Chapter 2--Side of Laura

1.4K 58 12
                                    

Playlist : Lily-Alan Walker ft K-391 & Emelie Hollow

🌠

Flashback
Jakarta 07.00 AM

Dengan raut wajah lelah dan gerakan yang tak semangat seorang anak perempuan tengah bersiap berangkat kesekolah. Sekilas netranya melirik jam di nakas. Lima belas menit lagi gerbang sekolahnya sudah ditutup. Baru seminggu berlansungnya tahun ajaran baru dengan status barunya sebagai siswi SMA tapi dirinya malah datang terlambat.

Karena pulang larut malam dan fisik yang lelah membuat anak itu jadi kesiangan.

'Laura......!' Teriak seorang wanita dari lantai bawah memanggil nama anak perempuannya.

Anak perempuan yang dipanggil namanya seakan menulikan diri. Masih berada di dalam kamar duduk di depan meja rias. Memasang softlens berwarna hitam pada kedua bola matanya lalu menatap datar pantulan dirinya di cermin.

Bola mata hitam, mata panda dan wajah lelahnya terlihat jelas didepan cermin. 'Perfect' gumam anak perempuan itu.

Anak itu berjalan santai keluar kamar lalu menuruni tangga rumah minimalis milik Lily-maminya. Tak jauh dari tempatnya di ruang makan terlihat Lily sudah duduk memulai sarapan.

"Ayo sarapan sayang," ajak Lily pada putrinya.

"Sudah terlambat. Aku pergi," sahut Laura dengan wajah datarnya melihat Lily sekilas lalu berjalan keluar rumah.

"Biarkan Pak Romi mengantarmu sayang!" Teriak Lily menyebutkan nama supirnya yang masih didengar jelas oleh Laura.

"Mari nona saya antar," Romi membuka pintu mobil.

Laura menghela napas. Tidak ada pilihan. Dengan terpaksa kali ini dirinya harus rela diantar Pak Romi. Karena jika memaksa naik angkutan umum maka ia pasti akan semakin lama sampai di sekolah.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Kau yang baru datang! Cepat jalan. Sudah terlambat dan kau masih saja bermalas-malasan!" Hardik seorang guru piket di tengah lapangan sekolah mengumpulkan siswa yang terlambat.

Di lapangan sudah terlihat empat siswa tengah berdiri di bawah terik matahari. Laura mengenal wajah satu-satunya anak perempuan di sana. Siswi yang populer diangkatannya. Salah satu teman sekelasnya.

Sedikit berlari Laura sudah berdiri ikut berjejer dengan para siswa yang terlambat. Berdiri disamping teman sekelasnya tadi. Sekilas anak perempuan itu melempar senyum, membuat Laura kikuk lalu tersenyum canggung.

Terdengar lantang suara guru piket memberikan petuah kepada kelima siswa yang sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Kalian dengar?" Teriak guru piket. Membuat kelima siswa itu terlonjak kaget.

MY OH MYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang