34 <3

11.8K 442 18
                                    

James,Kenzo,Arka dan Gery tengah menunggu di luar ruangan yang bertuliskan ruang introgasi tersebut,sudah lebih dari 3 jam Audrey di tanyai perihal kejadian beberapa jam yang lalu.

beberapa menit kemudian,terdengar suara pintu yang terbuka dari ruangan tersebut, orang yang mereka tunggu tunggu kini keluar juga.

"gimana Rey?"tanpa basa basi,Gery langsung menghampiri Audrey yang baru saja keluar dari ruangan tersebut.

"semuanya aman kok,lagi pula juga ada cctv" jawaban Audrey yang membuat ke empat lelaki tersebut bisa menghembuskan nafas dengan tenang.

"kalo gitu,gue sama Rere balik dulu" tak mau jika kekasih nya sakit,Kenzo segera membawa Audrey menuju mobil,ia tak ingin terjadi sesuatu yang membuat Audrey jadi sakit.

lihat lah, sekarang sudah jam setengah 3 pagi, kekasihnya pun butuh istirahat setelah mengalami kejadian yang hampir merenggut nyawanya.

melihat Kenzo dan Audrey yang pergi begitu saja membuat, Arka, James ,dan Gery geleng geleng keheranan, terlihat sekali bahwa Kenzo yang posesif terhadap tunangan nya.

"dasar, padahal dia nggak mikir, gue balik naik apaan, bahlul"Arka mendengus kesal, bagaimana bisa Kenzo meninggalkan nya, padahal dari tadi yang bersamanya adalah Arka bukan Audrey.

"nebeng gue aja, sekalian gue sama James nginep" ucap Gery lalu merangkul Arka dan James menuju parkiran di kantor kepolisian tersebut.

sementara itu, Audrey masih kepikiran dengan kejadian tadi, bagaimana bisa Stella bisa mati, padahal yang Audrey lakukan hanyalah merunduk untuk menghindari peluru dari pistol Stella.

terlebih lagi, pada saat di ruang introgasi Audrey menonton rekaman cctv yang di berikan dari pihak hotel, saat terjadi penembakan tersebut, kabur asap di bagian bawah kamera cctv muncul secara tiba tiba.

tetapi terlihat jelas bahwa Audrey sedang merunduk untuk menghindari tembakan dari Stella, maka dari itu, Audrey hanya di tetapkan sebagai saksi mata.

'nggak beres nih' kata Audrey di dalam hatinya, ia akan mencari tau, dalang di balik kematian Stella yang sebenarnya.

"udah, jangan kamu pikirin, kamu juga butuh istirahat Re" teguran lembut dari Kenzo membuat hati Audrey menghangat, Audrey hanya mengangguk lalu mulai memejamkan matanya sambil bersandar di kursi mobil.

di sisi lain, Uci sedang menjaga Emma di bangsal rumah sakit, melihat Emma yang terbaring di ranjang membuat Uci kasihan terhadap sahabatnya ini.

dia begitu syok, mengira bahwa Stella menembaki Audrey, sampai Emma pingsan karna begitu kagetnya.

"kunyuk,kunyuk, lo emang ga bisa bikin gue hidup tenang sehari aja yeh" Uci terkekeh, ia tak terbiasa melihat Emma yang selalu kegirangan dan tak berhenti bicara ini sekarang diam dan tak bergeming.

krttt...krttt

getaran sebuah handphone dari dalam tas Uci membuatnya segera merogoh tas tersebut, lalu mengambil ponselnya dan mulai menempelkan benda tersebut ke telinganya.

"halo" nada bicara Uci yang seperti biasa, datar.

"lo udah makan?gue beliin makanan yah?" Uci memutar bola matanya, malas dengan pertanyaan tersebut yang sudah 10 kali ia dengar hari ini.

"gue bilang, gue bisa ngurusin hidup gue sendiri!"Uci menutup sambungan telpon tersebut,kesal dengan manusia bernama Abra tersebut.

"lo jangan jutek jutek gitu ah, gue kasian ama calon pacar lo itu" suara Emma yang terbangun dari pingsan nya, membuat Uci segera berbalik badan.

Emma tersenyum tetapi segera memijit kepalanya yang sedikit pusing, mungkin efek dari pingsan tadi.

"eh,AUDREY!AUDREY DIMANA CI?!"tiba tiba ia teringat alasan ia memasuki ruangan putih dan berbau obat ini.

"tenang Emma,Rey nggapapa kok, dia udah balik duluan, kecapean"Uci menenangkan Emma dengan mengelus elus pundak gadis tersebut.

"bener?hiks....g-gue takut Rey kenapa napa hiks...hiks...." Emma mulai menangis, khawatir dengan sahabatnya tersebut.

"hustt...nggak kok, dia nggak papa, lo istirahat aja, gue jagain, besok pagi baru kita balik" Uci membaringkan Emma, tak ingin jika emma terlalu banyak pikiran.


IT'S NEW AUDREYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang