07 - SENIN JELEK

7K 448 15
                                    

Hari sudah berganti, waktu berlibur dan bersantai sudah selesai di gantikan dengan hari yang menurut siswa-siswi menyebalkan yaitu hari senin.kenapa di bilang menyebalkan, ya karna mereka sangat malas untuk melakukan upacara apalagi di kalangan anak perempuan.

Seperti sekarang Oliv dan Zia yang terus saja mengeluh karna terkena paparan sinar matahari. karna mereka berdiri di barisan paling depan, lebih tepatnya posisi mereka itu Oliv di barisan paling depan dan Zia di barisan kedua tepat di belakang Oliv. sementara Naomi di barisan belakang karna Naomi itu tinggi.

"Senin jelek! siapa yang nyiptain hari senin? gue ajak gelut sini."gerutu Oliv.

"Hari senin hari gila!"ucap Naomi.

"Hari senin tuh visbes nya kayak neraka."sahut Zia ikut kesal.

"Anjir panas banget woi, ini pak Ladusing gak mau berhenti ngoceh apa"lanjut Zia.

Pak Ladusing itu guru terkiler di sekolah ini keturunan India, om om prindapan.

"Bisa diem gak sih lo, kek ulet keket goyang-goyang mulu gak bisa diem dari tadi."sahut Naomi jangah.

"Gak bisa nanas anjir nanas."ucap Zia mengipasi wajahnya menggunakan tangan.

"Gue juga sama, mana gue di suruh barisan baling depan lagi."Oliv ikut ikutan merasa kesal karna dirinya di paka untuk berbaris di barisan paling depan dengan alasan dirinya pendek.

"Lo kan pendek makanya harus baris di barisan paling depan biar keliatan."ledek Zia.

Oliv menoleh kebelakang menatap temannya dengan sinis."Yang pendek imut!"

Zia berdecak mendengarnya."Tadinya gue seneng lo di suruh baris paling depan, ternyata percuma aja lo gak bisa nutupin wajah gue dari sinar matahari."ucap Zia kesal." heran gue sama lo jadi orang kok pendek amat, tumbuh itu ke atas bukan ke pipi."lanjutnya.

Bukan tanpa alasan Zia mengucapkan hal itu yang dia liat memang benar temannya itu sangat pendek menurutnya. doyan makan dan sering olahraga, tapi badan nya tetap gitu gitu aja, gemuk engga, tinggi juga engga, setiap hari yang tumbuh hanya pipinya saja.

Mendengar itu Oliv berbalik badan sepenuhnya menghadap pada temannya tangannya berkacak pinggang." Gue gak pendek ya anjir, lo semua aja yang ketinggian, tinggi gue itu di bawah rata rata dalam artian masih termasuk ideal."balas Oliv tidak terima.

"Ya ya ya terserah lo."ucap Zia malas.

"Ya iyalah, terserah orang cantik aja."setelah mengucapkan itu Oliv kembali pada posisi awalnya menghadap ke depan.

"Astoge, itu om-om prindapan masih belom kelar juga?"

"Mending lo diem deh tambah pusing kepala gue."ketus Zia.

"Halah, lo juga pasti lagi misuh misuh di dalam hati mungil lo itu iya kan?"

Zia hanya mengangguk karna itu memang benar."mau kita ngomel ngomel juga pak Ladusing gak bakalan denger kecuali kalo lo teriak."ucap Zia.

"PAK LADUSING KATA ZIA DIA CAPEK
PAK LADUSINGH NGOCEH TERUS KATANYA!"teriak Oliv kencang dan membuat semua orang menatapnya terkejut tak terkecuali teman-temanya.

"Oliv anjing! kenapa jadi ke gue sih."gumam Zia dengan mata melotot terkejut.

"Siapa yang teriak tadi?"tanya Pak Ladusing.

Bisa bisanya dia sedang menjelaskan kedisiplinan malah di ganggu dengan teriakan.

Oliv mengangkat tangannya."SAYA PAK!"ucap Oliv dengan senyumannya.

"Si goblok malah ngaku."lirih Zia greget.

Sedangkan Naomi hanya mampu menepuk keningnya melihat tingkah laku temannya.

ALREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang