Bab 66

533 18 1
                                    

POV Putri

Setelah mendengar kebenaran nya dari putri, mas Adam memukul kepalanya dengan kedua tangan nya. Putri hanya menatap nanar mas nya. Jika saja mas nya bisa bersikap tegas seperti yang dia lakukan dulu saat bersama mbak Mayang, mungkin saja dia akan seperti dulu hidup dalam kemewahan tanpa harus bersusah payah melayani banyak laki-laki. 

Jika saja mas Adam tidak mengelapkan dana perusahaan, tentu saja mas Adam tidak perlu keluar dari perusahaan lamanya dengan gaji yang sangat besar. Jika saja mas Adam tidak menceraikan mbak Mayang, maka ibu dan dirinya tidak perlu menjadi pembantu dirumah mereka sendiri. Dia hanya perlu memerintah kakak iparnya seperti dulu. Semua hanya ada kata jika di dalam diri putri. 

Ibu Romlah hanya bisa menangis meratapi nasib dirinya dan juga putri kecilnya. "Adam, gimana kata dokter? Apakah kondisi adik mu baik-baik saja?" Tanya ibu Romlah yang tersadar kalau putranya belum memberitahukan kondisi putri kecilnya.

Adam mengangkat kepalanya dan memandang wajah ibu dan adiknya. "Keadaan putri baik-baik saja, hanya saja putri harus kehilangan janin dalam kandungannya." Jawab Adam santai.

"Jadi maksud kamu putri keguguran dam?" Tanya ibu romlah kaget sekaligus lega mendengar putrinya keguguran.

"Iya Bu, putri keguguran." Jawab Adam enteng.

"Syukurlah, jadi nama keluarga kita enggak tercoreng dengan aib kehamilan putri. Kamu harus merahasiakan ini dam dari Novi. Ibu enggak mau kalau sampai Novi atau keluarga kita semua pada tahu kalau putri pernah hamil. Dan kamu put, sebaiknya kamu tutup rahasia kamu rapat-rapat jangan sampai ada yang tahu. Nanti kita pikirin gimana cara nya kalau kamu menikah suami kamu enggak tahu yang sebenarnya." Ujar ibu Romlah bahagia dengan kabar baik dari Adam. Putri yang mendengar jika dirinya keguguran sangat bersyukur karena ia tidak perlu memikirkan masa depannya nanti jika dia masih hamil.

"Iya Bu, ibu tenang saja. Novi hanya tahu kalau putri kecelakaan karena jatuh dari tangga. Lagi pula Novi paling enggak suka kalau kerumah sakit disuruh jagain orang sakit." Jawab Adam membenarkan perkataan ibu nya. Bagaimanapun putri adik perempuannya yang harus di jaga dan dia lindungi.

"Iya dam kamu benar, lebih baik seperti ini. Ibu enggak suka dengan Novi. Sebaiknya kamu ceraikan saja Novi dan." Ungkap ibu

"Enggak segampang itu Bu Adam menceraikan Novi." Ujar Adam

"Loh kenapa? Saat kamu sama Mayang. Kamu dengan mudah nya berpisah dengan Mayang?" Sahut ibu heran mendengar ucapan Adam.

"Arrrrrgh.. enggak segampang itu Bu. Adam bisa bercerai dengan Novi. Berbeda saat Adam dengan Mayang." Ulang Adam lagi dengan kesalnya.

"Iya kenapa? Kamu jujur sama ibu dam?" Paksa ibu ke mas Adam.

"Karena semua sisa harta Adam sudah di kuasai Novi Bu. Bahkan sertifikat rumah papa juga sudah di alihkan atas nama putra kami?" Jawab Adam frustasi.

"Apaaaaa.. bagaimana mungkin semua sisa harta kita di kuasai oleh Novi. Berarti rumah peninggalan papa kamu juga sudah dikuasai sama Novi? Bahkan rumah yang sudah di kasih sama Mayang, hasil penjualannya juga di kuasai sama Novi? Kenapa kamu jadi bego begitu sih dam?" Tanya ibu kaget dengan amarahnya.

"Tahu tuh mas Adam, kenapa bisa bego begitu. Lagian mbak Mayang balikin itu rumah karena mbak Mayang enggak mau kita gangguin kehidupan nya mbak Mayang lagi. Dan sekarang semua sudah di pegang sama mbak Novi. Kenapa mas bisa sebodoh itu pake banget lagi." Kesel putri.

"Enggak tahulah. Adam bingung harus bagaimana. Kalau Adam menceraikan Novi otomatis kita harus pergi dari rumah itu." Jawab Adam pasrah dengan kebodohannya dulu. Dia berfikir bahwa Novi wanita baik-baik yang dia cintai akan menjadi istrinya hingga ajal menjemput. Tetapi apa yang dia pikirkan tidak sebaik dengan kenyataan nya. Novi dengan tega mengancam dan hampir membunuh ibu dan adiknya.

Mendengar ucapan putranya, ibu Romlah terduduk dengan tatapan mata yang kosong. Semua peninggalan dari mendiang suaminya telah berpindah tangan menjadi milik menantu nya Novi. Karena kebodohan dari sang putranya Adam, ia harus kehilangan harta satu-satunya. Jika saja dulu sertifikat rumah peninggalan suaminya tidak ia pindah alihkan atas nama Adam mungkin saja rumah tersebut masih menjadi milik nya. 

"Kamu, harus rebut rumah dan semua sisa harta kita kembali Adam. Ibu enggak mau tahu, bagaimanapun caranya rumah dan semua sisa harta kita harus kembali." Perintah ibu Romlah.

"Iya tapi bagaimana caranya Bu?" Tanya Adam bingung.

"Kamu ancam dia atau tidak kamu desak dia, kalau dia enggak mau. Kamu suruh orang untuk membunuh Novi." Saran ibu Romlah dengan wajah marahnya.

"Maksud ibu, Novi kita bunuh?" Tanya Adam.

"Iya, ibu enggak mau tahu bagaimana caranya agar semua aset-aset kembali ke tangan kita. Dengan cara apa pun." Jawab ibu. Putri yang mendengar ide dari ibunya sangat setuju. Karena ia sudah tidak mau lagi hidup susah bahkan ia juga sudah muak dengan kakak iparnya Novi.

"Kalau ketahuan nanti gimana Bu?" Jawab Adam ragu-ragu.

"Ya jangan sampai ketahuan lah dam. Kita buat seolah-olah Novi mengalami kecelakaan." Jawab ibu kesal dengan kebodohan Adam.

"Atau kamu minta seseorang untuk mendapatkan tanda tangan Novi dengan begitu Novi tidak akan menyadari bahwa kita sudah mengambil kembali aset-asetnya. Pokoknya kita melaksanakan semuanya harus sesempurna mungkin. Agar Novi tidak curiga." Ujar ibu.

"Iya mas, sebisa mungkin semua yang di pegang mbak Novi kita ambil kembali. Kalau perlu rumah milik orang tuanya dan juga tanah yang mas beli buat mbak Novi kita rebut. Lagi pula mas membelinya menggunakan uang mas sendiri, bukan uang mbak Novi." Tambah putri. Ia membayangkan dirinya akan kembali hidup mewah seperti sediakala.

"Bener dam, kamu harus pintar agar semua nya menjadi milik kita." Ucap ibu membenarkan ucapan putri.

"Baik Bu, tapi Adam minta sama ibu dan putri. Supaya jangan membuat Novi curiga, kalau perlu ibu dan putri baik-baikin Novi biar rencana kita berjalan dengan lancar. Nanti Adam akan cari seseorang untuk membantu Adam." Jawab Adam senang, karena ibu dan adiknya memberikan ide cemerlang untuk mengambil kembali semua yang dia miliki.

"Kalau putri boleh tahu, kenapa mas dengan mudah nya memberikan semua aset-aset kita ke mbak Novi?" Tanya putri heran.

"Karena dulu mas berfikir kalau Novi merupakan istri yang terbaik buat mas, dan kalian menerimanya dengan senang hati. Sehingga saat Novi melahirkan putra laki-laki, mas memberikan apa yang dia mau. Sebagai hadiah untuk pengorbanannya melahirkan putra mas. Mas menandatangani surat-surat tanpa mas baca terlebih dahulu apa isinya. Mas baru mengetahui jika Novi telah memindahkan alihkan semua aset-aset milik kita menjadi miliknya dengan alasan untuk masa depan putra mas." Jawab Adam jujur.

"Apa mas yakin anak mas dan mbak Novi, anak kandung mas?" Tanya putri bin

"Maksud kamu put?" Adam bingung dengan pertanyaan dari putri. Bahkan ibu menghenyitkan kedua alisnya mendengar ucapan putri.

"Kok putri merasa mas Adam dan reno enggak ada miripnya sama sekali. Berbeda dengan mas dan hafiz, benar-benar mirip bagai pinang di belah dua." Ungkap putri jujur.

Mendengar ucapan dari adiknya, Adam mulai merasakan ada perbedaan kemiripan Reno dengan dirinya. Bukan hanya putri yang meragukan kemiripan mereka. Bahkan sahabatnya pun sama. Hanya saja ia tak berani berbicara secara langsung, hanya menyindir nya saja. 

"Kok ibu juga baru sadar ya put, kenapa Reno sama Adam enggak ada mirip nya sama sekali. Padahal kan seharusnya kan ibu tahu? Apa lagi selama ini ibu yang merawat Reno dari dia bayi hingga sekarang." Tanya ibu romlah.

"Yeeee... Itu karena ibu dulu sayang banget sama mbak Novi, jadi ibu percaya-percaya saja sama semua ucapan mbak Novi. Kalau Reno lebih mirip dengan mbak Novi bukan mas Adam." Timpal putri kesal dengan pertanyaan ibunya.

"Kamu benar put, kok ibu baru sadar ya?" Ucap ibu membenarkan omongan putri.

"Sebaiknya mas cek DNA deh. Biar kita tahu kebenarannya." Saran putri

"Bener apa kata putri dam, sebaiknya kamu cek saja. Bener tidak kalau Reno putra kandung kamu. Atau jangan-jangan sebelum menikah sama kamu Novi sudah hamil duluan?" Ujar ibu.

"Iya mas, coba mas cek dulu. Bener kata ibu jangan-jangan sebelum menikah dengan mas, mbak Novi sudah mengandung anak orang lain?" Ucap putri.

"Mas...." 

Istri TegarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang