doa yang terbaik untuk putra ku.
"Hafiz mandi dulu ya sayang, baru nanti sarapan ok nak? Bunda juga mau mandi. Jangan lupa nanti hafiz bawa salinan baju. Takut nya nanti kesorean kita pulang." Ucap ku memberitahukan nya.
"Iya bunda. Nanti ayah datang jam berapa?"
"Mungkin jam delapan sayang. Nanti coba hafiz telepon ayah ya nak?"
"Ok captain"
Hafiz bergegas memasuki kamar mandi tak lupa pula handuk yang sudah bertengger di bahu nya yang kecil. Dan aku pun kembali ke kamar untuk memulai membersihkan diri ku. Seusai mandi aku merapikan diri ku dan menyiapkan keperluan yang akan ku bawa nanti. Ku masuk kan pakaian ganti ke dalam tas traveler berukuran sedang.
Aku lalu turun kebawah menuju ruang makan sambil membawa tas yang sudah ku taruh di kursi ruang keluarga. Tas hafiz pun sudah berada di tempat yang sama. Kulihat hafiz yang sudah duduk di kursi makan sambil memakan sarapan yang telah ku buat. Aku pun ikut makan bersamanya.
"Bun, kata ayah nanti ayah bakalan jemput kita jam sembilan an." Ujar hafiz setelah menghabiskan sarapan nya.
"Iya sayang, makasih udah kasih kasih tahu bunda ya nak." Jawab ku sambil ku merapikan piring bekas makan kami lalu mencucinya.
Aku menyiapkan sandwich daging yang akan aku bawa sebagai bekal di perjalanan kalau kami lapar saat di mobil. Sandwich dan cemilan yang sudah aku buat dan aku taruh di dalam kotak makan lalu memasukannya ke dalam tas bekal. serta air putih yang sudah ku masukan ke dalam botol minum.
Tak berselang beberapa lama, aku mendengar suara klakson mobil "bunda, ayah sudah di depan" ujar nya sambil membawa tas ransel dan juga tas bekal yang telah ku siapkan tadi.
Ku ambil tas traveler dan membawa nya ke depan, lalu ku tutup dan kunci pintu rumah. Melvin yang melihat ku lagi menenteng membawa tas, dia langsung mengambil tas yang sedang ku pegang dan membawanya ke mobil dan meletakkan nya ke bagasi mobil. Ku tutup pintu pagar lalu menguncinya.
Melvin, menyuruhku duduk di sebelahnya karena mami ada di kursi belakang duduk bersama hafiz yang sedang bercengkraman. Saat memasuki mobil aku langsung menyalami tangan calon ibu mertua ku.
Melvin memastikan kami sudah duduk nyaman. Lalu memacu kendaraannya menuju ke rumah Anita.
"Bang Nico sama Anita sudah jalan duluan ya mas?" Tanya ku. Aku mengetahui dari Anita bahwa kedua orang tua Anita memutuskan untuk tinggal di Bandung, untuk menikmati masa tua nya disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Tegar
RomanceApa jadi nya jika dalam suatu pernikahan dihadirkannya orang ketiga. Itulah yang dialamin oleh Mayang yang harus menghadapi wanita lain dalam kehidupan sang suami Adam. Lika liku kehidup yang datang baik dari mertua, ipar dan selingkuhan sang suami...