14 - PERKARA MOTOR

6.5K 369 28
                                    

Roftoop.

Vano yang tengah melamun tersentak kaget dikala pintu Roftoop di buka dengan kasar oleh teman-temannya.

Tanpa aba aba Morgan mencengkrang kerah seragamnya membuatnya sontak berdiri."Kalo ada masalah bicarain baik baik, jangan jadi cowok pengecut!".

Galang segera memisahkan mereka berdua takut nanti ada sesi baku hantam."Gausah kayak gini, kita bisa bicarain ini baik-baik."

"Cerita!"perintah Reza singkat.

Vano menghela napas kasar sebelum mulai menceritakan permasalahan yang terjadi diantara mereka berdua.

Mereka akhirnya mengangguk mengerti. masalah motor ternyata.

Mereka jelas tahu bagai mana kerja keras Vano saat itu untuk membeli motor tersebut. mereka sangat mengerti perasaan laki laki itu.

"Adek lo emang salah karena gak izin dan gak hati hati bawa motor lo, tapi di sini lo juga salah men, adek lo kan udah jelasin kejadiannya kayak gimana dia juga mana tau bakal dapet musibah kayak gitu."ucap Galang menasehati.

"Heem, maapin aja kali lagian tu anak udah minta maap ampe mau mewek tuh di kantin, kasian gue liatnya."timpal Gilang.

"Cowok gak pantes marah-marah, kek cewek aja!"kali ini Reza yang ikut bersuara.

"Gue gak marah..."balas Vano.

"Lah tadi apa kalo bukan marah?"serobot Gilang bertanya.

"Ya emang kemarin gue marah ta..."

"Nah kan!"

"Dengerin gue dulu anjing! gue belum selesai ngomong jangan lo potong terus."Vano merasa kesal karena ucapannya selalu di potong oleh laki laki itu.

Gilang hanya cengengesan tidak jelas."Sok atuh lanjut lanjut."

Vano berdecak lalu kembali berujar."Gue emang sempet marah kemarin tapi sekarang gue udah gak marah lagi."

"Kalo lo udah gak marah kenapa lo diemin dia?" tanya Reza merasa heran.

"Gue ngerasa bersalah, adek gue luka kemarin tapi gue gak sempet nanya karena gue keburu marah." Vano mengacak rambutnya merasa kecewa pada dirinya sendiri.

"Harus nya kemarin gue tanya dulu kondisinya bukan nanyain motor."lanjutnya.

"Bego!"sahut Morgan yang sedari tadi menyimak. tidak peduli temannya akan kesal dengan ucapannya karena menurutnya itu adalah benar.

Begitu juga dengan Vano yang hanya diam karena menurutnya juga benar.

"Intinya sekarang lo harus bicara sama dia baik-baik, minta maap gausah gengsi."ucap Reza yang di angguki Vano.

"Lo juga Za, kalo suka bilang jangan gengsi!"

***📍***

Oliv dan kedua temannya baru saja keluar dari kelas menuju parkiran, karena bel pulang telah berbunyi.

"Lo balik sama siapa?"tanya Zia dilihat dari kondisinya yang tidak memungkinkan untuk berangkat menggunakan kendaraan sendiri.

ALREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang