63 - Insiden two

582 47 17
                                    

Happy reading !

Selamat membaca.



Menit demi menit pun telah berlalu. malam
sudah semakin larut. tetapi waktu tidak
menghentikan Reza yang terus mencari
Oliv tentu nya dengan ke empat teman nya.
tapi kali ini Reza juga meminta bantuan
kepada semua anggota nya.

Tentang permasalahan nya dengan Radit,
Reza akan mengurus nya nanti yang
terpenting sekarang adalah menemukan
Oliv. walaupun hasil nya tetap nihil, Reza
tidak akan menyerah begitu saja.

Reza tidak peduli dengan waktu yang terus berjalan, tujuan nya hanya untuk menemukan Oliv.rasa lelah nya tidak sebesar rasa khawatir nya.

Lagipula Reza tidak bisa duduk tenang
sampai dia melihat gadis nya baik-baik
saja dan berada dalam pengawasan nya.

Entah sudah berapa kali Reza membuang nafas nya kasar ketika mendapat kan infomasi yang sama dari para anggotanya.

"Kita lapor polisi aja."ucap Gilang menyerukan opininya.

"Ini belum dua puluh empat jam."
balas Alex. benar juga.

"Lo udah ngabarin bokap lo?"tanya Morgan dan Vano menggeleng kan kepalanya lemah.

"Gue gak mau buat mereka khawatir."

Vano bahkan tidak tahu harus memberi tahu orang tuanya dari mana. ponsel nya pun terus berdering. Aditama terus menghubunginya namun Vano mengabaikan nya.

"Tapi ini udah lama, kita juga gak dapet infomasi apapun, kita gak bisa buang- buang waktu lagi, kita butuh bantuan koneksi orang
tua lo, lagipula orang tua lo juga berhak tau."
ucap Gilang yang merasa itu adalah cara yang benar agar mereka cepat menemukan Oliv.

Lagipula dia tau koneksi yang di miliki
keluarga Aditama.

Mereka juga tidak tau kondisi Oliv sekarang bagaimana. mereka harus bergerak cepat
sebelum sesuatu yang buruk terjadi.

"Lo gak kasih kabar pun mereka pasti khawatir sekarang."sahut Morgan yang menyetujui ucapan Gilang.

Cukup lama terdiam akhirnya Vano mengangguk menyetujuinya. Vano
akan mengabari orang tuanya secara
langsung dia juga akan menghadapi
kemarahan Aditama.

Dia akan menerima konsekuensi nya
karena semua ini adalah salah nya.

Vano tidak berangkat sendiri ke empat teman nya pun memaksa untuk ikut menemaninya. mereka tidak akan membiarkan Vano menerima itu
sendirian.

Tak lama kemudian mereka sudah sampai di kediaman Vano. terlihat Vano menarik nafas nya dan mengepalkan tangannya sebelum melangkah masuk.

Bohong jika Vano tidak takut dengan  kemarahan Aditama. sebab dulu sewaktu Vano masih SMP dia pernah membuat kesalahan di luar kendalinya. saat itu pun Vano masih labil dan tidak tau apa-apa.

Vano mendapatkan kemarahan besar
dari sosok Aditama karena dulu dia
bergaul dengan orang-orang pecandu
narkotika. semua itu terjadi sebab
tempat yang biasa mereka tempati
di gerebek oleh polisi.

Vano pun ikut terseret walaupun pada
akhirnya Vano bebas karena terbukti
dia bukan lah pecandu dan tidak ikut
mengonsumsi obat terlarang itu.

Tapi tetap saja dia mendapat hukuman dari Aditama. Vano di larang ke luar dan berakhir home schooling.

Seseorang yang mempunyai kepribadian
humoris itu memang asik dan tenang
tetapi saat kemarahan menguasainya
seseorang itu akan terlihat sangat
mengerikan.

ALREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang