Bab 89

550 19 0
                                    

Setelah kepergian Novi, Gilang mengacak-acak rambutnya, pikiran nya kalut. Dia tidak ingin adik bungsunya dan ibu nya harus mendekam di penjara, dia harus memikirkan cara supaya kedua orang yang disayanginya terbebaskan dari tuntutan hukum. Belum lagi Gilang harus kembali ke pulang karena jatah liburannya akan segera habis. Gilang masih harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga nya. 

"Mas..." Ucap putri

"Hmmm.. kenapa dek?" Tanya Gilang.

"Mas kalau misalkan ibu melaporkan Novi atas tuduhan percobaan pembunuhan dan pengancaman bisa tidak?" Tanya putri ragu-ragu.

"Maksud kamu apa put?" Tanya Gilang bingung.

"Begini mas, Novi pernah mencoba mau membunuh ibu bahkan Novi pernah mengancam ibu dan juga putri" jawab putri.

"Hah... Kapan? Kenapa kamu enggak cerita sama mas?" Tanya Gilang kaget mendengar ucapan putri.

"Sudah lama sih mas. Kejadiannya dua tahun yang lalu." Jawab putri kembali.

"Kamu ada bukti nya tidak? Kamu udah ada bawa ibu buat melakukan visum setelah kejadian?" Tanya Gilang 

"Enggak mas. Putri dan ibu tidak ada bukti dan juga putri enggak bawa ibu melakukan visum." Ucap putri.

"Coba kamu ingat-ingat, kalau ada bukti mungkin kita bisa mencoba untuk melaporkan balik Novi kepada pihak berwajib." Ujar Gilang.

"Hmmmmm... Ada sih mas cuma putri rasa sudah enggak mungkin." Ucap putri sambil berpikir.

"Apa dek, coba kamu ingat-ingat lagi dan kasih tahu sama mas." Desak Gilang.

"Cctv mas, cuma sudah di hapus dan dirusak sama mas Adam waktu itu sebelum kita kabur." Jawab putri.

"Cctv??? Cctv nya bisa di monitor lewat apa put? Handphone atau komputer?" Tanya Gilang kembali.

Putri mengetukkan kepalanya dengan jari sambil mengingat-ingat kejadian sebelumnya. Putri sempat membantu Adam saat Adam sibuk  merusak cctv dirumahnya. "Kalau putri enggak salah ingat antara handphone mas Adam atau enggak laptop nya mas Adam mas." Jawab putri ragu.

"Sekarang kita bongkar semua barang-barang milik Adam. Semua udah kamu bawa kan put?" Tanya Gilang sambil mengajak putri untuk membantunya.

"Sudah mas, putri sudah bawa semua barang milik mas Adam. Semuanya ada di kamar ibu." Jawab putri.

Setelah mendengar ucapan putri, bergegas Gilang dan putri menuju ke kamar ibu nya disusul ibu Romlah yang akan turut membantu Gilang dan putri. Sesampainya di kamar putri langsung membongkar semua barang pribadi milik Adam yang ada di dalam kotak kardus besar. Putri merobek lakban di atasnya. Dan mengeluarkan satu-satu barang pribadi milik almarhum Adam, serta meletakkan nya di atas kasur. 

Gilang mengambil laptop milik Adam dan mulai menekan tombol power, tak beberapa lama layar display mulai menampilkan gambar. Gilang mengscroll tanda panah dan mulai mengotak-atik folder yang ada di dalam laptop milik Adam. Gilang mencari semua kemungkinan data-data yang belum sempat di hapus oleh Adam, siapa tahu Adam tidak menghapus rekaman cctv yang pernah dia simpan. Berbeda dengan putri yang mengotak-atik handphone pribadi milik Adam yang ternyata tertinggal dikamar tidurnya, Adam lupa membawa handphone miliknya saat dirinya pergi menuju ke Jakarta. 

Akhirnya takdir berkata lain, yang maha kuasa masih mau membantu putri dan Bu Romlah, ternyata Adam tidak menghapus semua data-data rekaman cctv. Adam hanya merusak cctv yang terpasang didalam rumahnya. Bahkan Adam selalu menyimpan semua rekaman cctv di dalam sebuah hardisk miliknya. Bukan hanya itu saja Adam menyimpan semua bukti-bukti perselingkuhan Novi berupa video. 

Putri dan Bu Romlah sangat bahagia dengan penemuan mereka, Gilang langsung bergegas menghubungi pengacara yang telah disewa oleh Melvin untuk menanyakan apa kah bisa mereka melaporkan Novi kepihak berwajib dengan tuduhan percobaan pembunuhan yang disertai dengan ancaman, walaupun sudah lumayan lama kejadian itu berlangsung. Tak lupa pula Gilang mengirim semua bukti-bukti yang telah dia dan putri temukan tak lupa pula Gilang mengirimkan rekaman percakapannya tadi dengan Novi. 

Setelah berbincang dengan pengacara melalui handphone seluler milik nya Gilang bernafas lega, begitu pula putri dan Bu Romlah yang telah di beritahu oleh Gilang mengenai pembicaraan nya tadi. 

Keesokan harinya Gilang bersama keluarganya di temani pengacara menuju ke kantor pihak berwajib untuk melaporkan balik Novi atas tindakan percobaan pembunuhan dan juga pengancaman, Gilang memberikan semua bukti-bukti yang di punya kepada pihak berwajib. Selama berjam-jam Bu Romlah dan putri memberikan kesaksian tentang kerjasama yang pernah dialaminya. Sekaligus memberikan kesaksian mengenai kasus tindakan kekerasan yang pernah dialami Novi, putri menjabarkan semua jawaban yang telah di pertanyakan oleh pihak berwajib serta memberikan alasan atas tindakan yang dilakukan oleh Adam. Putri dan Bu Romlah pasrah walaupun nantinya mereka akan tetap ditahan. Yang penting buat putri dan Bu Romlah, Novi juga mendapatkan hukuman yang setimpal.

Melvin yang mengetahui semua kondisi tentang keluarga Adam dari pengacara nya meminta kepada pengacara agar ibu Romlah dan putri sebisa mungkin tidak ditahan, biar bagaimanapun kondisi ibu Romlah semakin menurun semenjak kepergian Adam. Mayang selalu memberikan support kepada putri melalui telepon selularnya. Apa pun yang pernah di alami oleh Mayang selama pernikahan nya dengan Adam sebisa mungkin Mayang tidak menyimpan dendam. 

Hal itu lah yang membuat putri merasa malu akan tindakan nya yang dulu terhadap Mayang. Begitu juga dengan Bu Romlah, menantu yang selama ini di hina-hina kan malah selalu membantu dan memberikan dukungan kepadanya. Terlebih lagi hafiz, cucu yang tidak pernah dia sayang dan dia anggap selalu menanyakan kabar neneknya bahkan hafiz selalu mengingatkan Bu Romlah untuk menjaga kondisi kesehatan tubuhnya yang semakin menurun semenjak kepergian Adam.

Novi yang merasa dirinya akan mendapatkan kembali seluruh harta kekayaan Adam sangat bahagia, Novi yakin ibu Romlah dan putri akan menyerahkan semua kepadanya karena novi tahu ibu Romlah dan putri tidak akan pernah mau mendekam di penjara.

"Hahahahahah, jangan dikira gue akan mencabut laporannya. Enak saja kalian mendapatkan semua harta kekayaan milik Adam. Itu seharusnya menjadi milik gue. Lagi pula ogah banget kalau gue harus tinggal di rumah kecil seperti ini. Bisa-bisanya mas Adam mengalihkan surat-surat rumah milik bapak dan ibu. Sejak kapan mas Adam menganggap itu miliknya." Ucap Novi menggoyangkan gelas minuman miliknya dan meneguknya hingga kandas. Novi kembali menuangkan air berwarna kuning kedalam gelas nya.

"Adam... Adam... Kalau saja kamu enggak menyiksa aku. Dan mencari tahu semua kebenaran tentang Reno. Mungkin kamu masih hidup dan kita akan tetap masih bahagia. Ya walaupun kamu sudah tidak seperti dulu, memiliki jabatan tinggi di perusahaan. Tapi sial nya kamu menyiksa aku dan juga mengambil semua yang seharusnya menjadi milik aku. Brengs*k kamu Adam. Masih untung ada aku yang mau sama kamu." Racau Novi yang mulai kehilangan kesadaran akibat minuman keras.

Istri TegarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang