31 - MENYERAH?

6K 377 36
                                    

Keesokan harinya!

Reza keluar dari dalam mobil di ikuti sosok gadis yang baru-baru ini terlihat dekat dengan laki-laki itu.

Kedekatan antara Reza dan gadis baru itu menjadi perbincangan para siswa. sebagian dari mereka menerka-nerka bahwa gadis tersebut adalah pacar dari ketua Radeos itu. tak sedikit juga dari mereka yang mendengar ungkapan Reza waktu itu, bahwa gadis itu adalah kekasihnya.

Ada pula yang merasa kasihan dengan sosok gadis yang sudah lumayan lama mengejar laki- laki itu. gadis itu yang tak lain adalah, Oliv tentunya!

Sementara gadis yang kini tengah berjalan berdampingan di sebelah Reza merasa risih. karena di setiap langkahnya banyak para siswa yang ber bisik-bisik membicarakannya, malah ada yang terang-terangan menatapnya sinis.

"Berisik banget, risih gue."

Reza yang mendengar itu langsung menatap mereka dengan tajam dan mereka langsung mengalihkan pandang ke arah lain. Lelaki itu segera menarik tangan gadis itu untuk mempercepat langkahnya.

Tapi di pertengahan koridor langkahnya tiba-tiba terhenti ketika seseorang menghalangi jalannya.

"Minggir!"

"Gak, lo harus ikut sama gue."Reza menaikan sebelah alisnya.

"Ada hal yang perlu gue omongin sama lo."

"Ck! apa lagi yang mau lo omongin sama gue?"Reza berdecak menatap gadis itu datar.

"Gue masih butuh penjelasan dari lo!"

Tanpa sadar mereka kini sudah menjadi pusat perhatian. tapi entah kemana ke empat pentolan sekolah yang lainnya.

"Semuanya udah jelas!"Kemudian Reza melangkah pergi dengan tangan yang setia menarik tangan Minju. menghiraukan tatapan dari para siswa padanya.

Oliv yang melihat itu segara mencegat nya dengan merentangkan kedua tangannya menghalangi jalan mereka.

"Dengerin gue dulu!"Reza menghela napas kasar.

"Apa?"

Oliv terdiam sebentar."Dia beneran pacar lo za?" tanya Oliv memastikan ia ingin mendengarnya langsung. mencoba menguatkan hatinya kalo seandainya hal itu ternyata benar.

Reza terdiam cukup lama lalu menjawab dengan tegas."Ya dia pacar gue, dan lo jangan pernah deketin gue lagi, gue gak mau ada ke salah pahaman antara gue sama cewek gue ngerti lo!"

Oliv mengepalkan tangannya."Terus sikap lo selama ini sama gue apa? ucapan lo waktu itu apa? seolah olah lo ngasih harapan sama gue, itu artinya apa gue tanya?"

Reza tertawa remeh."Kapan? dari awal gue gak pernah ngasih harapan apapun! lo aja yang terlalu berharap sama gue dan maksa buat gue suka sama lo!"

"Lo harusnya mikir dan sadar diri! gak mungkin gue suka sama cewek sasimo kaya lo!"setelah itu Reza menarik tangan Minju meninggalkan Oliv yang terdiam mematung di tempatnya.

***📍***

Di malam hari di kediaman Wilson.
keluarga itu tengah melaksanakan malam malam. tapi malam ini tidak seperti biasanya terasa ada yang berbeda. itulah yang di rasakan oleh kedua orang tua itu yang melihat keanehan kedua anaknya.

Seperti biasanya setelah selesai makan malam mereka akan berkumpul di ruang tamu.

"Kalian berdua kenapa, tumben pada diem?" tanya Elena. tapi mereka menggelengkan kepalanya dengan kompak.

"Kalo ada masalah bicarain baik-baik oke."lagi-lagi mereka hanya mengangguk.

"Mamih denger kamu lagi naksir sama orang yang gak naksir balik sama kamu, passion kamu keren juga."

Mood Oliv bertambah buruk saja mendengar itu.dengan kesal Oliv beranjak pergi menuju kamarnya, tidak peduli dengan tatapan heran dari kedua orang tuanya.

Vano yang melihat membuang napas kasar dan ikut menyusul adiknya.tapi sebelum itu ia memberi tahu pada kedua orang tuanya bahwa semua baik-baik saja.

Sampai di depan pintu kamar Oliv. Vano melangkah masuk ke dalam dan melihat adiknya yang tengah duduk di kursi yang ada di balkon kamarnya.

"Jauhin dia!"Oliv hanya diam ia tau kemana pembicaraan lelaki itu.

"Emang semua itu bener yah? gimana sama gue? apa yang harus gue lakuin, perjuangin dia juga udah gak mungkin, perasaan gue gimana? buang gitu aja? perjuangan gue selama ini emang percuma, gak guna."Oliv membuang napas kasar.

"Gue masih inget waktu itu dia pernah bilang kalo gue harus nunggu dia buat yakinin perasaannya sama gue, malam itu dia bilang suka sama gue bang, tapi sekarang apa? kenapa jadi kayak gini?"Vano yang mendengar itu membawa adiknya ke dalam dekapannya.
membiarkannya untuk mencurahkan isi hatinya.

"Dia malah pacaran sama cewek lain, gue gak masalah kalo emang dia suka sama tu cewek, tapi kenapa dia ngasih harapan sama gue? buat apa kalo ujung-ujungnya kayak gini."

"Dan tadi dia juga bilang gue cewek sasimo? ya gue akuin kalo gue emang sering genit sama cowok, tapi itu cuman sekedar iseng aja gak lebih, mau cemburu tapi gue bukan siapa siapa nya, gue harus cemburu apa sadar diri sih?"Vano sedikit marah ketika mendengar awal perkataan Reza pada adiknya. Ia tidak terima.

"Jahat banget tau gak! di kira gue gak punya hati apa, mentang mentang gue naksir sama dia dan dia seenaknya bilang gitu sama gue."sebagai pelampiasan Oliv meremas punggung lebar lelaki itu.

Tangan Vano terangkat mengelus surai gadis itu pelan."Jangan terlalu di pikirin omongan dia, kalo udah capek udah jangan maksain sesuatu yang udah jelas gak bisa lo milikin, gak semua keinginan lo di dunia ini bisa lo dapetin!"

"Gue minta sekarang jangan ngejar-ngejar dia lagi, jauhin dia."

Oliv hanya diam tanpa membalas apapun ia menikmati usapan tangan laki-laki itu di kepalanya.tapi ucapan laki laki itu memang benar adanya.mungkin ia yang terlalu berharap, tetapi seharusnya ia tidak terlalu berharap pada laki-laki itu.

Karena dari awal hanya dia yang berharap!



******


Jeng... jeng... jeng...
Double update yeayyyy

Gimana sama ceritanya bosenin yah?

Tapi jangan lupa kasih Votmen biar Author nya makin semangat buat Update selanjutnya oceh sahabat👌🏻

PEYUK JAUH DULU

\(^o^)/

SEKIAN DARI ACHU
PAPAY👋🏻







































ALREZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang