Sesampainya dirumah sakit pihak dari keluarga Adam terutama masnya Adam yang paling tua Gilang langsung bertemu dengan pihak berwajib. Gilang menyelesaikan semua urusan yang kepada pihak berwajib mengenai masalah yang Adam hadapi. Ibu Romlah dan putri telah ditetapkan sebagai saksi, sehingga ibu dan putri harus menjawab semua pertanyaan yang akan di berikan oleh pihak berwajib setelah proses penguburan jenazah Adam.
Jenazah Adam telah di bersihkan oleh pihak rumah sakit, dan akan langsung di bawa ke Jakarta. Sesuai dengan permintaan dari ibu dan pihak keluarga dari adam. Ibu Romlah sangat terpukul dengan meninggal Adam. Ada rasa benci dan dendam kepada Novi, karena ibu Romlah menganggap semua ini adalah ulah Novi. Jika saja Novi tidak melaporkan Adam kepihak berwajib kemungkinan besar Adam tidak akan mengalami kecelakaan. Tapi jika ingin diurutkan semua kejadian bukan hanya salah Novi juga. Semua adalah salah Adam yang tidak bisa mengontrol emosinya.
Sesampainya di rumah Adam yang di Jakarta, semua warga telah berkumpul, begitu juga dengan keluarga dari Novi. Ibu yang melihat Novi langsung mengamuk, dan berteriak kencang.
"Dasar wanita murahan, berani-beraninya kamu datang kerumah ini. Sudah puas kamu membuat anak saya meninggal. Sudah puas kamu... semua ini akibat ulah kamu. Hentikan air mata palsu kamu itu." Teriak ibu Romlah di hadapan semua orang yang hadir.
"Bu, sudah Bu... Kasihan Adam kalau ibu terus-terus begini. Ibu harus ikhlas." Ucap Gilang yang menahan badan ibu Romlah agar tidak menyerang Novi.
Novi yang mendengar ucapan Bu Romlah hanya tertunduk sambil tersenyum simpul kecil. Air mata yang dia keluarkan hanya sandiwara semata. Novi sangat bahagia dengan meninggal nya Adam. Tidak ada sedikitpun sedih didalam hatinya. Cinta nya kepada Adam hanya karena harta kekayaan Adam semata, setelah Adam menyerahkan semua harta miliknya, sejak itulah cinta Novi mulai berpindah kepada laki-laki lain yang lebih memiliki banyak harta. Buat Novi cinta itu tidak penting tapi Harta lah yang paling penting.
Suasana duka menyelimuti kediaman keluarga Adam. Mayang dan hafiz datang bersama dengan keluarga mereka. Melvin yang mendapatkan alamat Adam setelah Melvin menghubungi abangnya Ronald. Kedatangan hafiz dan Mayang membuat Novi tidak menyukainya.
"Mau apa kamu datang kesini." Teriak Novi melihat kedatangan Mayang.
Mayang hanya diam, tidak menunjukkan respon apa pun terhadap teriakan Novi. Mayang mengandeng tangan hafiz untuk berjalan mendekati jenazah Adam. Ibu Romlah terus menangis dengan pilu. Putri tidak kuasa menahan kesedihannya sehingga beberapa kali putri pingsan.
"Boleh kami melihat wajah jenazah untuk terakhir kali?"tanya Mayang kepada mas Gilang.
"Tentu saja may, ini putra kamu?" Tanya mas Gilang bingung, karena wajah hafiz yang sangat mirip dengan wajah adiknya.
"Iya mas, ini putra Mayang. Hafiz salam sama pakde nya." Ujar Mayang. Hafiz yang mendengar perkataan bundanya langsung menyalami tangan pakde nya Gilang.
Gilang membuka tutup wajah Adam, sehingga tampak wajah Adam yang telah pucat Pasih. Ibu Romlah yang melihat wajah anaknya langsung menangis dengan pilunya. Hafiz memandangi wajah Adam dengan wajah datarnya. Tidak ada setitik air di matanya.
" Papa..., ini hafiz. Maafkan hafiz, jika hafiz pernah membenci papa... Maafkan hafiz... Jika hafiz ada salah sama papa... Maafkan hafiz... Kalau hafiz bukan anak yang papa inginkan. Maafkan hafiz papa... Hafiz sayang sama papa. Walaupun papa tidak pernah menyayangi hafiz. Semoga papa Khusnul khatimah, semoga Allah mengampuni semua dosa-dosa papa. Hafiz akan selalu mendoakan papa, agar papa diampuni semua dosa-dosa papa dan papa diterima disisi Allah S.W.T." ucap hafiz. "Pakde, boleh hafiz cium wajah papa?" Pinta hafiz kepada pakde nya.
Gilang yang terkejut mengetahui kalau hafiz ternyata keponakan nya yang selama ini tidak dia ketahui sontak mengangguk kepalanya memberikan ijin kepada hafiz. Hafiz mencium kening Adam dengan penuh kasih sayang. Hafiz juga mencium kedua pipi papa nya tak luput pula hafiz mencium kedua mata papanya. Walaupun Hafiz yang tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari Adam sedikitpun, tapi di dalam diri hafiz kasih sayangnya buat Adam sangat besar.
Ibu Romlah yang melihat hafiz mencium wajah anaknya Adam menangis dengan derasnya. Air matanya mengalir terus, cucu yang selama ini tidak pernah sedikitpun dianggap oleh putranya dan dirinya. Cucu yang selama ini selalu mereka anggap sebagai lumbung harta buat mereka nantinya, malah memberikan doa yang begitu tulus kepada papanya.
Gilang menutup kembali wajah Adam dengan kain. Hafiz mendekati neneknya dan mengambil telapak tangan neneknya lalu menciumnya dengan takjim. Ibu Romlah mengelus rambut hafiz dan membingkai wajah hafiz dengan kedua tangannya dipandanginya wajah hafiz yang sangat mirip dengan putra nya, lalu memeluk tubuh hafiz.
"Maaf... kan nenek ya sayang. Maafkan juga papa Adam."ucap ibu Romlah.
"Nenek yang sabar ya. Kasihan papa kalau nenek menangis terus. Nenek yang ikhlas, biar papa tenang." Ucap hafiz. Mendengar ucapan hafiz, bahu ibu Romlah bergetar dengan hebatnya. Ibu Romlah menumpahkan semua kepedihan dan kesedihan nya di daalam pelukan hafiz. Hafiz mengelus-elus punggung neneknya.
Mayang dan Melvin yang melihat tingkah putranya yang sangat dewasa dari umurnya sungguh takjub. Terlebih lagi hafiz tidak ada sedikitpun membenci papanya Adam dan juga keluarga papa nya. Novi yang melihat hafiz sangat muak, menurut Novi hafiz dan Mayang hanya mencari simpati dari orang-orang yang datang untuk melayat Adam.
Reno hanya diam membisu, tidak ada sedikit pun air mata yang keluar dari matanya. Reno hanya memandangi hafiz dari jauh. Kematian Adam tidak berdampak besar bagi Reno, karena Reno telah mengetahui bahwa adam bukanlah ayah kandungnya. Terlebih lagi Adam telah menyiksa mama nya Novi. Kasih sayang yang telah Adam berikan kepadanya seakan-akan menghilang digantikan kebencian terhadap Adam dan juga nenek serta Tante nya.
Pihak berwajib masih menunggu hingga proses pemakaman selesai, mereka akan membawa putri dan ibu Romlah untuk memberikan kesaksian mereka. Biar bagaimanapun proses hukum harus tetap mereka jalankan. Melvin yang telah mengetahui semua kejadian yang di alami oleh Adam meminta agar pihak berwajib memberikan waktu kepada ibu Romlah dan putri dengan jaminan. Melvin meminta salah satu pengacara untuk mendampingi ibu Romlah dan juga putri nantinya.
Selama proses pemakaman tangisan terdengar dari mulut ibu Romlah dan juga putri, terlebih disaat jenazah tubuh Adam turun ke liang lahat, dan mulai ditutupin dengan tanah.
Gundukan tanah sudah terbentuk, satu persatu pelayat menaburkan bunga di atas gundukan. Hafiz mendapatkan kesempatan untuk menaburkan bunga diatas makam papanya. Ibu Romlah meminta supaya Mayang dan Melvin ikut serta menaburkan bunga.
"Mayang, maafkan ibu dan juga Adam ya nak? Maafkan kami sekeluarga. Jika kami pernah menyakiti kamu?" Ujar ibu Romlah sambil menggenggam tangan Mayang.
"Iya Bu, maafkan juga Mayang kalau Mayang selama pernah menjadi menantu ibu, Mayang ada salah sama ibu."jawab Mayang.
"Mbak Mayang, maafkan putri juga ya." Ujar putri.
"Sama-sama put, maafkan mbak juga kalau mbak pernah ada salah sama kamu." Ucap Mayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Tegar
RomanceApa jadi nya jika dalam suatu pernikahan dihadirkannya orang ketiga. Itulah yang dialamin oleh Mayang yang harus menghadapi wanita lain dalam kehidupan sang suami Adam. Lika liku kehidup yang datang baik dari mertua, ipar dan selingkuhan sang suami...