58 - Ternyata oh ternyata?

1.2K 72 13
                                    

"Jelasin!"

Shena melirik Morgan yang menatap nya
datar, kalau saja lelaki itu tidak memberi ancaman padanya ia tidak akan mau
melakukan ini. pasal nya ancaman nya
adalah hal yang paling Shena hindari
dan takuti.

Membuang napas kasar Shena akhirnya
menjelaskan apa yang terjadi dengan
singkat namun dapat di mengerti.

"So, gue yang salah, gue minta maap."ucap
Shena kepada Oliv, siapapun tau ucapan itu terdengar di paksakan.

"Tapi gue emang suka sama cowok lo."
laniut nya dengan berani kemudian
Shena melenggang pergi begitu saja.

Oliv hanya berdecih di dalam hatinya.
"Buset, berani bener tu cewek"ucap
Gilang menatap kepergian Shena.

"Cegil tuh."timpal Galang."tapi gue heran
kenapa dia bisa suka sama lo za, padahal
di sini ada gue yang lebih ganteng."

"Ganteng dari mana muka lo aja
kayak opet!"

"Lo juga dong."balas Galang membuat
Gilang mendengus, selalu saja begitu
gara-gara mereka kembar apa-apa
di samakan.

"Sayang, ngomong dong."

Suara rengekan itu berhasil menarik
perhatian mereka, terlihat Reza tengah
merengek pada Oliv sambil memeluk nya.

Mereka bergidik ngeri melihat nya.
sangat tidak pantas rasanya Reza
bersikap seperti itu.

"Tidak di sangka kali ini ketua bener-bener jatuh cinta."ucap Gilang berdecak kagum.

Oliv melepas kan pelukan Reza lalu
menatap Vano seperti memberikan
sebuah kode yang tentu di mengerti
oleh Vano.

"Ayo."ucap Vano menarik tangan
adik nya hendak pergi namun Reza
menghentikan nya.

"Mau kemana?"

"Pulang lah."

Reza bertanya pada Oliv namun
Vano lah yang menjawab itu
membuat Reza kesal.

"Gue gak namya sama lo."

"Ck, sama aja kali."

Mereka berdua kan ingin pulang
bersama, jadi Vano tidak salah
kan?

Reza mengabaikan Vano tatapan
nya kembali pada sang gadis.

"Pulang sama gue."

Oliv menggeleng kan kepalanya tanda
menolak, tanpa berkata gadis itu masuk
ke dalam mobil yang baru saja datang.
menjemputnya. lalu mobil itu melaju
meninggalkan pekarangan sekolah.

"Sial!"

Reza menendang batu-batu kecil
melampiaskan rasa frustasi nya.

"Yuk pulang yuk."ucap Vano
menaiki motor nya.

"Gue harus gimana? bantuin gue."

Sontak Vano menatap wajah nelangsa Reza.
melihat itu Vano ingin tertawa saja rasanya.

"Itu si derita lo!"

Setelah mengucap kan itu Vano
melajukan motor nya sambil
tersenyum puas.

"FUCK!"

***📍***

Ketiganya hanya bisa diam menatap
Reza yang kini tengah uring-uringan
sambil menatap ponsel nya. lelaki
itu terkadang berdecak, kadang
mengacak rambut bahkan sesekali
mengumpat. betapa frustasi nya
Reza saat ini.

Tidak ada hentinya Reza mencoba
menghubungi Oliv namun sama
sekali tidak mendapat jawaban.
saat pergi ke rumah nya pun
keluarga Itu sedang pergi.

ALREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang