Setelah pembicaraan aku dan mas Melvin mengenai ART, hafiz langsung mengajak mas Melvin untuk membantunya membuat prakarya sekolah nya. Mereka mengerjakan nya di kamar hafiz.
Tiga jam telah berlalu, mas Melvin keluar dan pamit kepadaku serta nenek dan kakek. Mas Melvin memberitahukan ku kalau hafiz telah tertidur, setelah mas Melvin menceritakan dongeng kepadanya.
"May, mas pulang dulu ya. Udah kemalaman, hafiz udah tidur. Tadi minta mas buat bacain dongeng." Ujar mas Melvin.
"Makasih ya mas, udah sayang sama hafiz" jawab ku dengan haru
"Buat apa terima kasih sama aku may, kamu calon istri aku. Berarti hafiz calon anak aku. Bukan kah sudah sewajarnya aku menyayangi hafiz." Ungkap mas Melvin sambil menatap netra mata ku.
"Mami, pernah bilang sama aku, jika aku ingin bersama ibu nya. Aku juga harus bersama putra nya. Kalian sepaket, tidak mungkin bisa di lepaskan. Jika aku hanya menginginkan ibu nya saja dan memisahkan anak dari ibunya, berarti aku bukan laki-laki yang mempunyai hati." Ujar mas Melvin lagi.
"Makasih mas, may bener-bener bersyukur bisa bertemu dengan mas, dan kenal sama mas." Jawab ku menahan air mata yang hampir keluar.
"Aku yang seharusnya bersyukur bisa mengenal kamu dan hafiz. May, aku pulang dulu ya, kakek nenek Melvin pamit dulunya." Ucap mas Melvin pamit sambil menyalami kakek dan nenek ku.
"Iya mas, nanti may bilangin. Hati-hati ya." Jawab ku.
Aku mengucapkan banyak terima kasih kepada mas Melvin. Karena mas Melvin bisa memberikan apa yang putraku inginkan, yang tak bisa aku berikan.
Aku sangat paham akan pembicaraan kami tadi, hafiz ingin merasakan apa yang teman-teman nya lakukan bersama ayah mereka. Hafiz tidak pernah bercerita kepada ku, tapi aku sangat mengenal bagaimana putraku.
Aku mengantar mas Melvin sampai depan pagar. Setelah Mobil mas Melvin menghilang dari jangkauan mata ku, aku langsung menutup pintu pagar dan mengunci nya.
Aku berjalan menuju kamar, tak lupa aku mengunci pintu rumah. Aku merebahkan diri ku di atas kasur. Sambil meneruskan cerita bersambung ku. Karena tak kuat menahan kantuk aku meletakkan hape di nakas dan mengistirahatkan tubuh ku.
****
Hari-hari terus berlaku, mas Melvin memenuhi permintaan ku seperti janjinya. Mas Melvin mengantar dua asisten rumah tangga, satu tukang kebun dan dua satpam yang nanti akan bergantian bekerja, shift pagi dan shift malam.
Aku merombak sedikit rumah ku untuk membuat kan mereka kamar, untung saja salah satu ART sepasang, suaminya tukang kebun ku jadi aku hanya perlu membuat dua kamar saja. Sedangkan satpam mereka bisa pulang pergi.
Aku telah menyerahkan sepenuhnya toko kue kepada Bu Hani dan Bu Siska untuk mengolahnya yang nanti bisa di bantu oleh ke dua ART ku. Jadi aku bisa lebih fokus bekerja di perusahaan papa nantinya, sedang butik sudah aku percayakan sepenuhnya ke Sofi dan Anita.
Seperti janji ku ke paman, aku akan mulai bekerja hari senin depan. Nenek dan kakek serta bibi telah menyiapkan semua pakaian kerjaku. Mereka merombak semua pakaian yang dulu aku pergunakan. Bukan hanya pakaian tapi tas dan juga sepatu yang aku gunakan nantinya.
Sedangkan untuk masalah pernikahan ku dan mas Melvin, kami telah menyewa wedding organizer seperti saran mami, tempat pernikahan, catering dan fotografer serta kue pernikahan sudah di pilih mami bersama pihak wedding organizer. Untuk baju pernikahan aku dan mas Melvin juga telah memesannya disalah satu desainer papan atas. Cincin pernikahan juga sudah di siapkan oleh mas Melvin. Sedangkan untuk tata rias kami menggunakan MUA yang direkomendasikan oleh wedding organizer.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Tegar
RomanceApa jadi nya jika dalam suatu pernikahan dihadirkannya orang ketiga. Itulah yang dialamin oleh Mayang yang harus menghadapi wanita lain dalam kehidupan sang suami Adam. Lika liku kehidup yang datang baik dari mertua, ipar dan selingkuhan sang suami...