Bab 11

1K 56 1
                                    

Tak mau menunda-nunda lebih lama lagi. Mayang memacu mobil ke kantor pengacaranya.

Mayang menceritakan dengan detail semua kemelut yang terjadi dalam rumah tangga nya. Tidak satu pun yang di tutupinnya. 

Mayang memberikan semua bukti-bukti yang dia  dapatkan. Dan berkas-berkas yang telah di persiapkan dari rumah. Untuk surat perjanjian mereka. Tidak lupa pula diserahkan nya surat perjanjian tersebut kepada pengacara yang akan menemani mayang selama proses perceraian. 

Walaupun di dalam perjanjian tersebut semua harta yang adam peroleh setelah menikah akan menjadi milik mayang seutuhnya. Tapi mayang hanya meminta rumah yang pernah mereka tinggal. 

Tidak ada di dalam pemikiran mayang sedikit pun ingin mengambil semua hasil jerih payah yang adam dapat selama bekerja untuk menjadi milik nya. Mayang bukan wanita yang kemaruk akan harta. 

Setelah semua urusan beres, mayang langsung memacu mobil nya ke salah satu salon kecantikan yang ada di daerah tersebut. Sudah lama rasa nya mayang tidak melakukan perawatan. Dan ingin rasanya mayang memanjakan dirinya. 

Selama dua jam mayang berada di salon melakukan banyak treatment, cacing-cacing di dalam perut mayang mulai berdemo minta di isi. Lalu mayang pun mampir ke salah satu rumah makan yang di lihat nya selama perjalanan pulang ke rumah.

Di saat melihat salah satu rumah makan dipinggir jalan. Mayang memarkirkan mobilnya di area parkir yang tersedia, dan mematikan mesin mobil lalu berjalan masuk kedalam rumah makan. Mayang memilih duduk disalah satu meja yang terletak di ujung.  

Tak lama kemudian seorang pelayan datang dan memberikan daftar menu. Mayang langsung memesan ayam geprek dengan nasi dan sambal yang pedas. Tak lupa pula kopi kesukaan nya ditambah dengan es batu. Sangat menyegarkan di tenggorokan.

Selama 10 menit menunggu. Makanan yang mayang pesan telah tertata rapi didepan meja. Dengan semangat yang mengebu. Mayang langsung menyantap nya seperti orang kelaparan yang tidak makan selama berhari-hari. Setelah semua nya ludes. Mayang menuju kasir untuk membayarnya. Dan menuju mobil untuk kembali pulang kerumah.

Disaat mayang mencoba menyalakan mesin. Tampak notifikasi dari adam yang meminta nya untuk bertemu. 

(May, bisa kita bertemu hari ini? Ada yang ingin aku bicarakan)

(Baiklah mas, kita bertemu dirumah sekalian ada yang mau aku bicarakan dengan mas) setelah membalas pesan dari adam. Mayang memacu mobil nya menuju tempat tinggal adam. 

Entah apa yang akan adam bicarakan. Dan mayang juga ingin segera mengutarakan dan meminta adam untuk menanda tanganin berkas surat peralihan rumah kami. Hanya rumah itu saja yang mayang inginkan.

Mayang memakirkan mobilnya di pinggir jalan depan rumah adam. Pak udin bergegas membuka pintu pagar saat melihat mobil sang nyonya. 

"Pak udin, bapak ada dirumah kan?"tanya mayang dengan sopan.

"Ada bu, bapak hari ini tidak kemana-mana. Dirumah semua lengkap ,bu ."jawab pak udin

"Makasih pak, may ke dalam dulu" sambil berjalan ke dalam. Pintu rumah sudah terbuka. 

Tok.. tok.. tok..

"Mbak may?? Ngapain balik lagi kerumah. Bukan nya mbak sudah pergi dari rumah?" Ucap novi dengan muka heran. 

Mayang melangkahkan kaki nya ke salah satu sofa yang ada di ruang tamu. Dan meletakkan berkas-berkas yang sudah di masukkan kedalam map di atas meja.

"Mas adam mana?? Tadi mas adam meminta aku untuk menemuin nya" jawab ku sambil kupandangin raut wajah novi.

"Sudah datang may??"tanya mas adam sebelum wanita itu menjawab pertanyaan dari mayang. Mas adam duduk di depan kursi mayang sambil memandang istri yang telah dia sakitin.

"Baru tiba, kok mas. Ada apa mas menyuruh may kemari?"

"Mas meminta mu kemari, mau meminta maaf. Dan mas ingin kamu kembali kerumah ini."ujar mas adam sambil mencoba meraih tangan ku. Yang langsung geser oleh mayang.

"Maaf mas, may tidak bisa. May, sudah meminta pengacara untuk memproses perceraian kita. Dan tujuan may mau kemari menemuin mas, sekalian ingin meminta tanda tangan mas untuk mengalihkan kepemilikan rumah ini. Jika dulu di dalam perjanjian kita, kalau suatu saat kita berpisah maka semua harta gono gini akan jatuh ke tangan may. Tapi may tidak menginginkan nya. May, hanya menginginkan rumah ini saja. Kalau mas setuju tolong mas tanda tanganin berkas-berkas ya. Dan may mohon jangan membuat sulit selama proses persidangan." Jelas may dengan detail biar semua nya kelar.

"Kamu seriua may?? Kamu beneran mau kita berpisah?"lirih mas adam. Sambil menatap wajah mayang lekat. Mayang pun masih dapat melihat pancaran cinta itu. Dan mayang tak menampik kalau mayang pun masih memilikin rasa itu. 

"May, serius mas. May, ingin kita mengakhirin rumah tangga ini. Dan may harap setelah kita berpisah mas mendaftar kan pernikahan mas dengan novi secara hukum. Kasihan anak di dalam kandungan novi."saran mayang kemudian. 

"Baiklah. Mas akan menanda tanganin semua berkas-berkasnya. Tapi mas minta kasih mas waktu untuk mengosongkan rumah ini. Mas masih harus mencari rumah yang lain."dengan pasrah mas adam menanda tangain semua berkas-berkas yang telah dipersiapkan. 

Seusai adam menanda tanganin. Mayang merapikan semua berkas-berkas dan memasukan nya kedalam map. 

"May, pulang dulu mas dan tolong jangan mempersulit proses peceraian kita."may mengambil tangan adam dan mencium punggung tangan adam sebagai salam terakhir nya sebagai istri sah adam. 

"Mayang, saya adam dengan sesadar-sadar pada hari ini menalak kamu. Dan kamu bukan istri ku lagi." Ucap mas adam dengan nada bergetar yang di saksikan oleh mantan ibu mertua dan istri siri mas adam.

"Alhamdulillah ya allah". Ucap mayang dengan lantang sambil sujud syukur. Tampak muka-mukab aneh di wajah mereka. Lega rasa nya. 

"Sesenang itu kah kamu may berpisah dari mas?" Tanya mas adam saat aku mengucapkan rasa syukur.

"Iya mas, aku senang banget. May pulang dulu ya. Assalammualaikum." Ucap mayang sambil melangkahkan kaki menuju mobil lalu menyalakan mesin mobil dan memacu nya ke arah tempat tinggal nya. 

Walaupun tampak kuat. Sebenarnya mayang menangis dalam diam. Semua kenangan-kenganan muncul di benak mayang seperti layar bioskop. Mayang masih mencoba fokus selama di perjalanaan. Agar tidak mencelakakan dirinya.

Setibanya dirumah mayang langsung masuk menuju kamar tak dihiraukan nya mbo dan bi ummai yang melihat mayang jalan tergesah-gesah. Lalu mayang pun mengunci kamarnya dari dalam. Di keluarkan nyabsemua rasa sesak di dalam dada. 

Tumpah semua air mata yang di tahan mayang selama ini. Mayang memukul dada nya untuk menghilangkan rasa sakit. Luka yang di berikan oleh adam benar-benar dalam. Rasa cinta yang dulu mengebu hilang tak tersisa. Hanya tertinggal nanah yang mungkin akan lama untuk di sembuhkan.

Istri TegarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang