Chapter 31--Daddy

598 37 1
                                    

Hai..
Laura update buat nepatin janji nih!
Makasih yah yang masih setia nungguin cerita aku, terutama yg udah vote dan koment makasih banget. Itu buat aku makin semangat banget sumpah!
Semoga kalian suka yah
Happy Reading^

•••

Playlist : Lupe Fiasco ft Guy Sebastian---Battle Scars

🌠

Langkah berat Adam mengantar kepergiannya meninggalkan kediaman Evans. Kedatangannya dengan gagah berani malam ini untuk buat perhitungan pada Alaric yang telah menyakiti Velyn justru berakhir pilu menjadi bumerang untuknya. Adam merasa sangat malu pada dirinya sendiri dengan apa yang telah terjadi malam ini. Bagaimana mungkin ia telah menghina putrinya sendiri. Ini bagaikan hukuman Tuhan untuknya atas kesalahannya terdahulu. Adam bahkan tidak tahu seperti apa upayanya besok untuk bertemu Laura.

Setelah semua yang terjadi, sekali lagi dengan tak tahu malu, hati kecil Adam berharap putrinya tidak akan membencinya.

"Uncle,"

Suara Alaric terdengar memanggil Adam lalu melangkah menuruni tangga mansion menghampiri Adam yang terhenti saat hendak memasuki mobilnya. Alaric kemudian memberikan sebuah amplop hitam dengan logo klan Efexis disana.

"Karena Uncle yang memulai ini, maka aku akan menyerahkan sepenuhnya pada Uncle untuk menyelesaikannya. Disana sudah ada jawaban untuk semua pertanyaan Uncle. Uncle bisa datang lagi besok untuk menemui Laura,"

Setelah memberikan sebuah amplop dan mengatakan yang perlu ia katakan, Alaric langsung berbalik hendak pergi, namun langkahnya terhenti dan kembali menoleh pada Adam, "Aku tidak melakukan semua ini demi Uncle, aku hanya ingin Laura merasa lebih baik sebelum pernikahan kami," ucapnya lalu benar-benar pergi meninggalkan Adam yang terpaku pada amplop yang sudah berada ditangannya.

•••

Mobil Adam melaju dengan kecepatan tinggi. Pria paruh baya itu menginjak kuat pedal gasnya melampiaskan frustasinya disana. Rasanya Adam ingin mobil ini langsung membawanya menuju neraka membakar dirinya dan juga rasa bersalah yang semakin membelenggunya. 

Semenjak perpisahannya bersama Lily, Adam benar-benar hidup mengabdikan dirinya hanya untuk pekerjaan dan juga keluarga kecilnya. Menjadi suami serta sosok ayah yang baik untuk membayar kesalahannya pada Valery dan Velyn. Berharap kehidupan bahagia untuk keluarga kecilnya dapat menghapuskan dosa terindahnya bersama Lily. Diam-diam---ia juga selalu berharap Lily melakukan hal yang sama seperti dirinya. Menjalani kehidupan yang baik bersama orang lain yang mampu membahagiakannya dan cukup menyimpan kenangan singkat mereka dalam ingatannya. 

Namun siapa sangka---hari ini segalanya berubah. Tanpa aba-aba Tuhan seolah membalik dunianya begitu saja. Meledakkan sebuah bom ditengah kehidupan damai Adam. Tak hanya fakta ia memiliki seorang putri dari Lily, kenyataan bahwa ia mencaci putrinya sendiri membuatnya menggila----kesulitan menghalau rasa sesak didadanya. Jika dia saja yang mengatakan hal keji itu pada putrinya merasa sesakit ini, Adam tidak bisa membayangkan seperti apa perasaan putrinya yang mendengar langsung hal itu dari daddy-nya. 

Daddy? bajingan sialan! Dirinya memang seorang bajingan. Lily pantas membencinya! Putrinya pantas membencinya! Air mata Adam mengalir deras, tangannya berkali-kali menghantam kemudinya dengan sangat keras, hukuman Tuhan benar-benar berhasil melemparnya jauh ke dalam jurang rasa bersalah dan penyesalan. Ia sendiri bahkan tak mampu memaafkan dirinya, lantas bagaimana putrinya bisa memaafkannya?

MY OH MYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang