Chapter 23--The Day

587 25 0
                                    

Hai...
Seperti biasa jumat berkah, Laura update..
Semoga suka yah
Happy reading^^

•••

Playlist : Trouble is a friend--Lenka

🌠

Hotel Room Lily, 09.10pm

Kamar hotel Lily terasa begitu sepi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamar hotel Lily terasa begitu sepi. Padahal ia tak sendirian---mengikuti kata Alaric---Laura benar-benar menghabiskan waktu lebih lama bersama Lily. Saat ini ia sedang tiduran santai di sofa bed sambil membaca sebuah buku sedangkan Lily sudah berbaring di ranjang beristirahat.

Tidak ada yang mereka bicarakan lagi sejak kepergian Alaric tadi siang. Bahkan sampai keduanya makan malam bersama--Lily sama sekali tak mengatakan apa-apa. Laura bisa merasakannya---tiba-tiba suasana hati Lily berubah usai bertemu Alaric. Sungguh! Laura sangat ingin memperbaiki hubungan bersama Lily, mungkin dengan pembahasan kecil mengenai Alaric. Laura ingin bisa terbuka menceritakan hal-hal yang ia rasakan, juga berbagai pengalaman, atau bahkan keluh kesahnya pada Lily yang kala dulu tidak pernah sekalipun ingin mendengarkannya.

Perubahan suasana hati Lily seolah kembali mengingatkan Laura pada sosoknya yang dulu. Saat dimana Lily yang tidak peduli pada Laura kecil. Ketika Laura masih berusia lima tahun, ketika Lily benar-benar depresi, mengabaikan kehadirannya sepenuhnya---terkadang tanpa sengaja dan sadar melontarkan kata-kata buruk pada Laura. Hingga lambat laun membuat seorang anak yang tidak tahu apa-apa kemudian akhirnya mengetahui alasan dibalik sikap buruk semua orang padanya.

Membuat Laura perlahan membangun bentengnya sendiri. Gadis kecil ceria itu berubah murung dan pendiam. Tak lain adalah cara untuk melindungi dirinya sendiri dari siapapun yang membuatnya terluka termasuk Lily.

Laura menggeleng-gelengkan kepalanya, berusaha menyingkirkan kenangan masa lalu yang masih menghantuinya. Lily sudah berubah---wanita yang sempat membenci kehadirannya itu benar-benar berubah, berusaha sebaik mungkin menjadi sosok ibu yang baik untuk Laura. Berusaha sebaik mungkin mengganti kenangan buruk dengan perlakuan manis untuk Laura.

Mungkin kini saatnya Laura harus membuka lembaran baru bersama Lily. Di tempat baru membuat kenangan baru---memaafkan Lily, memaafkan daddy-nya, mencoba berdamai dengan masa lalu dan hidup bahagia bersama Alaric.

Benar. Jalan pintas memaafkan adalah berdamai dengan kenangan buruk itu. Sesungguhnya Laura tidak membutuhkan kata maaf Daddy-nya, ia juga tidak lagi membutuhkan kehadirannya. Cukup berhenti membencinya maka Laura adalah pemenangnya. Segalanya telah terjadi dan hal buruk kini sudah menjadi kenangan. Ia hanya ingin bisa hidup damai tanpa membenci siapapun.

"Mam?" Panggil Laura.

Lily bergeming. Posisinya masih sama---tidur menyamping di ranjang membelakangi Laura sama sekali tidak merespon panggilan putrinya.

MY OH MYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang