Warning--MATURE ⚠️
Alaric Deon Evans--Billionaire muda berwajah tampan. Anak dari pengusaha Real Estate terkaya sekaligus Pemilik Evans Airlines maskapai terbesar di Amerika. Pria sempurna yang memiliki segalanya tapi tidak dengan cinta. Lebih tepat...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mansion Keluarga Evans
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
💸
Sosok pria tampan berjalan santai sambil bersiul dan memutar-mutar kunci mobil menggunakan telunjuk jarinya. Pria itu memasuki mansion milik keluarga Evans dengan desain klasik dominasi warna putih gading seperti istana kerajaan terdahulu. Terdiri banyak kamar dan ruangan, lapangan tenis, swimming pool serta helipad.
Dihunian selengkap ini sayangnya tak membuat Alaric betah menghabiskan lebih banyak waktunya di mansion. Terbukti dengan dirinya yang baru saja pulang pagi ini.
"Kau tidak bosan bermain-main terus seperti itu?" Suara bariton Christian dari arah dinning room menghentikan langkah Alaric.
"Daddy tidak bosan selalu menanyakan hal itu?"
Alaric mengurungkan niatnya menuju kamar kemudian berjalan menuju dinning room mengambil tempat disebelah Christian dengan santai ikut menyantap sarapan.
"Berhentilah bermain-main Al, kau sudah cukup dewasa, setahun lagi kuliahmu selesai dan kau harus fokus di Perusahaan," Christian mencoba menasehati putranya.
Alaric Deon Evans, putra pertama Christian Robert Evans-Pengusaha Real Estate terkaya. Serta memiliki Evans Airlines maskapai penerbangan terbesar di Amerika yang rencananya akan diwariskan pada sang putra sulung setelah menyelesaikan pendidikannya.
Alaric adalah anak yang sangat cerdas. Kedua orang tuanya tentu saja tahu. Setahun lagi Alaric sudah akan memperoleh gelar magister-nya di Harvard University, Cambridge. Diusia dua puluh tiga tahun nanti.
