Chapter24--Minefields

564 37 1
                                    

Yeah.. double up
Semoga suka yah
Jangan lupa tinggalin jejak kalian
Happy reading^^

•••
Playlist : Minefields--Faouzia ft John Legend

🌠

Setelah kepergian Lily meninggalkan kampus, Laura benar-benar kehilangan jejaknya. Lily tak kembali ke hotel seperti perkiraannya. Ponselnya bahkan mati membuat Laura kesulitan menghubunginya. Laura pun memutuskan kembali ke asrama sambil harap-harap cemas menunggu kabar dari Lily melalui ponselnya.

Lalu tepatnya sore ini, setelah mendapatkan pesan dari Lily----Laura kembali mendatangi hotel. Ia sudah berada dalam elevator yang akan membawanya menuju lantai kamar Lily. Matanya menatap pantulan dirinya pada dinding kaca elevator---pikirannya sedang membayangkan respon apa yang akan ia berikan pada Lily mengingat ia sudah melewatkan acara kelulusannya.

Denting elevator berbunyi bersamaan dengan pintunya yang terbuka. Laura berjalan pelan, lalu berhenti tepat di depan pintu kamar Lily. Jemarinya yang terkepal mengetuk pintu---hingga ketukan kedua terdengar Lily sudah membuka pintu.

"Are you okay mam?" Tanya Laura langsung saat masuk ke kamar, berjalan mengikuti Lily.

"Aku baik-baik saja," jawab Lily pelan tanpa menatap Laura, lebih tepatnya berusaha menghindari tatapan Laura yang menyelidik ke arahnya.

Menghela napas lelah Laura berjalan kemudian menduduki sofa bed, tatapannya tak beranjak dari Lily yang masih berusaha menghindar menatapnya dengan menyibukkan diri pada ponselnya sendiri.

"Mam, bisa jelaskan sesuatu mengenai kejadian tadi siang?" Tanya Laura terdengar serius.

"Maafkan mami. Tiba-tiba saja mami merasa tidak enak badan. Jadi mami memilih pulang lebih dulu,"

"Apa mami sakit? Itu sebabnya wajah mami pucat? Kita bisa ke rumah sakit sekarang,"

"Tidak perlu. Mami sudah jauh lebih baik," jawab Lily sembari mengelus wajahnya pelan.

Masih dengan tatapannya yang serius Laura kembali melontarkan pertanyaan, "Kalau begitu bisa jelaskan siapa pria yang mengejar mami? Apa dia alasan dibalik mata sembab mami?"

Wajah Lily terangkat menatap terkejut Laura dengan pertanyaan yang dilontarkannya, "Kau bertemu dengannya?"

"Apa itu lebih penting dari acara kelulusanku?" Laura kembali menyerang Lily dengan pertanyaan tanpa berniat menjawabnya lebih dulu.

"Jawab mami! Apa kau bertemu dengannya?!" Sentak Lily cukup nyaring menyela Laura membuatnya sedikit terkejut dengan kilat marah terlihat pada manik Lily.

"Tidak. Siapa dia? Apa dia sepenting itu sampai mami membentakku?" Tanya Laura datar.

Lily mencoba mengontrol dirinya, ia tidak ingin terlihat marah apa lagi menyedihkan dihadapan Laura, "Dia sama sekali tidak penting. Satu hal lagi, mami ingin bertanya serius padamu. Apa Alaric benar kekasihmu?"

Laura mengernyit mendengar nama Alaric.

"Ya," jawabnya tegas.

"Mami minta kau berhenti menemuinya. Jauhi dia," pinta Lily tegas menatap lurus manik Laura.

Hati Laura memanas, tiba-tiba saja napasnya tercekat mendengar penuturan Lily. Laura sungguh dibuat terkejut dan marah disaat yang bersamaan. Memangnya apa salah Alaric sampai Lily tidak menyukainya. Dan yang lebih penting lagi kenapa tiba-tiba Alaric harus terseret pada obrolan ini. Bukannya mereka hanya akan membicarakan masalah tadi siang?

MY OH MYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang